Coaching Jadi Cara Mengatasi Hambatan Belajar Mengajar di Perguruan Tinggi

Konten Media Partner
28 Februari 2021 12:24 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilhammudin Nukman. Foto: Feni Yusnia
zoom-in-whitePerbesar
Ilhammudin Nukman. Foto: Feni Yusnia
ADVERTISEMENT
MALANG - Tugas seorang dosen, rupanya bukan sekedar mendidik. Melainkan memantik pengalaman dan cara berfikir kreatif mahasiswa yang berujung pada perubahan perilaku secara permanen.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut disampaikan oleh Dosen Psikologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Brawijaya sekaligus Board of Business Coach, Ilhammudin Nukman, dalam Lecturer Coaching Movement yang diperuntukkan bagi dosen di seluruh wilayah Jawa Timur secara virtual, pada Minggu (28/02/2021).
"Belajar adalah proses sistematis dan memperkaya pengalaman yang ada sebagai intervensi akan menghasilkan perubahan, terutama untuk peserta didik yang dalam hal ini adalah mahasiswa," katanya.
Lecturer Coaching Movement. Foto: Feni Yusnia
"Coaching bisa menjadi strategi di Perguruan Tinggi (PT) mendorong pertumbuhan itu dan sebenarnya hal tersebut sudah seringkali kali kita (para dosen) lakukan. Mulai membimbing skripsi, ngajar, menjadi pembimbing UKM, dan sebagainya. Hanya saja kita belum sadar telah melakukan itu," sambungnya.
Sejatinya, menurut Ilham, prinsip dasar coaching adalah paham bahwa setiap orang harus tumbuh, berubah, maupun menambah atau meningkatkan kualitas diri.
ADVERTISEMENT
Dia menyebut ada tiga hambatan yang membuat proses belajar mahasiswa menjadi tidak efektif, yakni tidak punya alasan, tidak tahu caranya, dan hambatan itu sendiri.
"Hambatan ini bisa kita bantu melalui strategi pendekatan melalui coaching. Semua hambatan dalam proses belajar perlu mendapatkan perhatian, dukungan, dan intervensi," jelasnya.
Bentuk intervensi tersebut adalah teaching, training, dan consulting. Dengan harapan dapat mendorong perubahan yang lebih baik dan berkualitas.
"Fungsi dosen bukan sekedar pengajaran, pendidikan, maupun pendampingan yang berkelanjutan. Namun juga menggali ide-ide yang luar biasa dari mahasiswa. Sebab, inovasi itu takkan muncul jika tidak ada dosen yang jadi coach untuk mahasiswanya," tegasnya.
Dengan adanya kurikulum kampus merdeka, dinilai dapat membuka kesempatan para dosen sebagai coach menjadi lebih besar.
ADVERTISEMENT
"Kesimpulannya coaching adalah seni memberikan pertanyaan yang bisa memberikan pertanyaan provokasi dengan jawaban yang luar biasa dari mahasiswa. Hingga pada akhirnya kita mendorong mahasiswa untuk memilih keputusan," tandasnya.