Konten Media Partner

Driver Ojek Online jadi Korban Penipuan Bermodus ’Telepon dari Pusat'

27 Juni 2019 18:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi ojek online. (ilustrasi foto: kumparan.com)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ojek online. (ilustrasi foto: kumparan.com)
ADVERTISEMENT
TUGUMALANG.ID-Kasus pencurian akun driver ojek online (ojol) kian marak dalam beberapa hari terakhir. Mereka para korban pencurian akun driver tersebut biasanya sudah tua, kurang bersosialisasi, serta kurang melek teknologi. Sedangkan modus operandi pencurian tersebut dilakukan dengan cara penipuan.
ADVERTISEMENT
Kasus pencurian akun driver itupun juga dibenarkan oleh salah seorang anggota paguyuban driver online Fortkom-Laskar Transportasi Online asal Kota Malang yakni, Athabik Zuhdi."Memang benar, ada laporan beberapa kasus seperti itu," ucap pria yang pernah menjabat sebagai Sekjen di forum tersebut, kamis (27/6).
Meski tidak tahu pasti jumlah pasti korbannya, namun ia menyatakan bahwa memang jumlahnya bisa dikatakan cukup besar. Baik itu dari dua nama besar seperti Go-Jek, maupun Grab.
Ia menjelaskan bahwa modus operandi dari sang pelaku biasanya adalah dengan cara memesan driver terlebih dahulu seperti normalnya yang dilakukan oleh seorang customer. Hingga akhirnya, sang driver kemudian mendapat panggilan telepon dari nomor yang tidak dikenal yang akhirnya berujung penipuan untuk merampas akun sang driver."Jadi kan setelah order (pesan), identitas seperti nama, plat nomor, nomor HP itu ketahuan. Dan pelaku kemudian mengaku bahwa mereka dari pihak pemilik aplikasi dari pusat," beber pria yang akrab disapa Abik ini.
ADVERTISEMENT
Setelah ‘telepon dari pusat’ tersebut diangakat, sang driver pun kemudian digiring oleh pelaku yang mengaku dari pihak aplikasi hingga akhirnya sang driver memberikan sandi rahasia bernama OTP (one time password) yang digunakan untuk masuk ke akun driver. "Jadi alasannya biasanya bermacam-macam. Bisa alasan saldo, atau juga terkait aplikasi bermasalah. Jadi mungkin pelaku berusaha menkloning dan mencoba login ke akun calon korban," ujarnya.
Ia menyatakan, bahwa yang kerap menjadi korban tersebut adalah driver dengan merek dagang Go-Jek."Saya tidak menyebut merek, aplikasi jasa ini kan ada dua, satu Karya Anak Bangsa, satu Karya Anak Malaysia. Dan yang paling banyak laporan menjadi korban ini memang adalah yang Karya Anak Bangsa ini (nama PT milik Go-Jek adalah PT Aplikasi Karya Anak Bangsa, red)," ujar Abik. Untuk diketahui, ia menyebutkan istilah tersebut untuk menggambarkan persaingan antara Gojek yang merupakan aplikasi dari Indonesia, dan juga Grab yang merupakan aplikasi dari Malaysia.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, ia menyatakan bahwa ada pula percobaan penipuan yang menimpa driver Grab. "Sebenarnya ya ada saja (percobaan penipuan). Saya hanya belum tahu detilnya," bebernya. Hal tersebut ia contohkan seperti alasan untuk mendapatkan hadiah, atau bonus yang akhirnya berujung pada usaha untuk meminta password atau sandi akun dari driver itu sendiri.
Abik yang juga seorang driver di dua aplikasi Grab dan juga GoRide tersebut menjelaskan bahwa untuk korban penipuan tersebut adalah mereka yang sudah berusia lanjut. "Memang rata-rata korban yang tertipu itu adalah orang yang sudah sepuh," lanjutnya.
Ia menyatakan bahwa tingkat pemahaman dan melek teknologi digital terkadang mempengaruhi hal itu dan akhirnya mereka mudah menjadi korban penipuan. "Mungkin karena dia tidak tahu bahwa hal itu upaya penipuan, atau juga mungkin karena komunikasi yang kurang," beber pria yang juga pemilik fleet company dari pihak aplikasi Go-Jek, PT Alfath Mulia Jaya tersebut.
ADVERTISEMENT
Ia menyatakan bahwa pihaknya sudah melakukan penanganan terhadap rekan-rekannya sesama driver berbasis aplikasi tersebut. "Jadi ketika ada bapak yang menjadi korban, kami langsung menghubungi ke kantor (Aplikasi bersangkutan) dan diurus kembali akun tersebut," bebernya. Ia menyatakan bahwa akun tersebut bisa diurus dan dikembalikan ke pemilik aslinya.
Ia menyatakan bahwa dari pihak penyedia aplikasi sebenarnya sudah kerap kali memberikan himbauan kepada driver agar berhati-hati terkait bagaimana cara menjaga akun tersebut agar tetap aman. "Jadi sebenarnya juga sudah dilakukan, kami dari paguyuban juga sudah melakukan sosialisasi terkait hal itu," imbuhnya.
Pihaknya menyatakan bahwa akun yang bermasalah tersebut nantinya akan dilaporkan agar segera bisa disuspend oleh pihak penyedia jasa aplikasi. Sedangkan terkait laporan pada pihak kepolisian, ia menyatakan belum pernah dilakukan."Kalau sejauh ini yang saya tahu memang madih belum. Semuanya ditangani dari pihak penyedia aplikasi. Nanti akunnya juga bisa dikembalikan ke pemiliknya," pungkasnya.
ADVERTISEMENT
Lalu, bagaimana tanggapan dari pihak transportasi online? ikuti terus tugumalang.id atau kumparan.com/tugumalang.
Reporter : Gigih Mazda
Editor : Irham Thoriq