Cerita Risa Santoso, dari Staf Ahli KSP hingga Jadi Rektor ITB Asia

Konten Media Partner
7 November 2019 12:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Risa Santoso saat berada di Institute Teknologi dan Bisnis (ITB) Asia, Kamis (7/12). Foto: ben/tugumalang.id
zoom-in-whitePerbesar
Risa Santoso saat berada di Institute Teknologi dan Bisnis (ITB) Asia, Kamis (7/12). Foto: ben/tugumalang.id
ADVERTISEMENT
TUGUMALANG.ID - Risa Santoso, rektor termuda di Indonesia dari kampus Institute Teknologi dan Bisnis (ITB) Asia Malang, harus pandai-pandai mengatur waktu. Jadwalnya begitu padat.
ADVERTISEMENT
Saat diwawancara wartawan, Kamis (7/11), salah seorang stafnya mewanti-wanti kalau wawancara hanya sampai pukul 10.30 WIB.
Kendati jadwalnya begitu padat, Risa terlihat tenang menjawab aneka macam pertanyaan wartawan.
"Sejak viral pemberitaan tentang saya itu, memang ramai sekali di grup WhatsApp, di WhatsApp saya, hingga di Instagram, jadi mohon maaf jika saya tidak bisa membalas satu per satu," kata perempuan 27 tahun ini, Kamis (7/11).
Ya, Risa memang viral dalam beberapa hari terakhir. Ketika dia dilantik pasa Sabtu (2/11), dia memecahkan rekor sebagai rektor termuda di Indonesia. Dia menjadi rektor saat masih berumur 27 tahun.
Dia lantas bercerita perjalanannya hingga menjadi rektor di kampus yang mempunyai sekitar 3.000 mahasiswa itu. Dia mengatakan, pada 2015, dia menjadi staf tenaga ahli muda di Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Republik Indonesia. Ketika itu, dirinya baru lulus program master pendidikan di Harvard University, Amerika Serikat.
ADVERTISEMENT
"Saya dua tahun di KSP, yakni sampai awal 2017, setelah itu saya menjadi dosen di kampus Asia ini," katanya.
Dirinya memilih menjadi dosen di kampus Asia karena dirinya ingin lebih dekat dengan hal-hal praktis.
"Karena kalau di KSP itukan lebih pada kebijakan, jadi ada peluang ini saya ambil," katanya.
Sejak 2017 dia menjadi dosen di (ITB) Asia, dia diberi kepercayaan di sejumlah posisi.
"Salah satunya di kepala penjaminan mutu internal dan di sejumlah event," imbuhnya.
Selanjutnya, beberapa bulan lalu ditawari menjadi rektor.
"Waktu itu ada tiga calon rektor," katanya. Dari tiga calon itu, dirinya yang dipilih. "Awalnya ditawari, bersedia enggak jadi rektor, saya bilang bersedia," katanya.
Dengan menjadi rektor di ITB Asia, dia menjadi rektor pertama di kampus ini. "Karena sebelumnya nama kampus ini sekolah tinggi, ada dua sekolah tinggi yang dijadikan satu menjadi institute ini," pungkasnya.
ADVERTISEMENT