Bikin Jaket COVID-19, Siswa SMKN 1 Turen Malang Sabet Juara LKS se-Jatim

Konten Media Partner
11 Juni 2021 13:50 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Lestari Sukma Kirani kelas 12, siswa SMKN Turen Malang, bersama gurunya setelah memenangkan lomba. dok/pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Lestari Sukma Kirani kelas 12, siswa SMKN Turen Malang, bersama gurunya setelah memenangkan lomba. dok/pribadi
ADVERTISEMENT
MALANG - SMK Negeri 1 Turen kian getol menambah sederet prestasi baik di bidang akademik maupun nonakademik. Terbaru, melalui Kompetensi Keahlian Tata Busana, sekolah ini berhasil meraih juara 1 di Lomba Kompetensi Siswa (LKS) Wilayah Kerja (Wilker) Jawa Timur tahun 2021.
ADVERTISEMENT
Guru Produk Tata Busana SMKN 1 Turen Rini Choiria, S. Pd, Gr mengatakan perwakilan lomba ini diikuti oleh siswi atas nama Lestari Sukma Kirani kelas 12. Sebelumnya, ia lolos LKS tingkat Kabupaten Malang kemudian melaju ke tingkat provinsi. "Kebetulan di Jatim terbagi menjadi 4 Wilker. Malang Raya masuk ke Wilker 3. Total ada 12 peserta, terdiri dari 3 besar masing-masing Wilker," jelas dia
Untuk desain yang dilombakan, lanjut Rini, yakni jaket COVID-19 lantaran masih di masa pandemi. Menggunakan bahan katun toyobo dikombinasikan dengan batik. Lalu dibagian dalamnya atau innernya terbuat dari bahan anti mikroba.
desainnya dan jaketnya. dok/pribadi
"Jadi inernya sudah disediakan panitia. Tujuannya kayak baju COVID-19 yang kita lihat di nakes. Tapi jaket ini didesain modis. Jadi untuk peserta bebas mendesain. Artinya bahan-bahan tersebut boleh dipakai pada bagian apapun, asal mengacu pada 4 poin sesuai kriteria lomba yakni kerah tegak, saku kempol atau saku harmonika, lipit2 dan lengannya pakai lengan licin," beber Rini.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, untuk mencapai prestasi gemilang ini tidaklah mudah. Persaingan lomba yang digelar selama 3 hari itu cukup ketat. Ditambah, sekolah dengan jurusan fashion di Turen, Kabupaten Malang ini tergolong baru, yakni sejak tahun 2006.
Lestari saat mempersiapkan busana jaket Covid-19. dok/pribadi
Kendati demikian, diakui Rini jika berbagai persiapan terus dilakukan guna melahirkan siswa yang berkompeten. Bibit siswa berkualitas sudah dicari sejak duduk di bangku kelas 10. Untuk selanjutnya yang berpotensi pada kelas 11 terus digiring. Hingga di kelas 12 sudah menemukan calon siswa yang akan ditunjuk mengikuti sederet kompetisi.
"Jadi memang yang ditekankan soft skillnya dibidang menjahit. Tetunya anak ini kita persiapkan bagaimana punya skill membuat baju yang cepat, rapi, presisi dan yang penting mentalnya harus digembleng karena kalau sudah di medan lomba mentalnya anak kebanyakan itu bisa down," tukas dia.
ADVERTISEMENT
Selain, pendekatan yang intens kepada siswa, pihaknya juga melatih skill tersebut lewat program magang yang difasilitasi sekolah. "Siswa kita ndak boleh cuma latihan di kandang tapi harus magang, latihan di luar juga gimana sih njahit cepat, kenapa bisa begitu, kalo org lain bisa kenapa engga, cara itu aja yang saya tanamkan ke dia," tegas Rini
Ke depan, ia berharap dapat terus meningkatkan kualitas pembelajaran hingga melahirkan lulusan yang tak hanya berkualitas tapi juga kompeten dan berorientasi pada dunia kerja.
"Kami sangat bersyukur, meskipun kita berada di desa tapi bisa bersaing di tingkat Jatim dan jadi terbaik. Harapannya di tingkat nasional bisa memberikan yang lebih baik lagi meningkatkan skillnya karena kalau tingkat nasional harus lebih tangguh dan pinter," tandas dia. (ads)
ADVERTISEMENT