42 Jam Berlalu, Kebakaran di Gunung Arjuno Tak Kunjung Padam

Konten Media Partner
12 Oktober 2019 17:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas berusaha memadamkan api dengan kayu dan daun. Foto dokumentasi Tahura.
zoom-in-whitePerbesar
Petugas berusaha memadamkan api dengan kayu dan daun. Foto dokumentasi Tahura.
ADVERTISEMENT
TUGUMALANG- 42 jam berlalu, hingga kini api yang membakar hutan di Gunung Arjuno tak kunjung padam. Petugas terus melakukan pemadaman, Sabtu (12/10). Medan yang sulit dan keterbatasan personel menjadi kendala dalam memadamkan api.
ADVERTISEMENT
Kendala tersebut lantas disampaikan kepada Kepala Unit Pelayanan Teknis (UPT) Taman Hutan Rakyat (Tahura), Ahmad Wahyudi. Wahyudi menjelaskan selama 42 jam petugas terus berusaha memadamkan dengan cara manual. Yakni dengan menggunakan kayu dan dedaunan. Armada mobil pemadam kebakaran tidak bisa menuju lokasi karena tak ada akses jalan. “Sejak tanggal 10 malam petugas sudah di sana,” terang Wahyudi kepada tugumalang.id.
Menurutnya, sudah ada tambahan personel yang dikerahkan dalam memadamkan api. Namun, jumlah personel masih dinilai kurang. Sebab, api menyebar cukup cepat. Hal ini dikarenakan hembusan angin.
"Tambahan personel sudah datang, tapi masih sangat kurang," katanya.
Sampai saat ini, ada 40 petugas yang berada di sekitar Tahura untuk mematikan titik api yang masih bisa dijangkau.
ADVERTISEMENT
Petugas di lapangan merupakan gabungan dari Tahura, TNI, Perhutani, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang.
Petugas gabungan saat menuju titik api di Gunung Arjuno.
Kebakaran terjadi di Curah Seriti, Putu Lembu, Desa Toyomarto, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang.
Kebakaran di Gunung Arjuno terjadi sejak Kamis malam (10/10) sekitar pukul 18.00 WIB.
"Kalau penyebab kebakaran masih belum tahu, kita sekarang fokus memadamkan api dulu," katanya.
Sementara itu, Wahyudi memastikan tidak ada pendaki yang terjebak. Hal ini dikarenakan sejak 17 September 2019, jalur pendakian sudah ditutup oleh petugas.
"Karena terbakarnya sudah berkali-kali, tapi titiknya beda-beda," pungkas Wahyudi.
Reporter : Rino Hayyu Setyo