Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0

ADVERTISEMENT
MALANG - Pengelola UPT Taman Hutan Raya (Tahura) Raden Soerjo menutup jalur pendakian Gunung Arjuno-Welirang. Penutupan dilakukan sementara hingga cuaca ekstrem yang terjadi sejak akhir bulan Oktober 2020 lalu, berangsur membaik.
ADVERTISEMENT
Langkah penutupan ini diungkapkan Kepala UPT Taman Hutan Raya (Tahura) Raden Soerjo, Ahmad Wahyudi. Dia menjelaskan, sejak 31 Oktober 2020 lalu, cuaca di atas gunung tertinggi kedua di Malang ini cukup ekstrem.
"Sejak 31 Oktober itu hujan badai, angin kencang, kabut, hingga petir. Tentu sangat berbahaya bagi pendaki. Untuk antisipasi, kami putuskan untuk tutup dulu, di semua jalur. Sampai kapan? Hingga benar-benar kondusif,'' ungkapnya, pada Sabtu (7/11/2020).
Dia menambahkan, langkah ini juga menyesuaikan rekomendasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) bahwa angin di atas gunung musim-musim saat ini masih tinggi.
Apalagi, baru-baru ini juga terjadi fenomena langka seperti Awan Lentikukaris. Dimana, fenomena itu menandakan sedang ada turbulensi atau perubahan kecepatan aliran udara di atas gunung.
ADVERTISEMENT
"Sekarang cuaca juga bisa berubah sewaktu-waktu. Kadang kalau kita putuskan buka, lalu ternyata di atas terjadi badai. Kondisi tak menentu saat ini tentu sangat berbahaya bagi pendaki. Makanya kita tutup saja daripada kejadian hal tak diinginkan,'' terangnya.
Lebih jauh, dia mengimbau kepada pendaki, agar tidak memaksakan diri melakukan pendakian. Pasalnya, animo pendakian di Gunung Arjuno pasca pandemi juga meningkat. Sejak dibuka pada 5 September 2020 lalu, kuota jumlah pendakian di setiap akhir pekan bisa mencapai 500 pendaki.
"Meskipun pendaki bisa melindungi diri sekalipun, saya imbau tidak memaksakan diri. Informasinya, bahkan di atas sana tidak bisa mendirikan tenda karena angin kencang. Meski berlindung di bawah pohon pun gak bisa. Risikonya besar karena pohon bekas kebakaran kemarin belum cukup kuat,'' pungkasnya.
ADVERTISEMENT