Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
ADVERTISEMENT
Berita meninggalnya Ciputra, pengusaha properti 88 tahun itu menyisakan duka yang mendalam bagi keluarga. Dia meninggal di Singapura, Rabu (27/11).
ADVERTISEMENT
Ciputra terkenal akan keuletannya terutama dibidang properti sejak lulus SMA di Manado. Ciputra muda bermimpi menjadi arsitek dan melanjutkan kuliah di ITB (Institut Teknologi Bandung). Cita-citanya ini didasari oleh kekagumannya pada Tjie Siem Po, ayahnya yang berhasil membangun gudang hasil bumi yang kokoh.
Dalam buku biografi Ciputra berjudil The Enterpreneur yang ditulis Alberthiene Endah, setelah mendapat do'a dan restu sang ibu, Ciputra berangkat ke Bandung pada tahun 1959 setelah lulus tes dengan baik."Saya akan berjuang secepat mungkin untuk bisa mandiri. Saya akan membawa mama ke kota di Jawa. Mama akan berobat dengan lebih baik," pungkas Ciputra setelah menginjakkan kaki di Bandung. Ia berkuliah sambil bekerja dalam proyek-proyek bangunan yang saat itu sedang gencar-gencarnya dijalankan presiden Soekarno.
ADVERTISEMENT
Selama di Bandung, Ciputra bersama kawannya (sofyan dan Barsali) membangun bisnis properti yang solid. Ia berkerja sangat keras sambil menabung, terkadang ia hanya makan nasi, sayur, dan tempe atau tahu untuk hidup.
Bahkan untuk membeli sepatu ia tidak mampu, sehingga ia seringkali meminjam lem dari kawannya dan mengelem sepatunya sendiri. Semua itu ia lakukan agar bisa memboyong ibu serta istrinya ke Jawa. Setelah lulus dari ITB pada tahun 1960, ia berserta keluarganya pindah ke Jakarta untuk meraih kesuksesan saat menangani proyek pertamanya disana, proyek senen. "Jakarta harus saya taklukkan. Sebab kota ini adalah segala bentuk pembangunan dimulai," sumpahnya.
Reporter : Rizal Adhi Pratama
Live Update