Konten Media Partner

Dua Tahun Wafatnya KH Hasyim, Orang Terdekat Kenang Kesederhanaannya

17 Maret 2019 19:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
KH Hasyim Muzadi (kanan) dan asisten pribadinya Fairouz Huda dalam sebuah acara beberapa tahun lalu. (foto-foto dokumen).
zoom-in-whitePerbesar
KH Hasyim Muzadi (kanan) dan asisten pribadinya Fairouz Huda dalam sebuah acara beberapa tahun lalu. (foto-foto dokumen).
ADVERTISEMENT
TUGUMALANG.ID-Dua tahun yang lalu, Indonesia kehilangan salah satu ulama’ besarnya yakni KH Hasyim Muzadi. Hari ini (17/3), digelar haul di Pondok Pesantren Al Hikam, Malang, untuk mengenang wafatnya KH Hasyim pada 16 Maret 2017 silam.
ADVERTISEMENT
Salah satu orang yang dekat dengan KH Hasyim di hari-hari terakhirnya adalah Fairouz Huda, assisten pribadi KH Hasyim Muzadi. Mantan Ketua Umum Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Jawa Timur ini diangkat menjadi assisten pribadi, ketika KH Hasyim dilantik menjadi Anggota Dewan Pertimbangan Presiden pada Januari 2015.
Fairouz mengenang kalau mantan Ketua Umum PBNU ini adalah pribadi yang sederhana.”Saya sangat ingat, Abah berhari-hari di jalan, menikmati perjuangan dengan mobil kesayangannya. Mandi ganti baju, dan shalat di POM bensin,” kata Fairouz kepada Tugu Malang.
Menurut dia, KH Hasyim Muzadi yang wafat di usianya yang ke 72 tahun, hari-hari KH Hasyim Muzadi memang diisi oleh perjuangan. Mulai dari menghadiri ceramah, undangan kepala daerah, hingga waktu itu ikut serta mengampanyekan Khofifah dalam Pemilihan Gubenur Jawa Timur lima tahun silam.”Jika setiap Abah berangkat memenuhi undangan, jika ditempuh dengan mobil, maka Ibu Hasyim selalu menyiapkan makanan kesukaan Abah, pakaian ganti, dan bantal di jok mobil bagian belakang,” imbuh calon Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Daerah Pemilihan Jawa Timur ini.
Wakil Gubenur Jawa Timur Emil Dardak (tengah) dan Ketua 2 Alumni Pesantren Al Hikam Salman Al Farisy (kanan), dalam acara haul dan peletakan batu pertama gedung santri mahasiswi Al Hikam, Malang.
ADVERTISEMENT
Menurut dia, KH Hasyim Muzadi, dalam hidupnya tidak pernah sekalipun berfikir tentang pribadinya. Menurut dia, yang dipikir adalah Negara dan Nahdlatul Ulama’ (NU).”Jikapun tentang pribadinya, itu juga tentang Pesantren Al Hikam. Bagaimana keberlangsungan Pesantren kedepan, terkhusus dalam menangkap perkembangan zaman,” imbuhnya.
Oleh karenanya, Fairouz berkesimpulan kalau kemewahan tertinggi yang dirasakan oleh KH Hasyim bukanlah jabatan, harta dan ketenarannya.”Tapi kemewahan tertinggi Abah adalah keteladanan dalam mengistikomahi perjuangan, dengan keteguhan prinsip hingga akhir hidupnya,” pungkasnya.
Sementara itu, dalam acara haul di Pesantren Al Hikam, Cengger Ayam, Malang tadi pagi, hadir sejumlah pejabat diantaranya Wakil Gubenur Jawa Timur Emil Dardak, Wali Kota Malang Sutiaji, sejumlah pejabat, alumni dan santri. Selain acara haul, dilaksanakan juga Peletakan batu pertama pembangunan gedung santri mahasiswi Al Hikam Malang.
Wakil Gubenur Jawa Timur Emil Dardak, Wali Kota Malang Sutiaji, dan istri KH Hasyim Muzadi yakni Nyai Hj Mutammimah dalam acara Haul di Pesantren Al Hikam Malang, minggu (17/3).
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Ketua 2 Alumni Pesantren Al Hikam Salman Al Farisy mengatakan kalau KH Hasyim Muzadi adalah sosok yang inspiratif.”Abah tidak mengajarkan kita harus jadi kyai, namun Abah mengajarkan kepada kita tentang menebarkan kemanfaatan untuk kehidupan keluarga dan ummat,” kata Salman yang berprofesi sebagai pengusaha properti.
Salman menambahkan, pemikiran KH Hasyim sangat dirindukan santri, bauk tentang nasehat maupun tentang kebangsaan.”Abah juga sosok yang bisa memberikan suasana panas menjadi dingin terhadapa polemik kebangsaan dan keummatan seperti yang sekarang terjadi,” pungkasnya.
Reporter : Irham Thoriq