Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten Media Partner
BKSDA Jatim Lepas Liar 7 Lutung Jawa di Hutan Tahura R Soerjo
27 November 2020 13:13 WIB
ADVERTISEMENT
BATU - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Timur melepas liar 7 ekor lutung jawa di kawasan Hutan Lereng Timur Gunung Biru, Hutan Raya Tahura Raden Soerjo, Kota Batu, pada Kamis (26/11/2020).
ADVERTISEMENT
Ketujuh satwa dengan nama latin Trachypithecus Auratus ini, dilepas liarkan setelah menjalani serangkaian pemeriksaan kesehatan dan masa rehabilitasi selama 1,5 tahun oleh Aspinall Foundation Javan Langur Center (JLC) Coban Talun, Kota Batu.
Pemeriksaan yang dilakukan meliputi memastikan lutung terbebas dari penyakit berbahaya menular seperti TBC, hepatitis B, herpes simplex, SIV (Simian Immunodeficiency Virus), STLV (Simian T-lymphotropic virus), hingga SRV (Simian Retro Virus).
"Selama masa pelepas liaran ini, lutung-lutung juga sudah dipasangi microchip transponder dalam tubuhnya untuk dimonitor secara intensif oleh tim monitoring dari The Aspinall Foundation," terang Kepala Seksi Konservasi Wilayah VI BBKSDA Jatim, Mamat Ruhimat, pada Jumat (27/11/2020).
Berdasarkan hasil monitoring selama pelepas liaran, diklaim menunjukkan hasil baik. Lutung-lutung tampak mampu beradaptasi dengan cepat kembali ke habitatnya.
ADVERTISEMENT
"Bahkan tercatat ada perkembangan populasi lutung jawa di kawasan Hutan Coban Talun, Gunung Biru, hingga Gunung Anjasmoro,'' ujarnya.
Mamat memaparkan, selama periode 2010-2011, ditemukan populasi lutung jawa sebanyak 100 ekor. Sementara di tahun itu, total dilakukan pelepas liaran lutung jawa sebanyak 7 kali. Hasilnya, hingga 2020 tercatat ada pertambahan mencapai 155 ekor.
Dia menambahkan, kawasan hutan alam di sekitar Gunung Pusungrawung, Gunung Biru, dan Gunung Anjasmoro, merupakan habitat penting bagi satwa langka seperti lutung jawa. Disana, ada sumber makanan endemik yang menjadi sumber makanan utama lutung.
"Faktor hilangnya habitat inilah yang menjadi faktor penurunan populasi lutung. Sejak beberapa waktu lalu, diperkirakan lebih dari 30 persen (populasi lutung jawa menurun) selama 36 tahun," terangnya.
ADVERTISEMENT
"Kelangsungan hidup lutung awa bergantung pada keutuhan hutan tropis baik di pegunungan hingga dataran rendah dan daerah pesisir," tambahnya.
Sebagai informasi, status lutung jawa oleh IUCN Red List of Threatened Species Versi 2019.1 tahun 2019 digolongkan sebagai kategori Vulnerable (rentan punah).
Status perlindungan tersebut didasarkan pada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/6/2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa Dilindungi.