Konten Media Partner

Disporapar Bangkitkan Pariwisata Lewat Program Pemulihan Ekonomi Nasional

12 Desember 2020 14:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kota Malang, Ida Ayu Made Wahyuni. Foto: Ulul Azmy
zoom-in-whitePerbesar
Kepala Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kota Malang, Ida Ayu Made Wahyuni. Foto: Ulul Azmy
ADVERTISEMENT
MALANG - Sektor pariwisata jadi satu sektor paling terpukul nasibnya sejak pandemi merebak. Padahal di Kota Malang, pariwisata menyumbang roda perekonomian cukup besar. Di masa pandemi, tentu perlu tenaga dan pikiran ekstra keras, baik dari pemerintah maupun pelaku wisata untuk tetap bertahan dan bangkit.
ADVERTISEMENT
Menyikapi hal tersebut, Kepala Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kota Malang, Ida Ayu Made Wahyuni, menyebutkan perlu adanya kesadaran dari pelaku wisata untuk membangun kepercayaan terhadap wisatawan. Salah satunya melalui sertifikasi Clean, Health, Safety, and Enviroment Sustainability (CHSE).
Apakah itu? CHSE merupakan program Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) dan Kementerian Kesehatan sebagai jaminan resmi suatu tempat wisata dinyatakan aman, sehat dan nyaman. Tak hanya aman bagi wisatawan, namun juga pelaku industri wisata itu sendiri.
Kepala Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kota Malang, Ida Ayu Made Wahyuni. Foto: Ulul Azmy
"Sertifikasi CHSE sangat penting karena berkaitan dengan faktor trust (percaya) wisatawan yang ingin berkunjung ke Kota Malang, meski dalam masa pandemi. Ada jaminan dan standar kesehatan yang jadi pegangan,'' terang dia, pada Sabtu (12/12/2020).
ADVERTISEMENT
Hal ini, diklaim menjadi langkah tepat untuk kembali mendongkrak kunjungan wisata. Meski hanya dalam skala kecil, perjalanan-perjalanan bisnis untuk meningkatkan okupansi hotel, restoran, kafe, dan tempat hiburan lainnya dengan tetap menekankan protokol kesehatan secara ketat.
Hingga saat ini, untuk hotel, kata wanita asal Bali ini, hampir semuanya sudah lolos sertifikasi CHSE. Untuk destinasi wisata kampung tematik, juga hampir semuanya sudah dibekali aturan protokol kesehatan secara ketat.
Hingga saat ini, dari total sekitar 21 kampung tematik yang ada di Kota Malang, lanjut dia, sebenarnya sudah siap secara protokol kesehatan dan pencegahan. Namun, yang baru berani buka hanya Kampung Warna-Warni Jodipan, Kampung Tridi, Kampung Budaya Polowijen, dan Glintung Water Street saja. Meski begitu, angka kunjungannya pun masih tak semasif sebelumnya.
ADVERTISEMENT
''Tapi, akhirnya kembali ke warga sendiri. Karena ada yang gak berani buka dulu sebelum pandemi benar-benar mereda. Untuk skrining kan gak hanya cukup dengan thermogun atau rapid test saja,'' jelasnya.
Saat ini, upaya pihaknya dalam menumbuhkan lagi kepercayaan wisatawan untuk berwisata ke Kota Malang masih berfokus pada kegiatan-kegiatan promosi. Karena bisa dijangkau secara virtual tanpa ada kerumunan, tanpa kontak fisik.
Seperti diketahui, event-event besar tahunan seperti Malang Flower Carnival digelar secara virtual. Begitu juga event lain seperti Malang Fun Run hingga Malang Onthel terpaksa ditunda sampai pandemi mereda.
''Ke depan, Disporapar juga punya proyeksi untuk membuat aplikasi Si Jelita (Aplikasi Jejaring Lintas Pariwisata). Ini nanti bisa jadi jembatan antara pelaku industri wisata dan wisatawan,'' tambahnya.
ADVERTISEMENT
Dari semua langkah itu, diharapkan bisa menyuntik gairah pelaku industri wisata juga wisatawan untuk kembali beraktivitas namun dengan adaptasi kebiasaan baru. Bagaimanapun, multiplier effect dari kegiatan pariwisata sangat besar.
''Semua sektor juga ikut tergerak, khususnya perekonomian. Berdampak pada kesejahteraan pelaku wisata dan juga turut lagi mendongkrak PAD Kota Malang juga. Semoga pandemi lekas berakhir,'' harapnya.(ads)