Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
Konten Media Partner
Berbekal Spanduk Tragedi Kanjuruhan, Desainer Malang Juara Kompetisi Fashion
14 November 2022 18:40 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
MALANG - Menyampaikan aspirasi tidak selalu dengan melakukan aksi turun ke jalan. Namun, bisa juga dengan menciptakan sebuah karya. Seperti yang dilakukan desainer asal Malang , Mutiara Syariffudin. Berbekal tiga spanduk milik Aremania pada peringatan 40 hari Tragedi Kanjuruhan , perempuan pengajar di Kampus Lasalle College Surabaya ini, merancangnya menjadi pakaian yang membawanya juara kompetisi fashion bergengsi di Surabaya.
Mutiara Syariffudin, juara pada Fashion Upcycling Competition di Ciputra Mal Surabaya pada Sabtu (12/11/2022) lalu. Dia meraih juara 2 dalam kompetisi itu dengan kreasi baju berbahan spanduk Tragedi Kanjuruhan, yang berasal dari Alun-alun Tugu Kota Malang.
ADVERTISEMENT
Mutiara mengaku terinspirasi membuat baju itu setelah melintasi bundaran Alun-alun Tugu Kota Malang. Saat itu dia melihat ratusan keranda dan ratusan foto korban Tragedi Kanjuruhan berjejer melingkari alun-alun.
Dia mengaku tersentuh usai mendapati banyaknya foto korban yang ternyata banyak yang perempuan juga.
"Saya sempat melintasi bundaran Tugu setelah 40 hari Tragedi Kanjuruhan saat mau beli kain. Inspirasi itu muncul saat melihat banyak keranda dan foto korban yang ternyata banyak ceweknya," ungkapnya, Senin (14/11/2022).
Dia juga mengaku terkesan dengan ribuan Aremania yang telah menyuarakan aspirasi menuntut keadilan bagi para korban Tragedi Kanjuruhan. Meski diguyur hujan, Aremania tak gentar melanjutkan aksi Malang Menghitam pada Kamis, 10 November 2022 lalu.
Mutiara kemudian tergerak ingin turut berpartisipasi menyuarakan keresahan warga Malang melalui bidang keahliannya. Keranda, foto korban hingga spanduk Tragedi Kanjuruhan yang dia lihat semakin membulatkan tekadnya untuk turut berpartisipasi.
ADVERTISEMENT
"Akhirnya saya ambil 3 spanduk di jalanan yang sesuai. Jujur saya waktu itu belum izin ke Aremania karena saya tidak tahu mau izin ke siapa. Tapi ternyata mereka mendukung," ujarnya.
"Itu benar benar dari spanduk di jalanan. Saya sebenarnya takut ambilnya, karena saya buat spanduk sendiri jelek. Akhirnya terpaksa saya ambil dan ternyata gak masalah, mereka mendukung," imbuhnya.
Spanduk itu kemudian dia kreasikan dengan pakaian lamanya dalam kompetisi di Surabaya. Dia mengaku diberi waktu sekitar 1 jam untuk merangkai desain itu dengan jahitan tangan. Namun hasilnya, karya yang dia buat menarik perhatian publik dan menyabet juara 2.
"Saya ambil beberapa potong untuk selendang. Kalau kanan kiri itu saya print-kan foto Tragedi Kanjuruhan. Saya tempelkan. Saya balut police line tiruan," bebernya.
ADVERTISEMENT
"Police line-nya itu tiruan, itu stiker dan dari sabuk gitar. Pesan dan maknanya, polisi kan harusnya melindungi dan merangkul rakyatnya. Tapi ternyata muncul korban. Makanya ada police line yang melingkari design," imbuhnya.
Usai memenangi kompetisi itu, Mutiara berencana akan menempatkan sementara karya itu di butik pribadinya di Salon Mutiara Malang.
Dia juga berencana bakal melelang desain itu. Namun jika Aremania menginginkan, dia akan memberikannya. Mutiara juga berkeinginan mendesain lagi 10 karya fashion dalam kompetisi nasional yang akan benar benar didedikasikan untuk masyarakat Malang.
"Saya harap ini bisa menginspirasi bagi siapa pun, bahwa melalui bidang apa pun bisa mendukung Aremania lewat karya kita," pungkasnya.