Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.2
12 Ramadhan 1446 HRabu, 12 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten Media Partner
30 Tahun Hidup dalam Bilik di Kolong Jembatan Kahuripan, Malang
5 Desember 2019 17:40 WIB

ADVERTISEMENT
TUGUMALANG.ID – Dinas Sosial (Dinsos) Kota Malang akhirnya mengevakuasi tiga warga yang tinggal di kolong Jembatan Kahuripan, Klojen. Bukan sehari dua hari mereka hidup di kolong jembatan, namun mereka telah 30 tahun menetap di bawah jembatan cagar budaya ini. Kini, ketiganya sementara dibawa ke Camp Dinsos Kota Malang.
ADVERTISEMENT
Ketiga warga itu, yakni Sunarmi (65), Nurali (69), dan satu orang tak mau menyebutkan namanya ketika didatangi petugas di lokasi.
Kamis siang (5/12), ketiganya dibawa ke kantor Dinsos Kota Malang. Rencananya, ketiga orang itu akan difoto menggunakan biometrik.
"Mereka akan difoto menggunakan biometrik dengan Dispendukcapil. Nanti akan ketahuan dari mana. Jika sudah ketahuan dari mana asalnya maka akan dihubungi dinas sosial daerah asal tersebut," ungkap Kepala Dinsos Malang Penny Indriani, Kamis (5/12).
Kepada Penny, Sunarmi dan rekannya mengakui telah tinggal di kolong jembatan tersebut sudah sekitar tiga puluh tahun. Tak hanya itu, pekerjaannya merupakan peternak anjing untuk dijual di Pasar Burung Splendid.
Sementara, Nurali mengaku warga asli Kota Malang. Sebelumnya, ia tinggal di Sawojajar bersama keluarganya. Namun, karena ada permasalahan ia memutuskan pindah di Jalan Basuki Rahmad untuk menempati sebuah toko. Tak lama kemudian Nurali pindah ke kolong jembatan karena pemilik toko itu meninggal dunia. “Untuk kesehariannya Nurali bekerja sebagai pemulung,” imbuh Penny.
ADVERTISEMENT
Penny menjelaskan alasan mereka tinggal di kolong jembatan ini lantaran tidak mampu mengontrak rumah, lalu membuat bilik-bilik kecil di kolong jembatan. "Mereka kami beri waktu satu minggu untuk membereskan tempat tersebut," terang Penny.
Tak hanya itu, orang nomor satu di Dinsos ini menjelaskan bahwa sejak 5 tahun terakhir terjadi penurunan jumlah warga yang tinggal di bawah kolong jembatan. Bahkan, Penny menegaskan termasuk beberapa tempat lain. Seperti di daerah Gadang yang terbebas dari tuna wisma.
Reporter: Khusnul Hasana
Editor: Rino Hayyu Setyo