Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten Media Partner
Anomali Cuaca Pengaruhi Harga Bahan Pokok di Malang
8 Juli 2022 19:37 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
MALANG - Harga bahan pokok dan sayur mayur di Kabupaten Malang meroket hingga tiga kali lipat dari harga normal. Beberapa bahan pokok yang harganya meroket adalah bawang merah, cabai rawit, cabai merah, tomat, dan kubis.
ADVERTISEMENT
Harga bawang merah yang biasanya hanya Rp 30 ribu, kini mencapai Rp 65 ribu. Untuk cabai rawit, per kilogram dijual dengan harga Rp 90 ribu, sedangkan harga normalnya hanya Rp 30 ribu. Sedangkan cabai merah kini harganya mencapai Rp 80 ribu dari harga normal Rp 40 ribu.
Harga tomat saat ini cukup tinggi yaitu Rp 17 ribu per kilogram, padahal harga normalnya hanya Rp 7 ribu. Untuk kubis, saat ini dijual dengan harga Rp 12 ribu, sementara harga normalnya hanya Rp 5 ribu per kilogram. Sementara harga bawang putih justru turun, dari Rp 24 ribu per kilogram menjadi Rp 18 ribu.
Tak hanya di Pasar Gondanglegi saja, menurut data harga sembako harian milik Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Malang, per Kamis (7/7/2022), harga bahan pokok di pasar-pasar lainnya juga mengalami kenaikan serupa.
ADVERTISEMENT
Kepala Disperindag Kabupaten Malang, Mahila Surya Dewi mengatakan bahwa kenaikan harga ini disebabkan oleh dua faktor yaitu hari raya Iduladha dan anomali cuaca. "Kenaikan harga bahan pokok dan barang penting lainnya umum terjadi menjelang hari raya," kata Mahila.
Ia juga menjelaskan bahwa untuk komoditas cabai, bawang merah, kubis, dan sayur-sayuran, harganya beranjak naik karena anomali cuaca
Di bulan Juni, semestinya wilayah Jawa Timur telah memasuki musim kemarau. Namun saat ini, hujan masih kerap turun. Oleh karena itu, hasil panen tidak melimpah seperti biasanya. "Saat ini cuaca sedang tidak menentu sehingga hasil panen berkurang dan pasokanpun berkurang," pungkasnya.
Siti Rohmah (60), salah satu pedagang sayur di Pasar Gondanglegi, Kabupaten Malang, mengatakan bahwa tingginya harga ini sudah terjadi sejak dua minggu yang lalu. "Sudah dua mingguan ini, katanya barangnya banyak yang kosong," ujar Siti, di kiosnya, pada Jumat (8/7/2022).
ADVERTISEMENT
Siti mengaku kenaikan harga ini justru merugikan baginya. "Kalau harganya mahal gini, untung saya malah cuma dikit. Mending harganya murah," paparnya.
Ia menambahkan, di saat harga normal, ia bisa menjual hingga 20 kilogram cabai setiap harinya. Namun di saat harganya mahal, ia hanya menjual tujuh atau delapan kilogram saja.
Menurutnya, pembeli memangkas kuantitas bahan pokok yang mereka beli di saat harga tinggi seperti sekarang. "Kalau harga murah biasanya beli satu kilogram, tapi kalau harga mahal, mereka cuma beli seperempat kilogram," pungkasnya.