Cara Warga Kidul Pasar di Malang Mengenang Para Pejuang Kemerdekaan

Konten Media Partner
17 Agustus 2019 8:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Monumen prasasti pejuang yang berada di Kidul Pasar, Kota Malang. Foto: Gigih mazda/tugumalang.id
zoom-in-whitePerbesar
Monumen prasasti pejuang yang berada di Kidul Pasar, Kota Malang. Foto: Gigih mazda/tugumalang.id
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
TUGUMALANG.ID-17 Agustus 1945, Indonesia memproklamirkan kemerdekaan. Namun, perjuangan saat itu belum berakhir. Kemerdekaan masih harus dipertahankan di tengah gempuran-gempuran agresi militer Belanda pascatahun 1945. Resistensi terjadi di mana-mana, korban-korban terus berjatuhan dari kaum Pribumi.
ADVERTISEMENT
Kemudian, terdapatlah suatu tempat di daerah Kota Malang, tepatnya di Kidul Pasar. Tempat tersebut menjadi basis Laskar Hizbullah Malang yang turut berjuang kala Agresi Militer Belanda merangsek masuk ke wilayah Malang usai menggempur Surabaya pada 10 November. Total 15 pemuda dari Kidul Pasar gugur.
Para laskar yang gugur pun menjadi inspirasi kampung itu hingga saat ini. Lalu, bagaimana cara masyarakat Kidul Pasar untuk meneruskan perjuangan itu? Berikut reportasenya.
Salah satu taman yang berada di Kidul Pasar, Kota Malang. Foto: Gigih mazda/tugumalang.id
Kampung Kidul Pasar tampak begitu rapi dan bersih. Setiap sudutnya terlihat penuh warna, dengan tumbuhan hijau di sana-sini. Tak lupa, taman bermain serta hiasan pancuran terlihat di beberapa sisi. Itulah gambaran wilayah RW 7 yang terletak di selatan Pasar Besar, Kelurahan Sukoharjo, Kecamatan Klojen, Kota Malang.
ADVERTISEMENT
Tepatnya di Jalan Moch Yamin V, terdapat sebuah monumen bernama "Prasasti Pejoang Arek-Arek Kidul Pasar Malang yang Gugur Masa Revolusi 1945". Terdapat 15 nama yang tertera pada monumen tersebut. Mereka gugur di antara tahun 1946 hingga 1948. Semangat perjuangan itulah yang menjadikan kampung tersebut menjadi kampung kreatif dan berinovasi secara berkelanjutan.
Kampung tersebut juga dikenal sebagai Kampung SIP. SIP sendiri merupakan kependekan dari Santri, Intelektual, dan Patriotik.
Suasana bersih menjadi ciri khas Kidul Pasar, Kota Malang. Foto: Gigih mazda/tugumalang.id
"Jadi kami melihat 'Agustusan' bukan hanya sekedar umbul-umbul atau lomba saja. Melainkan ada program jangka panjang," terang Ketua RW 07 Kelurahan Sukoharjo, Kecamatan Klojen, Kota Malang, Akhmad Zakaria Jumat (16/8/) sore. Oleh karena itulah lomba antar-RT yang digelar berkaitan dengan kebersihan lingkungan, penghijauan, hingga pengolahan sampah daur ulang.
ADVERTISEMENT
Untuk diketahui, sebelumnya kawasan tersebut merupakan kawasan kumuh. Namun akhirnya dikelola menjadi bersih, dan kini justru bisa menarik wisatawan.
"Akhirnya saya mapping jadi Kampung Tematik. Itu program besar kami dari tokoh masyarakat, staf RT maupun RW," lanjut Akhmad. Setelah berkoordinasi, semangat pejuang dari kalangan santri itulah yang menginspirasi mereka untuk membuat kampung SIP.
"Santri kenapa? Karena seperti yang sudah saya sampaikan, bahwa RW 7 itu kemampuan agama itu tinggi," terangnya.
Sedangkan terkait intelektual, ia menyatakan banyaknya institusi pendidikan mulai dari PAUD hingga SMA yang berada di kawasan tersebut. "Sedang patriotik itu karena terdapat 15 pahlawan. Dan itu merupakan arek Kidul Pasar asli, yang tergabung dalam pasukan Hizbullah," lanjut pria yang juga karyawan di Universitas Islam Malang (Unisma) tersebut.
ADVERTISEMENT
Ia menyatakan perjuangan itu harus diteruskan dan tidak diperingati pada saat 17 Agustus saja, melainkan sepanjang tahun dan berlanjut ke tahun-tahun berikutnya. Tepatnya sekitar mulai tahun 2015 silam, kampung tersebut mulai berbenah dan menjadi kampung yang begitu bersih, rapi, dan indah.
"Pada tahun 2016 itu lahan yang tidak bertuan, tidak dihuni, kumuh, dan hampir roboh, akhirnya kami sepakat untuk dibersihkan. Jadilah taman PKK itu," bebernya. Selain itu, jalanan kampung juga terlihat rapi, dengan banyak sumur resapan hidroponik untuk meresap guyuran air hujan agar tidak banjir.
Kidul Pasar, Kota Malang, pada malam hari. Foto: Dok. Pribadi.
Selain itu, hiasan-hiasan yang terdapat di kampung itu juga tak sedikit yang menggunakan barang bekas atau hiasan daur ulang. Mulai dari botol plastik hingga ban bekas pun disulap menjadi indah. Terdapat juga inovasi untuk memperbanyak tumbuhan hijau dan juga tanaman hidroponik yang cocok untuk memenuhi kebutuhan sayuran di tengah perkotaan.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, hal itu dilakukan untuk menjalankan amanah dari para pahlawan terdahulu.
Ia menyatakan bahwa itu adalah amanah dari Allah, amanah dari pejuang kemerdekaan, dan sekarang adalah amanah sebagai RW untuk meneruskan perjuangan tersebut.
Reporter: Gigih Mazda
Editor: Irham Thoriq