Dewan Minta Gratiskan Retribusi Stadion Gajayana Malang

Konten Media Partner
20 September 2020 14:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical

Dewan Nilai Retribusi Stadion Gajayana Malang Terlalu Mahal

Bayu Rekso Aji, selaku Anggota Pansus Retribusi Jasa Usaha dari Fraksi PKSm meminta pembebasan retribusi sarana olahraga bagi atlet. Foto: Ulul Azmy
zoom-in-whitePerbesar
Bayu Rekso Aji, selaku Anggota Pansus Retribusi Jasa Usaha dari Fraksi PKSm meminta pembebasan retribusi sarana olahraga bagi atlet. Foto: Ulul Azmy
ADVERTISEMENT
MALANG - Mahalnya harga sewa sarana prasarana olahraga di Kota Malang menjadi sorotan anggota dewan. Hal ini didapat dari audiensi dengan KONI Kota Malang yang menyebut prestasi olahraga Kota Malang dalam beberapa waktu terakhir semakin merosot.
ADVERTISEMENT
Terakhir, torehan prestasi Kota Malang dalam Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) VI 2019 Jawa Timur merosot di peringkat 4. Padahal, tahun-tahun sebelumnya, Kota Malang selalu ada di rangking 3 besar se-Jatim.
Hal ini diungkapkan Bayu Rekso Aji, selaku Anggota Pansus Retribusi Jasa Usaha dari Fraksi PKS, saat sidang membahas Rancangan Perda Retribusi Jasa Usaha yang merupakan pembaharuan dari Perda Nomor 2/2011.
Perda ini juga mengatur terkait retribusi sarana prasarana olahraga. Mulai Stadion Gajayana, Lapangan Tenis Gajayana, Kolam Renang, dan lain sebagainya.
Bayu mengatakan, dalam sistem sewa sarana olahraga tersebut, para pengurus cabang olahraga binaan KONI Malang mengeluhkan tingginya biaya sewa sarana dan prasarana olahraga dalam pemusatan latihan cabang (Puslatcab).
Puslatcab sendiri, terang Bayu, butuh durasi latihan selama berbulan-bulan dalam mempersiapkan diri menghadapi kejuaraan. Dalam sehari, mereka bisa menyewa sampai dua kali dan atlet juga harus latihan setiap hari.
ADVERTISEMENT
''Akhirnya akumulasi biaya jadi besar dan berujung ke porsi latihan yang tidak maksimal. Kalau dihitung sekali pakai sih masih wajar untuk masyarakat umum. Saya kira untuk atlet selama Puslatcab bisa ada pengecualian,'' ungkapnya, pada Minggu (20/9/2020).
Bagi Bayu, mendorong gairah pembinaan prestasi atlet ini memang butuh dukungan dari pemerintah. Utamanya dalam hal menyangkut penyediaan sarana dan prasarana olahraga yang representatif.
Sementara, dari KONI Malang sendiri, hanya bisa mengandalkan dana hibah dari Pemkot Malang yang mana hanya bisa memakai 60 persen dari dana tersebut. ''Itu untuk bayar retribusi tempat olahraga dan sewa alat-alat olahraga,'' jelasnya.
Sebab itu, anggota dewan meminta dalam susunan Ranperda ini, juga memberikan potongan khusus retribusi.
Bahkan sebaiknya, kata Bayu, lebih baik digratiskan saja. Khusus pada pemusatan latihan menghadapi kejuaraan tingkat provinsi maupun nasional saja.
ADVERTISEMENT
''Jika digratiskan, dana bisa dimaksimalkan untuk kepentingan para atlet lainnya. Untuk pemenuhan asupan gizi atlet misalnya, itu juga penting,'' paparnya.
''Kami berharap produk Perda yang sedang kami godok ini bisa menggairahkan pembinaan olahraga di Kota Malang semakin berprestasi,'' harapnya.