Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Asmualik, Wakil Ketua Dewan yang Gali Kubur Korban COVID-19 Pertama di Malang
21 September 2020 9:47 WIB
Kisah Inspiratif Wakil Ketua II DPRD Kota Malang
ADVERTISEMENT
MALANG - Kisah inspiratif Wakil Ketua II DPRD Kota Malang periode 2019-2024, Asmualik, seakan tak ada habisnya. Tak aneh rasanya jika dia dikenal sebagai sosok yang luwes dan mau berbaur merasakan langsung aspirasi rakyatnya.
ADVERTISEMENT
Salah satu kisah inspiratif itu bermula saat pandemi COVID-19 mulai merebak di awal Maret 2020 silam. Asmualik disebut pernah merelakan diri ikut menggali kubur jenazah COVID-19 di kampungnya, di Jalan Ciliwung, Kecamatan Blimbing, Kota Malang.
Bahkan, warga itu tercatat menjadi korban pertama wabah Sars-Cov-2 di Kota Malang hingga meninggal dunia.
Uniknya, kata Asmualik, proses penggalian kubur itu sendiri bahkan dilakoninya tanpa proteksi Alat Perlindungan Diri (APD) baju hazmat. Bukan soal tidak patuh protokol, melainkan situasi dan kondisi saat itu memang sangat mendesak dan terpaksa.
Dikisahkan Asmualik, bahwa saat itu ternyata liang kubur yang sudah disiapkan desa ternyata kurang lebar. Posisi petugas pemulasaraan jenazah tiba-tiba juga sudah datang. Sementara, tukang gali kubur sudah pulang. Tidak ada sumber tenaga lain selain Asmualik dan pejabat lurah dan camat setempat.
ADVERTISEMENT
Saat itu, kisah dia, hanya Asmualik saja yang tidak memakai baju hazmat alias memiliki keluwesan gerak dibanding mereka yang berbaju hazmat. Alhasil, mau tidak mau dia diperkenankan turun atas izin dan pertimbangan medis petugas pemulasaraan yang sudah diperhitungkan.
''Akhirnya saya dibolehkan ikut menjadi relawan membantu melebarkan liang kubur itu biar bisa segera dikubur. Kan hanya saya saja yang waktu itu gak berbaju hazmat. Jadi geraknya lebih luwes dan cepat. Kalau pakai APD kan berat itu,'' tuturnya, pada Minggu (20/9/2020).
Namun, lanjut dia, begitu proses pelebaran liang lahat ini selesai, dia tidak diperkenankan ikut dan disarankan untuk pulang membersihkan diri dengan desinfektan.
''Saat itu antara takut dan was-was. Tapi semua gak ada pilihan lagi selain saya juga ikut bantu biar cepat. Karena pertimbangan petugas gak apa. Akhirnya saya beranikan diri ikut bantu. Saat itu saya langsung pulang, gak ikut ngubur,'' pungkasnya.(ads)
ADVERTISEMENT