Andrea Subhan, Eksportir Kubis Beromzet Rp 2 Miliar Tiap Minggu

Konten Media Partner
4 September 2020 13:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Andrea Subhan. Foto: Rizal Adhi
zoom-in-whitePerbesar
Andrea Subhan. Foto: Rizal Adhi
ADVERTISEMENT
MALANG - Siapa yang menyangka jika hasil bumi seperti kubis manis bisa membawa Andrea Subhan menjadi seorang miliarder.
ADVERTISEMENT
Berawal dari meneruskan usaha ibunya mengelola lahan kubis manis di Tulungagung, Andrea berhasil mengekspor kubis-kubis tersebut hingga ke Taiwan.
"Saya ekspor sejak 2017, karena permintaan sayuran terbanyak di Taiwan. Dengan adanya ekspor ini sangat-sangat membantu petani," ungkap Andrea, di gudang sayurannya, di Desa Wonorejo, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, pada Jumat (4/9/2020).
Kubis manis. Foto: Rizal Adhi
Untuk bisa di ekspor ke Taiwan, Andrea benar-benar menyeleksi hasil panennya. "Untuk pasar Taiwan kita pilih yang besar ukurannya 1,8 kilogram keatas," bebernya.
"Saya per hari panen sekitar 30 ton. Diekspor sehari 7 kontainer artinya 154 ton. Satu kontainernya itu 22 ton untuk kubis manis ini," sambungnya.
Kubis-kubis tersebut lalu dijual satu kilogramnya seharga Rp 3.800 untuk pasar Taiwan. Meskipun terlihat murah, nominal inilah yang mengantarkannya menjadi miliarder.
Kubis manis. Foto: Rizal Adhi
"Seminggu omzet saya sekitar Rp 2 miliar. Karena saya kan kirimnya 3 varietas diantaranya kubis manis, sawi putih, dan selada," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Kini, dia mempekerjakan 14 karyawan di gudang dan 40 orang di ladang.
Lebih lanjut, Andre menjelaskan, kenapa dia lebih mengutamakan ekspor kubis manis. "Dari segi berat lebih berat kubis ini dan varietas ini yang paling diminati di Taiwan," terangnya.
Dia menjelaskan, kubis manis adalah varietas yang ditanam di Tulungagung. Sedangkan hasilnya dikumpulkan dan dipacking di Poncokusumo. "Kubisnya ini asli Tulungagung. Saya punya pengepul-pengepul di sana," ungkapnya.
"Lahannya kalau kubis manis di Tulungagung, kalau kubis tawar di Jember dan sawi di Batu. Lalu semua itu dikumpulkan di Poncokusumo ini," lanjutnya.
Andre menjelaskan, hal ini karena perawatan kubis manis lebih sulit dari kubis tawar. Mulai dari pupuk dan pestisidanya beda. "Ditanam disana karena struktur tanah dan udaranya beda, karena kubis manis ini cocok dengan udara panas," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Dalam kesempatan tersebut, Andre mengajak para petani untuk ikut ekspor ke luar negeri. Pasalnya, sampai saat ini, hanya dirinya putra daerah di Jawa Timur yang berhasil masuk pasar Taiwan.