Zalacca Bubble, Inovasi Minuman Boba Oleh Mahasiswa UPNVY

Konten Media Partner
2 September 2020 14:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Inovasi minuman boba, wedhang susu Zalacca Bubble. Foto: Istimewa.
zoom-in-whitePerbesar
Inovasi minuman boba, wedhang susu Zalacca Bubble. Foto: Istimewa.
ADVERTISEMENT
Minuman boba menjadi salah satu kuliner kekinian menarik dan banyak digandrungi anak muda. Namun bagaimana jadinya jika minuman boba justru dibuat dari kulit salak? Di tangan mahasiswa asal Jogja, terciptalah minuman bernama Zalacca Bubble yang terbuat dari kulit salak.
ADVERTISEMENT
Wedhang Susu Zalacca Bubble dibuat dari ekstrak kulit salak pondoh yakni salah satu varietas khas daerah Sleman. Rencananya produk tersebut akan diikutkan dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Adalah 4 mahasiswa yang mengembangkan inovasi minuman boba tersebut diantaranya Ardiansyah Sanjaya, Qurrotul Uyun, Annis Muthia Arifani dan Nur Prangawayu. Mereka menggabungkan keilmuan Teknik Industri, Agroteknologi, dan Agribisnis dengan dibimbing oleh seorang dosen Program Studi Agribisnis, Heni Handri Utami.
“Saya sebelumnya tidak menyukai wedhang karena rasa jahe nan pedas dan aroma nan kuat yang begitu kental. Tetapi dengan minuman ini, siapapun anak muda saya yakini berubah menjadi menyukai wedhang”, ucap Nur Prangawayu, salah satu mahasiswa sekaligus anggota Tim Zalacca PKM-K Universitas Pembangunan Negeri Veteran Yogyakarta (UPNVY).
ADVERTISEMENT
Ia juga menambahkan jika Wedhang Susu Zalacca Bubble hadir selain untuk memanfaatkan limbah kulit salak, tetapi juga untuk meningkatkan konsumsi dari wedhang dan salak di kalangan milenial. Kulit salak diekstrak dan diolah menjadi bubble kekinian ditambah rasa dan jahe.
Ada beberapa varian rasa dan komposisi Zalacca Bubble diantaranya rasa taro, strawberry, dan brown sugar dengan pilihan komposisi susu orisinal atau susu skim rendah lemak.
Kehadiran produk minuman berbahan dasar kulit salak itu menurut mereka bukan untuk menjadi saingan UMKM. Melainkan justru untuk berkolaborasi dan berkembang bersama.
Nantinya diharapkan akan menjadikan UMKM pengolah salak sebagai mitra usaha, baik dalam hal bahan baku hingga limbah untuk dimanfaatkan. Tentu saja tujuannya untuk mengembangkan kesejahteraan masyarakat terutama pelaku UMKM.
ADVERTISEMENT
Hal itu senada dengan yang diyakini Ardiansyah Sanjaya. Menurutnya, meski pandemi COVID-19 masih belum pasti kapan berakhir, ia dan tim yakin bahwa Program Kreativitas Mahasiswa ini selain membawa keuntungan secara ekonomi, bisa juga membawa kebermanfaatan sosial masyarakat.