Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.8
Konten Media Partner
Alumni SMPN 4 Kepanjen Gelar Aksi agar Pencabulan Siswa Tak Terulang
10 Desember 2019 17:49 WIB
ADVERTISEMENT

TUGUMALANG.ID – Kasus pencabulan terhadap 18 siswa yang dilakukan oleh Chusnul Huda, oknum guru SMPN 4 Kepanjen, Kabupaten Malang memantik hati para alumninya untuk menggelar aksi untuk membela hak korban.
ADVERTISEMENT
Puluhan alumni bersama masyarakat yang tergabung dalam organisasi Arek Kepanjen (AK) terlihat menggelar aksi tersebut dengan cara mengumpulkan ratusan tanda tangan di atas spanduk berukuran 10x2 meter bertuliskan “Save SMPN 4 Kepanjen” di depan SMPN 4 Kepanjen Selasa siang (10/12).
Sebelumnya, mereka berjalan kaki terlebih dahulu sejauh kurang lebih 300 meter dari perempatan Kepanjen hingga depan SMPN 4 Kepanjen.
Alumni yang menuntut pada pihak sekolah juga diterima dengan baik. Perundingan yang dilakukan antara sekolah dan alumni tersebut juga untuk membuka komunikasi antara antar semua pihak agar kejadian serupa tidak terjadi.
Kepala sekolah SMPN 4 Kepanjen, Suprianto mengungkapkan bahwa siswa korban pelecehan akan mendapat penanganan dari psikolog setelah menyelesaikan ujian minggu ini. Salah satunya dengan pemberian reward saat anak-anak tersebut mendapat prestasi.
ADVERTISEMENT
“Jadi contohnya anak-anak kan ada yang ikut ekstra basket, jadi kami datang saat pertandingan memberi support dan memberi tepuk tangan,” terangnya.
Pihak sekolah juga merencanakan setiap apel pagi akan memberikan nasihat pada para siswa agar tidak mudah percaya pada orang yang mencurigakan.
“Saya kondisikan anak-anak supaya terbiasa masuk ke ruang kepala sekolah agar berani lapor,” ungkapnya.
Sementara itu, Dian Arif Cahyono selaku ketua organisasi Arek Kepanjen (AK) mengungkapkan jika korban dari kasus ini bukan hanya siswa-siswa SMPN 4 Kepanjen, melainkan juga para guru, masyarakat Kepanjen juga merupakan korban. Hal ini disebabkan karena kasus ini sudah menjadi berita nasional.
“Karena pihak sekolah juga tidak mau terbuka. Jadi kita dorong kepala sekolah agar terbuka,” tuntutnya.
ADVERTISEMENT
Kanit UPPA (Unit Pelayanan Perempuan dan Anak) Satreskrim Polres Malang, Ipda Yulistiana Sri Iriana, setelah mediasi juga mengungkapkan akan mendatangkan psikolog langsung ke Kepanjen.
“Kita akan datangkan psikolog. Tapi tempatnya tidak di sekolah. Hal ini untuk tetap menjaga kerahasiaan identitas korban,” tutur Yulistiana.
Nantinya, peran psikolog sendiri adalah untuk mengobati luka batin para korban. Psikolog bakal disediakan dari LPH, DP3, dan Save the Children.
“Jumlah korban saat ini kan 18 orang yang terungkap, tapi tidak menutup kemungkinan ada korban lagi yang belum berani terbuka. Nah itu yang perlu lebih kita perhatikan,” tandasnya.
Reporter : Rizal Adhi Pratama