Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
ADVERTISEMENT
MALANG – Memilih Malang sebagai kota tujuan belajar, pembaca bisa mencari referensi kampus mana yang akan menjadi pilihan. Dari sekitar 50 kampus, ada kampus negeri, umum, kampus islam, kampus kristen dan lainnya. Di momen lebaran ini, tugumalang.id mengupas kampus islam yang bisa jadi referensi kuliah untuk pembaca.
ADVERTISEMENT
1.Universitas Muhammadiyah Malang (UMM)
Kampus yang didirikan Muhammadiyah ini mengusung nilai keagamaan, nasionalisme dan kontribusi untuk bangsa.
Wakil Rektor 1 UMM, Prof Dr Syamsul Arifin, menyatakan UMM berperan sebagai pusat unggul di bidang pengembangan keilmuan. Semua itu menurutnya, didasari oleh semangat keislaman dan kemuhammadiyahan.
“Kampus UMM bersifat inklusi terbuka untuk bangsa. Maka di dalamnya ada berbagai entitas,” tutur Syamsul.
Di UMM, tidak hanya mahasiswa muslim yang menuntut ilmu. Mahasiswa dari berbagai latar agama, suku hingga bangsa, semua ada. Multikultural. Mahasiswa dididik dengan berbagai perspektif dan berpikir terbuka.
“Core of the core UMM adalah akademik, maka produk yang dihasilkan adalah ilmu pengetahuan. Dosen UMM banyak menghasilkan produk keilmuan sesuai keahlian, dan sudah dimanfaatkan masyarakat,” imbuhnya.
ADVERTISEMENT
UMM juga sudah banyak berkontribusi dan meraih prestasi skala internasional. Baik prestasi yang diraih mahasiswa ataupun dosen.
Mengenal UMM, bisa dilihat dari tokoh nasional yang selama ini berkecimpung di ranah profesional dan birokrasi. Ada Prof Dr Abdul Malik Fadjar, dan Prof Dr Muhajir Effendy. Kedua mantan rektor tersebut merupakan ikon UMM.
“Di masa pandemi COVID-19 ini, lembaga pendidikan dalam hal ini UMM, turut urun bakti sosial, berbagi dengan mahasiswa dan masyarakat terdampak. Drone ciptaan UMM juga dimanfaatkan untuk penyemprotan disinfektan di berbagai daerah,” tandasnya.
2.Universitas Islam Malang (Unisma)
Tahun ini, Unisma tercatat dalam daftar 100 besar kampus unggul nasional dan 5 besar kampus unggul Jawa Timur. Unisma berketad menjadi kampus kelas dunia yang ditargetkan tercapai tahun 2027. Unisma ingin pada waktu setengah abad, atau tahun 2031 mendatang, paripurna sebagai kampus elit.
ADVERTISEMENT
Rektor Unisma, Prof Dr H Masykuri Bakri, saat ini sudah melakukan pengembangan kampus. Mulai dari infrastruktur, akreditas dan lainnya. Termasuk membangun kampus 2, gedung baru di lahan seluas 70-100 hektar di Karangploso Kabupaten Malang. Atau 10 kali lipat dari kampus 1 Unisma di Dinoyo Kota Malang. Rencananya, fasilitas masjid megah, kebun Al-Quran hingga lanskap Nahdlatul Ulama (NU) dibangun di kampus 2.
Unisma sudah dikenal sebagai kampus besar NU di Malang. Banyak tokoh nasional lahir dari kampus Unisma, yang didirikan salah satunya oleh KH Tholchah Hasan. Mantan Menteri Agama era Presiden Gus Dur, sekaligus penasihat Pengurus Besar NU, dan mantan Ketua PB NU KH A Hasyim Muzadi. Unisma didirikan dengan moto, dari NU untuk Indonesia dan perubahan dunia.
ADVERTISEMENT
“Banyak tokoh nasional lahir dari kampus ini. Unisma sebagai kampus multikultural, sudah dikenal masyarakat luas. Unisma mempunyai tekad menjadi kampus kelas dunia,” kata Masykuri.
3.Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang
Satu-satunya kampus islam negeri di Malang hanya UIN Malang. Tagline yang diusung, menjadi perguruan tinggi yang berintegritas memadukan sains dan islam. Kata Wakil Rektor 1 UIN Malang Prof Dr HM Zainuddin, tokoh inspiratif UIN Malang saat ini Ketua PW NU Jawa Timur Kyai Marzuki Mustamar.
Konsep kampus UIN Malang, mirip dengan pondok pesantren. Konon asal-usulnya, konsep tersebut mencontoh Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan Madura yang berkonsep boarding school. Di Al-Amien, kampus Institut Dirosat Islamiyah Al-Amien (IDIA), menerapkan mahasiswa bermukim di pondok. Mahasiswa belajar layaknya santri, non stop learning, belajar dan mengaji.
ADVERTISEMENT
“Pondok pesantren jadi kawah candradimuka mahasiswa digembleng spiritualnya, seperti mengaji Al-Quran, belajar agama, menerapkan bahasa asing, dan mengkajj metodologi ilmu modern,” kata Zainuddin.
UIN sendiri menurutnya sudah mencetak lebih 2 ribu mahasiwa penghafal Al-Quran. Meski begitu, kampus di Merjosari itu juga tidak menutup pintu untuk mahasiswa non muslim. Kata Zainuddin, banyak juga tokoh nasional yang lahir dari UIN Malang. Dia menyebut Prof Dr Abdul Malik Fadjar dan KH A Hasyim Muzadi.
“UIN Malang sejak dahulu mengembangkan moderasi islam, kami hadirkan Grand Syekh Al-Azhar, juga melalui kurikulum berbasis akhlakul karimah,” imbuhnya.
4.Universitas Islam Raden Rahmat (Unira) Malang
Tagline Unira Malang, kampus untuk semua. Tidak hanya mahasiswa muslim, mahasiswa non muslim juga banyak kuliah di Unira Malang. Kampus yang berdiri di Kepanjen Kabupaten Malang tersebut berkembang pesat, saat ini sedang bersiap mengoperasikan kampus 2 Unira Malang yang luasnya sekitar 12 hektar.
ADVERTISEMENT
Mahasiswa Unira Malang sangat aktif di berbagai kegiatan religi, sosial dan pendidikan di Kabupaten Malang. Ikatan Qari' wal Huffad, kelompok musik albanjari, studi Al-Quran dan lainnya, sering kali meraih prestasi di tingkat nasional. Mahasiswa dididik pro aktif dalam kuliah dan berkegiatan positif selain kuliah.
“Mahasiswa kami gembleng untuk aktif di banyak bidang. Bahkan para dosen juga kami minta secara intensif melakukan penelitian, kajian dinamika sosial budaya serta ikut memberi pertimbangan dan kritik jalannya pemerintahan,” kata Wakil Rektor 1 Unira Malang Dr Sutomo.
Terobosan di bidang keislaman, selalu dilakukan Unira Malang. Kata Sutomo, spiritualitas sivitas akademika menjadi titik tekan yang paling penting. Maka pelaksanaan khotmil Quran, salat jamaah di kampus, peringatan hari besar islam, dan ngaji online (dilakukan saat ini di masa pandemi COVID-19), merupakan bagian dari aktifitas kampus islam tersebut.
ADVERTISEMENT
“Konsep pembelajaran di Unira Malang, tidak melulu dilaksanakan di kelas. 40 persen pembelajaran praktek langsung di masyarakat. Kami desain konsep ini agar mahasiswa dapat langsung mengenali dan menjadi solusi kebutuhan masyarakat,” jelasnya
Lulusan S1 dan S2 Unira Malang kata Sutomo, juga banyak berkiprah di lembaga profesional dan keagamaan. Ada yang menjadi pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI), Forum Kerukunan Umat Beragama, pengurus NU dan lembaga otonomnya, hingga menjadi pimpinan lembaga pendidikan. Gus Dur, KH A Hasyim Muzadi, KH Tholchah Hasan, dan Gus Mus, kata Sutomo, menjadi representasi Unira Malang.
Sumbangsih Unira Malang terhadap perkembangan islam, salah satunya ikut mengembangkan pemahaman islam rahmatan lil alamin. Menjaga toleransi dan harmoni kehidupan sosial masyarakat majemuk. Bahkan ide besar Unira Malang tentang “Islam Kawasan” disosialisasikan di Filipina, Malaysia, Singapura dan Brunai Darussalam.
ADVERTISEMENT
“Dengan rutinitas kegiatan dan pemikiran Unira Malang tersebut, menjauhkan warga Unira Malang dari pemahaman radikalisme. Pemahaman islam moderat di kampus ini, melebur dalam jiwa nasionalisme, hubbul wathan minal iman,” pungkasnya.
Editor: Fajrus Sidiq