Cerita Seru Mahasiswa Unikama Ikut Program Kampus Mengajar

Konten Media Partner
22 November 2022 17:12 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Asri Makrifatul Hidayah, (tengah) saat melaksanakan aktivitasnya. Foto /dok Unikama
zoom-in-whitePerbesar
Asri Makrifatul Hidayah, (tengah) saat melaksanakan aktivitasnya. Foto /dok Unikama
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
MALANG – Mahasiswa Unikama, Asri Makrifatul Hidayah, memiliki cerita yang seru saat dia mengikuti program Kampus mengajar.
ADVERTISEMENT
Kepada wartawan Tugumalang, mahasiswa Program Studi (Prodi) Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKN) Universitas PGRI Kanjuruhan Malang (Unikama) itu bercerita pengalamannya saat terlibat di Program Kampus Mengajar.
Asri tidak sendiri. Dia bersama empat rekannya dari universitas lain seperti UNESA, UNIPDU, dan STIKES Majapahit. Dia memulai Program Kampus Mengajar Angkatan 4 pada 1 Agustus sampai 1 Desember 2022.
Para mahasiswa itu ditempatkan di SMP Banyulegi, sekolah swasta yang berada di Desa Banyulegi, Kecamatan Dawarblandong, Kabupaten Mojokerto. Sekolah ini memiliki total 17 siswa saja.
Asri Makrifatul Hidayah (kanan) dalam program Kampung Mengajar. Foto / dok Unikama
Selama kegiatan, Asri memiliki tugas untuk mengajar literasi dan numerasi. Namun ia juga membawa ‘Program Utama’ dari Program Kampus Mengajar yaitu mengenalkan teknologi kepada siswa.
“Karena sekarang ujiannya berbentuk Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) bagi kami mengenalkan perangkat teknologi seperti laptop adalah hal yang paling penting.” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Dalam proses belajar mengajar ia menemukan siswa di SMP Banyulegi memiliki minat belajar yang rendah terutama pada hal Baca, Tulis, Menghitung (Calistung).
Salah satu penyebabnya ialah kondisi sekolah yang kurang representatif. Namun Asri bersama ke-empat temannya tetap melaksanakan tugas dengan semangat.
Asri Makrifatul Hidayah, mahasiswa Program Studi (Prodi) Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKN) Universitas PGRI Kanjuruhan Malang (Unikama). Foto / dok Unikama
Sebelum mengenalkan penggunaan teknologi di kelas, Asri bersama timnya membagi tugas dalam proses belajar mengajarnya. Mulai dari menentukan metode pembelajaran hingga aktivitas di sekolah yang bisa menggugah semangat belajar siswa.
“Untuk literasi setiap pagi saya yang meng-handle. Karena saya posisi kos di dekat sekolah tersebut. Untuk numerasinya biasanya kami isi saat jam kosong kegiatan belajar mengajar. Terkadang juga setelah literasi kami melakukan numerasi di kelas untuk menghafalkan perkalian dan membuatkan soal cerita.” terangnya.
ADVERTISEMENT
Pembelajaran literasi dilakukan setiap pagi sebelum kegiatan belajar mengajar. Untuk bukunya bisa dari buku fiksi maupun non fiksi sembari mengenalkan siswa bagaimana mengidentifikasi buku seperti nama penerbitnya, siapa penulis bukunya, judul buku dan hingga merangkum isi buku yang telah di baca.
“Kami bersama tim juga memberikan pengertian untuk peduli lingkungan. Dimulai dari hal paling dekat yaitu membersihkan lingkungan kelas dan sekolah. Lalu ada juga kegiatan belajar jual beli, jadi kami membuat booth toko serba ada kecil-kecilan dari meja dan kursi. Terus setiap seminggu sekali kami mengajak siswa-siswi untuk senam pagi.” jelasnya.
Asri Makrifatul Hidayah bersama rekan lainnya memberikan pembelajaran kepada beberapa siswa. Foto / dok Unikama
Di sela-sela mengajar tersebut, Asri bersama tim mengenalkan siswa-siswinya dalam menggunakan laptop. Tujuannya agar mereka bisa beradaptasi mengoperasikan perangkat tersebut.
ADVERTISEMENT
Karena fasilitas komputer belum ada, Asri bersama tim membawa laptop sendiri-sendiri dan meminjamkan kepada siswa-siswi namun dalam pantauan selama di sekolah saja.
“Awalnya kita mengenalkan cara membuka, mematikan laptop. Di lanjutkan dengan menjelaskan cara pengoprasian miscrosoft word dan langsung praktik untuk melakukan pembuatan surat di miscrosoft word. Dilanjutkan mengoperasikan miscrosoft excel, dan kami juga mengenalkan power point.” pungkasnya.
Dengan dilakukan secara konsisten, siswa-siswi menunjukkan minat belajar mereka dengan lebih aktif mulai dari bertanya, menjawab pertanyaan dari guru, hingga menyelesaikan masalah dengan membentuk kerja sama kelompok. Secara perlahan juga siswa-siswi sudah mengenal dan mampu mengoperasikan laptop.
Asri menilai program kampus mengajar sangat bermanfaat. Dia dapat berbagi ilmu yang didapat dari kampus untuk disalurkan ke sekolah. Ia juga bisa dapat pengalaman yang tidak diajarkan di kampus, bahkan Asri bersama timnya membantu urusan administrasi sekolah.
ADVERTISEMENT
’’Kami berharap Pemerintah Kabupaten Mojokerto, Dinas Pendidikan, ataupun Pihak ketiga lainnya bisa memperhatikan SMP Banyulegi ini. Salah satunya adalah perbaikan gedung, instalasi listrik, dan bantuan pemenuhan fasilitas atau sarana dan prasarana sekolah yang salah satunya adalah kamar mandi.’’ sambungnya.