Konten Media Partner

Berkunjung ke Lokasi Tewasnya Dr Azhari di Kota Batu 14 Tahun Silam

9 November 2019 19:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rumah di Perumahan Flamboyan, tempat Dr Azhari tewas di tangan polisi karena digrebek. Foto: ali dan ghufron.
zoom-in-whitePerbesar
Rumah di Perumahan Flamboyan, tempat Dr Azhari tewas di tangan polisi karena digrebek. Foto: ali dan ghufron.
ADVERTISEMENT
Hari ini (9/11), 14 tahun yang lalu, perhatian warga Indonesia tertuju pada sebuah rumah di Perumahan Flamboyan, Kota Batu, Jawa Timur. Ya, pada 9 November 2005, teroris nomor wahid ketika itu yakni Dr Azhari tewas setelah diberondong peluru oleh tim Crisis Responsive Team (CRT) yang berada di bawah Densus 88 Polri.
ADVERTISEMENT
Tak pelak, aksi penggerebekan heroik itu, menjadi headline di berbagai media massa. Ini tak lepas dari Dr Azhari yang merupakan teroris paling dicari ketika itu. Dia diduga kuat menjadi otak dari kasus Bom Bali 1 pada 2002, JW Marriot Jakarta, sejumlah bom di rumah ibadah dan Bom Bali 2 pada 2005. Pada sejumlah peristiwa itu, Dr Azhari diduga yang meracik bom.
Rumah di Perumahan Flamboyan, tempat Dr Azhari tewas di tangan polisi karena digrebek. Foto: ali dan ghufron.
Untuk mengenang penggerebekan yang disebut-sebut paling sukses oleh polisi itu, pada Sabtu (9/11), tim tugumalang.id berkunjung ke tempat tersebut. Rumah yang dikontrak Dr Azhari ini, masih tidak berubah, sejak penggerebekan itu terjadi.
Ads.
Rumah ini belum dibangun lagi oleh pemilik rumah. Terlihat rumput begitu tinggi di rumah ini. Sedangkan dinding tembok mengelupas, sehingga banyak terlihat batu-bata. Ada juga sejumlah lobang di tembok, yang diduga kuat bekas dari tembakan tim kepolisian. Sedangkan besi yang menjadi pagar rumah, terlihat mengelupas.
ADVERTISEMENT
Tim tugumalang.id tidak berhasil menemui pemilik rumah. Lantaran, pemilik rumah adalah warga Surabaya. Guna, Ketua RT 1 RW 09 di Perumahan Flamboyan, Kota Batu mengatakan, menurut dia bangunan itu dibiarkan mangkrak, sejak penggerebekan itu terjadi.
"Perumahan tersebut miliknya orang Surabaya, namanya pak toma," ucap pria yang sudah 40 tahun tinggal di tempat tersebut.
Rumah di Perumahan Flamboyan, tempat Dr Azhari tewas di tangan polisi karena digrebek. Foto: ali dan ghufron.
Sang pemilik, kata dia, datang ke rumahnya itu sekitar lima tahun lalu. Sejumlah warga kata dia sebenarnya ingin membeli rumah ini, untuk dijadikan Balai Rukun Warga (RW). Tapi, Toma menjawab bahwa rumah itu tidak dia jual. ”Katanya rencana mau dibangun lagi untuk dikontrakkan,” imbuhnya.
Dia bercerita, Dr Azhari memang belum lama tingga di rumah kontrakan itu, sebelum akhirnya digerebek oleh polisi. "Tahunya saat ada penggerebekan itu,” imbuhnya. Dia mengatakan, kalau penggerebekan ketika itu begitu mencekam. Apalagi, sempat ada perlawanan dari pihak Dr Azhari. ”Benar-benar ramai ketika itu,” pungkasnya.
Dr Azhari. Foto: wikipedia.
Adapun tentang kematian Dr Azhari, sudah diceritakan cukup detail dalam buku berjudul ‘Misi Walet Hitam, Menguak Misteri Teroris Dr Azhari’. Buku yang ditulis oleh Arif Wachjunadi tidak hanya membahas kematian Dr Azhari di Batu, tapi juga mewawancarai sejumlah keluarga korban Bom Bali.
ADVERTISEMENT
"Perburuan Dr Azhari selama lima tahun, berakhir di Flamboyan, Batu, Malang,” kata Arif dalam sebuah wawancara.
Arif menyebutkan kalau Dr Azhari tewas setelah ditembak oleh polisi. ”Hasil riset saya menunjukkan kalau Dr Azhari tewas karena ditembak, setelah itu Mr X yang berada dengan dokter Azhari di tempat itu, bunuh diri dengan meledakkan bom, itu setelah Dr Azhari tewas,” pungkasnya.
Tak hanya itu, diketahui juga kalau di dalam rumah di Perumahan Flamboyan, Batu itu, ada sekitar 44 bom yang siap diledakkan.
Reporter: Ali dan Ghufron.