1 Unit Dump Truck Jadi Korban Aliran Lahar Dingin Semeru

Konten Media Partner
13 Desember 2020 16:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tangkapan layar dump truck. Foto: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Tangkapan layar dump truck. Foto: Istimewa
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
LUMAJANG - Intensitas curah hujan tinggi menyebabkan banjir lahar dingin di sekitar lereng Gunung Semeru. Akibatnya, satu dump truck milik salah seorang penambang pasir menjadi korban dan terseret hingga 50 meter lebih.
ADVERTISEMENT
Beruntung, sang sopir truk berhasil menyelamatkan diri dari lahar dingin yang membawa material vulkanik dan bebatuan. Peristiwa tersebut terjadi di Curah Kobokan, Desa Supiturang, via Gladak Perak di Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Lumajang.
Kabid Penanggulangan Bencana Dan Logistik BPBD Lumajang, Wawan Hadi, membenarkan hal tersebut. Menurutnya, sebelum kejadian selama masa tanggap darurat ini berlangsung, sejumlah titik sudah diberi papan peringatan dan rambu. Khususnya, bantaran aliran-aliran sungai yang teraliri oleh lahar dingin.
Tangkapan layar dump truck. Foto: Istimewa
Papan peringatan tersebut berisi larangan untuk sementara waktu penambang pasir tidak boleh menambang karena berbahaya. Mengingat, banyaknya sisa material dari guguran awan panas yang masih ada di sekitar Curah Kobokan setiap hari. Ditambah, daerah Pronojiwo Candipuro seringkali turun hujan dengan intensitas sangat tinggi.
ADVERTISEMENT
"Mungkin truk itu tidak membaca rambu-rambu atau bagaimana sehingga menambang ambil pasir, kemudian bersamaan dengan di atas hujan. Otomatis alirannya kesitu turun ke Gondeli tempat truk hanyut itu. Ya sudah, dia (sopir) terlambat meminggirkan truknya. Akhirnya truk tak bisa diselamatkan. Tapi alhamdulillah nihil korban, sopirnya selamat," ujarnya, pada Minggu (13/12/2020).
Kemudian, lanjut dia, truk baru bisa dievakuasi menggunakan alat berat setelah hujan reda dan kondisi memungkinkan. Proses evakuasi tersebut menggunakan alat berat yang ada di pinggir sungai.
Lebih jauh, belajar dari kejadian tersebut, Wawan mengimbau agar warga tetap waspada dan berhati-hati. Termasuk untuk tidak melakukan aktivitas penambangan pasir demi keselamatan bersama. Utamanya, sampai tanggap darurat berakhir pada Senin besok (14/12/2020).
ADVERTISEMENT
"BPBD mengimbau pada masyarakat khususnya pada penambang pasir agar tetap waspada dan hati-hati karena posisi status Gunung Semeru masih fluktuatif. Kadang landai kadang meningkat tetap waspada terutama di aliran sungai. Tepatnya di bantaran sungai Bedali, Kobokan, dan Besuk Sat," imbaunya.