news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Buku Esensi Praktik Menulis, Karya dari Seorang Penulis Ulung

Konten Media Partner
23 Agustus 2019 7:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penulis buku Eben E. Siadari (kanan) foto bersama Ibu Suwarti, seorang penjaja kue yang diangkat kisahnya dalam buku berjudul 'Esensi Praktik Menulis'. Ceritanya menjadi contoh kekuatan tulisan human interest. foto: Irna Kurniarini for tugumalangid
zoom-in-whitePerbesar
Penulis buku Eben E. Siadari (kanan) foto bersama Ibu Suwarti, seorang penjaja kue yang diangkat kisahnya dalam buku berjudul 'Esensi Praktik Menulis'. Ceritanya menjadi contoh kekuatan tulisan human interest. foto: Irna Kurniarini for tugumalangid
ADVERTISEMENT
Menulis adalah kegiatan intelektual, sekaligus kegiatan bercerita. Inilah yang disampaikan oleh Eben E. Siadari dalam buku terbarunya berjudul ’Esensi Praktik Menulis’ yang diterbitkan oleh Rayyana Komunikasindo.
ADVERTISEMENT
Di era revolusi industri 4.0, orang semakin mudah dalam menulis, karena referensi yang melimpah. Tapi, apakah tulisan yang dihasilkan cukup memikat dan berbobot? hal inilah yang hendak dijawab oleh Eben di dalam bukunya tersebut.
Untuk menghasilkan tulisan yang berkualitas, salah satunya penulis harus menemukan unsur human interest dalam setiap konten yang diciptakan.”Human interest adalah salah satu nilai berita yang tidak lekang di telan zaman,” kata Eben dalam keterangan tertulisnya yang diterima tugumalang.id, media online partner resmi kumparan.
Dia lantas mencontohkan salah satu cerita human interest dalam bukunya. Yakni, dia mengangkat cerita tentang Ibu Suwarti, seorang penjaja kue pasar yang setiap hari berkeliling di kompleks perumahan tempat Eben tinggal. Begitu penasaran dengan spirit yang menggerakannya, suatu pagi, mantan pemimpin redaksi (pemred) Majalah Warta Bisnis ini, mencegat-nya dan memaksa Ibu Suwarti masuk ke rumahnya untuk diwawacara.”Saya wawancarai tentang apa yang membuat semangatnya menyala, mengapa lebih memilih berjalan kaki ketimbang naik sepeda, misalnya, dan mengapa-mengapa lainnya,” imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Sampul buku karya Eben E. Siadari. foto dokumen.
Tulisan itu lantas dia muat di blog dengan judul ’Selalu Ada Pagi bagi Suwarti’, terinspirasi dari perkataannya bahwa biar hujan, biar terik, ia akan selalu pergi, karena pagi adalah sumber rejeki.”Saya menampilkan kisah Ibu Suwarti secara utuh dalam satu bab, sebagai contoh bagaimana human interest adalah salah satu nilai berita yang tidak lekang ditelan zaman,” katanya.
Selain soal kisah human interest, secara umum buku ini ingin membahas hakikat kepenulisan di tengah tantangan di era Revolusi Industri 4.0. Buku ini berdasarkan pengalaman Eben menjadi penulis dalam menulis biografi dan karya tulis nonfiksi lainnya selama lebih dari 20 tahun. Pembahasan dalam buku ini dibagi menjadi empat bagian.
Bagian pertama menyajikan refleksi dan interpretasi atas sejumlah aspek kepenulisan, baik teknik praktis maupun isu etis. Walaupun tidak secara eksplisit berfokus pada penulisan biografi, sebagian besar refleksi yang disajikan didasarkan pada pengalaman menulis karya-karya biografis.
ADVERTISEMENT
Bagian kedua menyajikan lebih mendalam tentang berbagai aspek menulis biografi. Di bagian ini isu-isu yang dibahas sudah beranjak dari aspek-aspek teknis ke hal-hal yang bersifat filosofis.
Bagian ketiga menyajikan karya tulis biografis yang pernah dikerjakan oleh penulis. Ada tiga genre yang disajikan yaitu tulisan profil, opini yang menjadikan sosok sebagai pemantiknya, dan wawancara. Bagian keempat dari buku ini menyajikan refleksi penulis dalam menjalankan profesi jurnalisme serta beberapa karya tulis jurnalistik yang relevan.
Buku ini disajikan kepada pembaca umum, terutama yang memiliki gairah untuk menulis, khususnya menulis biografi dan karya nonfiksi lainnya. Dengan membaca buku ini diharapkan muncul kesadaran untuk menjadi penulis yang berkomitmen, yang menempatkan kegiatan menulis lebih dari sekadar keperluan, kegemaran dan hiburan.
ADVERTISEMENT
Buku ini juga diharapkan bagi dunia akademis, terutama sekolah atau kampus yang memberi
penekanan pada proses kepenulisan dalam silabusnya. Selain itu buku ini juga menjadi sarana bertukar pikiran dan pengalaman dengan sesama penulis profesional lainnya. Pertukaran gagasan dan pemikiran sangat penting dalam upaya memberikan kontribusi bagi lahirnya wawasan baru di dunia kepenulisan. Revolusi industri 4.0 seringkali dipandang sebagai ancaman bagi profesi apa saja, termasuk profesi menulis.
Buku ini diharapkan memberikan dasar bagi diskusi lebih lanjut.
Buku ini layak dibaca oleh:
- Para dosen, guru, dan para pendidik lainnya yang memiliki komitmen meningkatkan kualitas pendidikan dan pengajaran melalui karya-karya ilmiah populer.
- Para penulis maupun calon penulis.
- Para peneliti yang ingin mempopulerkan hasil penelitiannya.
ADVERTISEMENT
- Para profesional yang memiliki kebutuhan untuk memberikan penjelasan lebih
komunikatif kepada klien-kliennya
- Para tokoh politik, pejabat, selebritis dan influencer yang ingin menulis biografi atau
memoar.
- Rohaniawan yang ingin menjangkau umat lebih luas melalui tulisan.
- Calon wartawan, wartawan dan pekerja media lainnya.
- Mahasiswa Ilmu Komunikasi.
- Aktivis pers kampus.
- NGO yang ingin dikenal lebih luas melalui media.

Tentang Eben E. Siadari

Eben. E Siadari kini berusia 53 tahun. Lebih dari separuh hidupnya, dia dedikasikan untuk dunia yang begitu dia senangi yakni dunia tulis menulis. Ya, pria kelahiran Sarimatondang, Sumatera Utara, 27 Juli 1966 ini telah menjadi jurnalis dalam tiga dekade terakhir dan menerjuni dunia penulisan buku dalam 20 tahun terakhir.
ADVERTISEMENT
Karya-karyanya sebagai author, co-author dan co-editor di antaranya: The Ciputra Way, Praktik Terbaik Menjadi Entrepreneur Sejati (Elexmedia Komputindo, 2006), Teologi Kerja Modern dan Etos Kerja Kristiani (Institut Darma Mahardika, 2011), The Chinese Ethos, Memahami Adi Daya China dari Perspektif Budaya (Institut Darma Mahardika, 2013), Yayasan Trisakti 10 Tahun Berjuang di Jalur yang Benar, Melalui Jalur Hukum Kembalikan Usakti ke Posisi yang Benar (Yayasan Trisakti, 2013), OTB Sitanggang, Sang Pelopor (Penerbit Suara Harapan Bangsa, 2011), To See the Unseen, Kisah Di Balik Damai di
Aceh (Penerbit H2I, 2008), Dari Pulau Buru ke Cipinang, Sebuah Sejarah Kecil, (Penerbit Rajut, 2011), Power, Values & Competence (Rayyana Komunikasindo, 2015), Mansen Purba SH, Guru Saya Marsimalungun (Bina Budaya Simalungun, 2008), The Power of Values in the Uncertain Business World, Refleksi Seorang CEO, Herris B. Simanjuntak (Gramedia, 2004), Dari Pulau Buru Ke Cipinang, Sebuah Sejarah Kecil (Penerbit Rajut dan Rayyana Komunikasindo, 2011), TNI dan Perdamaian di Aceh, Catatan 880 Hari Pra dan Pasca MoU Helsinki (Rayyana Komunikasindo, 2013) dan The Making of AJT Cogtest (PT Melintas Cakrawala Indonesia, 2018).
ADVERTISEMENT
Ia adalah salah satu dari sejumlah wartawan Indonesia penerima Chevening Award dari Kedutaan Besar Inggris pada tahun 1994. Pada tahun 1996, ia terpilih sebagai salah satu wartawan Indonesia untuk mengikuti International Visitor Program yang diselenggarakan oleh United States for Information Agency (USIA), mengunjungi 10 negara bagian Amerika Serikat dalam rangka pertukaran pengalaman profesional.
Pendidikan jurnalistik ia peroleh lewat program Advanced Course for Practical Journalism,
Thomson Foundation, Cardiff, Wales, Inggris, (1994). Gelar Sarjana Ekonomi dari Fakultas Ekonomi Universitas Padjadjaran Bandung ia peroleh pada tahun 1990. Sebagai wartawan ia telah mewawancarai ratusan tokoh dari dalam dan luar negeri, seperti Tanri Abeng, Robby Djohan, Anwar Nasution, Charles Handy, Warren Bennis dan Thaksin Shinawatra. Beberapa karya tulisnya dimuat dalam buku Sketsa 50 Eksekutif Indonesia (Penerbit Warta Ekonomi 1997).
ADVERTISEMENT
Karier jurnalistiknya antara lain dengan menjadi pemimpin redaksi Majalah WartaBisnis, Managing Editor WartaEkonomi, news editor jaringnew.com dan editor ekonomi satuharapan.com. Saat ini ia merupakan associate editor pada Rayyana Komunikasindo Publishing. Dengan pengalaman yang begitu besar, buku ini seperti menjadi rangkuman dari pengalaman panjang Eben, menjadi seorang penulis ulung.
Reporter : Irham Thoriq