7 Fakta Kasus Penyekapan Ibu Terhadap 4 Putrinya Selama 20 Tahun

Konten Media Partner
8 Januari 2020 14:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Artimunah, ibu terduga pelaku penyekapan empat anaknya selama 20 tahun di Malang. (Foto: Rizal Adhi/Tugumalang.id)
zoom-in-whitePerbesar
Artimunah, ibu terduga pelaku penyekapan empat anaknya selama 20 tahun di Malang. (Foto: Rizal Adhi/Tugumalang.id)
ADVERTISEMENT
TUGUMALANG.ID-Kasus penyekapan yang dilakukan Artimunah (61) kepada empat anaknya yang diungkap Polres Malang, Jumat (3/1/2020) lalu benar-benar menggemparkan warga Desa Banjarejo, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang.
ADVERTISEMENT
Empat anak Artimunah yang menjadi korban sendiri adalah Asminiwati (44), Titin Yuliasih (41), Virnawati (39), dan Mufidah (35). Keempat anak tersebut dikonfirmasi telah disekap di dalam kamar.
Artimunah bersama keempat putrinya sendiri sempat diperiksa keadaan jiwanya di RSJ Radjiman Widyodiningrat Lawang. Artimunah bersama anak pertama dan ketiga kini sudah dipulangkan sejak Sabtu (4/1/2020).
“Sementara anak kedua dan keempat masih harus menjalani rawat inap di RSJ Lawang,” ungkap Agus Harianto selaku Camat Pakis lewat sambungan telepon pada Sabtu (04/01/2020).
Berikut adalah 7 fakta kasus penyekapan ibu pada anaknya yang berhasil dihimpun tugumalang.id:
1. Penyekapan Dilakukan Kurang Lebih 20 Tahun
Suasana rumah di Desa Banjarejo, Pakis, Malang tempat terjadinya penyekapan anak. (Foto: Humas Polres Malang)
Penyekapan yang dilakukan Artimunah kepada empat anaknya kemungkinan dilakukan kurang lebih selama 20 tahun. Hal ini diungkapkan Kasubag Humas Polres Malang, AKP Ainun Djariyah yang mendapat laporan dari tetangga pelaku pada Jumat (3/1/2020).
ADVERTISEMENT
“Info yang kami dapat dari warga kalau penyekapan ini sudah berlangsung selama lebih dari 20 tahun, jadi kemungkinan ketika anak-anak ini masih berusia dini,” jelas AKP Ainun.
Tidak berhenti di sana, ia juga mengatakan jika kemungkinan anak-anak Artimunah disekap ketika baru lulus sekolah SMA/SMP. Dimungkinkan, keempat anaknya tersebut disekap dalam kamar.
2. Anak Kedua dan Keempat Artimunah mengalami Kelainan Mental
Dimungkinkan karena disekap dalam waktu lama, dua dari empat anak Artimunah mengalami gangguan mental. (Foto: Humas Polres Malang)
Seperti yang sudah diberitakan sebelumya, Artimunah dan keempat anaknya sempat diperiksa kejiwaannya di RSJ Radjiman Widyodiningrat Lawang pada Jumat (3/1/2020). Lalu pada Sabtu (4/1/2020) dini hari hanya Artimunah serta anak pertama dan ketiga yang diperbolehkan pulang.
Sementara anak kedua dan keempat harus menjalani rawat inap di RSJ Lawang tersebut.
ADVERTISEMENT
Menurut keterangan Camat Pakis, Agus Harianto bahwa saat dijemput keempat anak Artimunah dalam keadaan memprihatinkan baik dari segi fisik maupun psikis.
“Bisa dilihat sendiri waktu penjemputan. Memang kondisi psikis maupun fisik keempat anak ibu Artimunah sangat memprihatinkan,” jelasnya.
4. Sekap Anak karena Terdoktrin Ajaran Spiritual
Ada dugaan bahwa Artimunah terpapar paham atau ajaran spiritual yang mengharuskan ia menyekap putrinya. (Foto: RIzal Adhi/Tugumalang.id)
Kasubag Humas Polres Malang, AKP Ainun Djariyah pada Jumat (3/1/2020) lalu mengatakan jika alasan penyekapan adalah karena Artimunah terpapar ajaran spiritual oleh guru spiritualnya.
“Infonya ibunya (Artimunah) didatangi guru spiritual, dan anak-anaknya didoktrin untuk tidak keluar rumah, dan manut (menurut),” ungkapnya.
Lalu, kejadian penyekapan ini akhirnya berlangsung lebih dari 20 tahun hingga anak Artimunah yang nomor 3 (Virnawati) berhasil keluar dan bercerita tentang keadaannya serta kakak-kakaknya pada tetangga. Lalu tetangga bersama perangkat desa dan Polres Malang menjemput mereka.
ADVERTISEMENT
4. Artimunah Tidak Merasa Menyekap Anak-Anaknya
Artimunah tak pernah merasa menyekap putri-putrinya. (Foto: Rizal Adhi/Tugumalang.id)
Saat dijumpai tim tugumalang.id di kediamannya di Desa Banjarejo, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang, Sabtu (4/1/2020) lalu, Artimunah tidak merasa menyekap keempat putrinya. Ia beralasan kalau putrinya hanya tidak bisa bersosialisasi dengan warga.
“Anaknya memang tidak pandai bersosialisasi,” ucapnya.
Artimunah mengaku juga pernah mengajak anaknya keluar rumah untuk berlibur. Tapi ia mengaku lupa kapan terakhir kali liburan bersama. “Sudah lalu (lama keluar rumah),” jawabnya singkat.
Bersama dengan ketua RT setempat, Nur Rohmat, Artimunah membantah tuduhan penyekapan yang ditudingkan padanya.
“Gak ada masalah, gak ada penyekapan, memang anaknya jarang keluar. Tapi aktivitas dalam rumah ya biasa saja,” ucap Nur Rohmat.
5. Tetangga Selama Bertahun-Tahun mengira Artimunah Tinggal Sendiri
Para tetangga Artimunah kaget dan heboh. Mereka mengira bahwa selama ini Artimunah hanya tinggal sendiri. (Foto: Humas Polres Malang)
Menurut penuturan salah seorang tetangga yang tidak ingin disebut namanya, ia mengira Artimunah tinggal sendiri. Ia justru baru tahu jika Artimunah tinggal berlima setelah membaca berita yang beredar.
ADVERTISEMENT
“Saya juga kaget setelah membaca berita itu. Soalnya saya sering mampir ke rumah ibu Artimunah ini dan anak-anaknya tidak pernah kelihatan,” jelasnya.
Ia juga mengatakan Artimunah selalu berkelit jika ditanyai di mana keberadaan anak-anaknya. Artimunah hanya berkata jika keempat anaknya bekerja di Batam dan menikah disana.
6. Kempat Anak Artimunah Belum menikah
Meski berusia dewasa, empat anak Artimunah semuanya belum menikah.
Kendati keempat anak Artimunah sudah berusia dewasa. Namun keempatnya tidak menikah menurut AKP Ainun Djariyah.
Namun karena penyekapan yang terjadi lebih dari 20 tahun, membuat kondisi psikologis mereka berbeda dari orang pada umumnya.
“Karena mengalami penyekapan selama lebih dari 20 tahun, jadi kondisi psikisnya agak lain,” jelasnya.
Lebih lanjut Ainun menyampaikan jika anak pertama dan ketiga masih bisa diajak berkomunikasi. Namun, anak kedua dan keempat agak parah.
ADVERTISEMENT
7. Warga Sekitar Terkesan Menutupi Kejadian
Proses evakuasi korban saat hendak di bawa ke RSJ Lawang. (Foto: Humas Polres Malang)
Alasan kenapa kasus ini masih simpang siur dan sulit untuk ditelusuri kebenarannya adalah sikap warga sekitar yang terkesan tidak terbuka.
Bahkan, lima tetangga Artimunah yang berusaha diwawancarai tugumalang.id pada Jumat (03/01/2020), menolak dengan alasan tidak diperbolehkan oleh Kapolsek Pakis, Iptu Sutiyo.
“Sama pak Kapolsek sudah diberitahu untuk tidak bicara ke siapa pun,” ujar salah satu warga.
Bahkan Ketua RT setempat, Nur Rohmat sempat tidak ingin memberikan keterangan untuk meluruskan kejadian sebenarnya. Menurutnya ia diperintah Kapolsek Pakis untuk tidak membicarakan kejadian tersebut pada awak media.
Sementara itu, Kapolsek Pakis sendiri berkali-kali tidak bisa ditemui dan tidak bisa dihubungi baik melalui telepon maupun pesan singkat Whatsapp.
ADVERTISEMENT
Reporter : Rizal Adhi Pratama