Kepala BPOM: Yogyakarta Jadi Pasar Potensial Produk Kosmetik Berbahaya

Konten Media Partner
23 Juli 2018 9:53 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala BPOM: Yogyakarta Jadi Pasar Potensial Produk Kosmetik Berbahaya
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menjadi salah satu wilayah potensial peredaran kosmetik mengandung bahan berbahaya. Banyaknya pendatang terutama mahasiswi yang berdomisili di wilayah ini menjadi pasar yang potensial untuk penjualan produk-produk kosmetik tanpa lisensi dan juga berlisensi aspal (asli tapi palsu).
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, pemahaman teknologi yang lebih baik dibanding dari wilayah lain juga mengakibatkan DIY menjadi sasaran pemasaran produk-produk kosmetik ilegal selama ini. Maraknya bisnis online yang belum bisa dikendalikan oleh pemerintah memungkinkan produk-produk kosmetik berbahaya bisa masuk dengan mudah ke wilayah ini.
Kepala BPOM DIY, Sandra MP Linthin, mengaku kesulitan mengontrol penjualan kosmetik secara online yang dilakukan oleh masyarakat DIY. Pihaknya bahkan sudah bekerjasama dengan kantor Bea dan Cukai untuk menangkal produk-produk kosmetik tak berizin yang banyak masuk dari luar negeri.
"Sebenarnya era perdagangan bebas ASEAN saat ini memudahkan barang untuk masuk ke tanah air, termasuk kosmetik. Tetapi untuk produk yang belum mendapat izin edar di Indonesia tetap kita tangkal melalui kerjasama dengan kantor Bea dan Cukai,"tuturnya, Senin (23/7) di kantornya.
ADVERTISEMENT
Sandra menyebutkan, masih banyak kosmetik impor ilegal yang banyak masuk ke DIY. Namun ada sebagian produk impor juga telah dipalsukan di tanah air oleh orang-orang yang tidak memiliki kompetensi tertentu dalam pembuatan kosmetik. Produk-produk kosmetik impor asli tetapi palsu tersebut justru mendominasi temuan BPOM selama ini.
Seperti dalam operasi kosmetik berbahaya terakhir periode 9-23 Juli 2018 ini, 50 % lebih dari temuan BPOM justru merupakan kosmetik asal luar negeri. Produk luar negeri masih laku di pasaran DIY karena di masyarakat masih berkembang anggapan jika kosmetik asal luar negeri lebih berkhasiat.
Sandra juga menyebutkan jika banyak kosmetik yang dibuat oleh orang-orang tidak memiliki kompetensi beredar di masyarakat, terutama kosmetik racikan. Tak hanya yang tidak bermerek, kosmetik terkenal pun masih banyak dipalsukan oleh pihak tertentu meskipun BPOM mengklaim telah maksimal melakukan pengawasan.
ADVERTISEMENT
"Ada yang sudah masuk kategori publik warning tetapi masih beredar. Saya kira yang masih beredar tersebut produk rumahan,"tambahnya.
Kepala Bidang Sertifikasi dan Layanan Informasi Konsumen BPOM DIY, Ani Fatimah Istifarjanti mengungkapkan jika memang masih ada temuan yang berjenis sama dengan temuan tahun lalu. Parahnya, temuan tersebut juga berasal dari sarana edar (saluran distribusi) atau toko yang sama dengan temuan tahun sebelumnya.
"Kami layangkan surat peringatan kepada mereka yang masih menjual kosmetik berbahaya tersebut,"terangnya. (erl)