Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten Media Partner
Dede Sudrajattulloh, Alumnus yang Banyak Belajar Dari Universitas Ma Chung
8 Mei 2022 12:35 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
MALANG - Namanya Dede Sudrajattulloh. Pria 32 tahun ini merupakan alumnus Universitas Ma Chung tahun 2011, Jurusan Teknik Industri (TI).
ADVERTISEMENT
Duduk di posisi sebagai Asisten Manager Pelayanan Publik Perum Bulog Kantor Wilayah (Kanwil) DKI Jakarta dan Banten, membuatnya tak lupa akan bekal yang telah dipelajarinya di bangku kuliah.
Dede, sapaan akrabnya, mengaku belajar banyak hal dari Universitas Ma Chung. Banyak ilmu dan pengalaman yang didapatkan dari kampus ternama di Villa Puncak Tidar Blok N no 1 Malang ini. Banyak hal terbaik dapat diimplementasikan dalam dunia kerja, khususnya bidang yang ia geluti saat ini seperti marketing, leadership, organize planning, dan sebagainya.
"Waktu saya di Teknik Industri, selain belajar management logistic, saya juga belajar marketing, organizational planning itu kepake di dunia kerja saat ini. Apalagi dulu di TI juga dikasih free internasional certification tentang supply chain. Itu cukup membantu karena ujiannya benar-benar real ada dengan dunia nyata," ujarnya, pada Minggu (8/5/2022).
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, diakui pria asal Jakarta Selatan ini, Universitas Ma Chung memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, sarana prasarana yang mumpuni, serta kurikulum perkuliahan yang sangat strategis.
"Selama kuliah, dosennya cukup fair. Termasuk penilaian hingga model perkuliahan," ucapnya.
Menurut Dede, sistem perkuliahan di Universitas Ma Chung mempunyai cara tersendiri dalam menjalankan proses perkuliahan. Seperti adanya ujian blok yang terdiri dari empat blok selama satu semester baru kemudian disusul dengan Ujian Akhir Semester (UAS).
"Kalau di Ma Chung tidak ada UTS (Ujian Tengah Semester) tapi adanya ujian blok dan UAS. Jadi penilaiannya fair dan justru memacu semangat kita untuk bisa lebih baik lagi dan memperbaiki nilai di blok-blok selanjutnya," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, sosok yang dulunya aktif di berbagai kepanitiaan kampus ini juga mengaku banyak belajar untuk menjadi pribadi yang disiplin, teratur, dan kompetitif dalam hal positf.
"Apalagi di Universitas Ma Chung kan kuliahnya 80-90 persen itu materi yang disampaikan berbahasa Inggris, kami juga diajarkan untuk berbahasa mandarin. Ini membuat mahasiswa lebih terlatih untuk berbahasa asing, bahkan saya sempat terpilih menjadi 10 orang yang ditugasi Bulog untuk ke India mengawasi proses importasi daging kerbau karena skill berbahasa asing," imbuhnya.(ads)