BBKSDA Pastikan Jejak Hewan di Ranu Kumbolo Adalah Anjing Hutan

Konten Media Partner
28 September 2020 17:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tangkapan layar jejak hewan di Ranu Kumbolo.
zoom-in-whitePerbesar
Tangkapan layar jejak hewan di Ranu Kumbolo.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
MALANG - Heboh temuan jejak satwa liar di Ranu Kumbolo Gunung Semeru akhirnya terjawab. Ahli predator petugas Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) memastikan jejak tersebut bukan milik predator jenis familidae atau kucing besar.
ADVERTISEMENT
Hal ini diungkapkan Humas TNBTS, Syarif Hidayat, bahwa dari hasil identifikasi tim ahli predator TNBTS menyimpulkan jejak tersebut adalah milik satwa jenis anjing hutan atau ajag (cuon alpinus).
''Setelah kami cermati itu bukan jejak panthera atau kucing besar namun anjing. Bisa dilihat dari cetakan kukunya, kalau macan tutul tidak ada cetakan kuku,'' tegasnya, pada Senin (28/9/2020).

Ilustrasi. Foto: shutterstock
Meski begitu, data keberadaan populasi anjing hutan di kawasan TNBTS sendiri bahkan belum pernah terdata secara pasti. Keberadaannya hanya sebatas laporan warga atau pendaki yang pernah menjumpai hewan ini.
Beberapa tahun terakhir, data TNBTS belum pernah menjumpai ajag ini.
''Namun dari camera trap kita juga pernah terlacak. Soal jenis anjing apakah dari jejak ini masih perlu diteliti lagi, apakah anjing peliharaan warga ataukah anjing hutan,'' jelasnya.
ADVERTISEMENT
Kendati demikian, pihaknya tak menampik jika populasi kucing besar jenis macan tutul dan macan kumbang juga masih terjaga keberadaannya di habitat kawasan Gunung Semeru.
Hal senada dikatakan Kasi Konservasi BBKSDA Jawa Timur Wilayah VI Probolinggo, Mamat Ruhimat, bahwa secara morfologi, jejak kaki ini lebih mendekati ke jenis ajag.
''Kami pastikan, dilihat dari bentuknya, itu jelas anjing karena ada jejak kukunya. Itu jejaknya juga kecil. Kalau macan jelas jejaknya lebih besar,'' katanya.
Terlebih, populasi anjing hutan ini sendiri disana juga sering dilaporkan penduduk setempat.
Terakhir, sekawanan ajag pernah dilaporkan menyerang penangkaran rusa tutul di perbatasan kawasan Bromo milik Perhutani.
''Jelas itu anjing hutan, karena disana juga pernah dilaporkan keberadaan populasinya. Disana masih ada anjing hutan. 90 persen itu jejak anjing hutan,'' tegasnya.
ADVERTISEMENT
Seperti diketahui, penutupan kawasan TNBTS sejak setahun lalu seolah memberi banyak kesempatan ekosistem disana bernafas lega.
Tak hanya itu, populasi satwa liar yang berhabitat disana seolah bebas berkeliaran, keluar dari tempat persembunyian mereka.
Seperti diketahui dari cuitan akun Twitter @superbagonk melalui unggahan videonya, pada Jumat (25/9/2020). Dia menemui cukup banyak jejak satwa diduga kucing besar di kawasan Ranu Kumbolo, Gunung Semeru.