Konten Media Partner

Angka Kesembuhan Naik, RS Lapangan di Malang Tetap Lanjut

2 Oktober 2020 11:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jubir Satgas COVID-19 Kota Malang, Husnul Muarif. Foto: Ulul Azmy
zoom-in-whitePerbesar
Jubir Satgas COVID-19 Kota Malang, Husnul Muarif. Foto: Ulul Azmy
ADVERTISEMENT
MALANG - Angka kesembuhan kasus Corona Virus Desease alias COVID-19 di Kota Malang mulai membaik. Dari data Satgas COVID-19 Kota Malang, grafiknya menunjukkan angka 82 persen. Lebih tinggi di atas target yakni 81 persen.
ADVERTISEMENT
Namun, angka itu masih berada di bawah rata-rata kesembuhan di skala Provinsi Jawa Timur yang mencapai 85-86 persen.
''Jadi, soal itu angka kesembuhan di Malang dari minimal 81 persen, kita sudah 82 persen. Tapi rata-rata Provinsi sudah 85 sampai 86 persen," kata Jubir Satgas COVID-19 Kota Malang, Husnul Muarif, pada Jumat (2/10/2020).
Naiknya angka kesembuhan ini, otomatis membuat penanganan di rumah Safe House Pemkot Malang jadi berkurang. Jumlah kasur (bed) yang disiapkan di rumah isolasi itu kini sudah mulai banyak yang kosong. Dari total kapasitas 90 bed, saat ini terisi hanya 59 bed.
"Jadi kalau di safehouse itu sekarang kapasitas 90, kemudian yang terisi sekitar 59 orang. Ditambah dari RSUD Kota Malang sebagai rumah sakit darurat,'' ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Kendati demikian, hal ini tak membuat rencana pembangunan rumah sakit lapangan di Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang (Polkesma) dari inisiatif Pemprov Jatim terhenti.
Dengan adanya RS Lapangan, kata Husnul, justru akan memacu angka kesembuhan lebih tinggi lagi.
''Lagipula, dengan adanya RS Lapangan juga bisa membantu proses penanganan lebih meluas. Tidak hanya di Kota Malang saja, tapi juga daerah lain di Malang Raya dan sekitarnya.
"Jadi kalau rumah sakit darurat lapangan itu kan memang inisiasi dari pemerintah provinsi untuk membantu proses penanganan di Malang Raya dan daerah lain. Juga membantu meminimalisir kegiatan isolasi mandiri di rumah.,'' terangnya.
Sementara itu, Walikota Malang, Sutiaji, juga menilai urgensi RS Lapangan tetap berlanjut. Untuk mencegah terjadinya klaster keluarga, klaster yang ternyata paling banyak menyumbang angka kasus dari kegiatan isolasi mandiri.
ADVERTISEMENT
''Kita imbau agar tidak melakukan isolasi mandiri di rumah yang selama ini justru banyak penularan disana,'' ungkapnya lewat kanal Kabar Kipa Ngalam.
Kata Sutiaji, faktornya ada banyak. Bisa dari faktor lingkungan rumah yang kurang sehat, ventilasi tak sesuai SOP, hingga tidak adanya layanan psikologi yang memperburuk sistem imun.
''Makanya, saya juga mengusulkan disana ada dibikin cafe, karaoke keluarga, biar pasien selama isolasi disana tetap bahagia menjaga sistem imunnya,'' pungkasnya.