Konten Media Partner

Bupati Malang Optimistis Angka Kemiskinan Turun

17 Juli 2020 13:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi. Foto: Pixabay.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi. Foto: Pixabay.
ADVERTISEMENT
MALANG - Ditengah pandemi COVID-19, harus diakui jika perekonomian di berbagai wilayah terus merosot, tentu hal ini berdampak pada angka kemiskinan.
ADVERTISEMENT
Namun, kondisi ini justru membuat Bupati Malang optimistis jika angka kemiskinan di Kabupaten Malang akan menurun.
"Perkiraan saya tetap menurun. Angka kemiskinan semakin tahun semakin menurun karena pertumbuhan ekonomi yang bagus," ujar Bupati Malang, Muhammad Sanusi, usai rapat paripurna di Kantor DPRD Kabupaten Malang, pada Kamis (16/7/2020).
Sanusi optimistis, angka kemiskinan di Kabupaten Malang akan turun satu digit di tahun 2021.
"Tetap saya perkirakan kemiskinan turun dari 9,3 (persen) pasti akan turun lagi. Setidaknya turun satu digit di angka 8,3 (persen) di tahun 2021," ujar alumni UIN Malang ini.
Kepercayaan diri ini Sanusi dapat setelah melakukan diskusi dengan beberapa pengamat ekonomi. "Berdasarkan diskusi saya dengan pengamat itu justru ada kenaikan perekonomian itu 11,4 persen dan tidak minus," terangnya.
ADVERTISEMENT
Oleh sebab itu, pengusaha tebu asal Gondanglegi ini telah mempersiapkan beberapa strategi seperti menciptakan lapangan kerja dengan potensi daerah tersebut.
"Seperti di sektor pertanian yaitu padi. Biasanya kita 8 ton sekarang kita cari padi yang bisa 15 ton. Dari segi perikanan ada ikan yang biasa dijual Rp 20 ribu nanti kita carikan yang harganya Rp 50 ribu, dan yang mau beli 50 ribu sudah ada. Di Dampit itu ada ikan Nila harganya Rp 50 ribu," tukasnya.
Sementara itu, Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Malang, Tomie Herawanto, lebih memilih realistis dalam melihat pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Malang ini.
"Kalau prediksi saya untuk pertumbuhan ekonomi ada di posisi 2 persen lebih sedikit," beber Tomie, pada Jumat (17/7/2020).
ADVERTISEMENT
Pendapat ini didasarkan pada diskusi bersama Bank Indonesia di Malang yang menganggap perekonomian di Malang masih stagnan. "Kalau dari diskusi bersama BI, naikpun maksimal hanya diangka 2,1 persen," terangnya.
Tomie juga masih optimis, perekonomian di Kabupaten Malang tidak akan terpuruk apalagi sampai minus. "Kuncinya dengan optimalkan kesepakatan harga jual di level bawah. Tujuannya untuk meningkatkan daya beli masyarakat," jelasnya.
Terakhir, Tomie menekankan jika daya beli masyarakat sangat vital dampaknya pada perekonomian di Kabupaten Malang. "Jika konsumsi masyarakat tinggi, otomatis pertumbuhan ekonominya akan cepat juga," pungkasnya.