Ekspedisi Seribu Pantai, Menapaki 'Surga' di Pesisir Malang

Konten Media Partner
30 April 2019 10:46 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Para jurnalis dan influencer dalam perjalanan menuju Pantai Banyu Anjlok dan Pantai Bolu-Bolu, Kabupaten Malang. (foto: Bayu Eka Novanta/Tugu Malang).
zoom-in-whitePerbesar
Para jurnalis dan influencer dalam perjalanan menuju Pantai Banyu Anjlok dan Pantai Bolu-Bolu, Kabupaten Malang. (foto: Bayu Eka Novanta/Tugu Malang).
ADVERTISEMENT
TUGUMALANG.ID - Seribu Pantai. Begitulah deretan pantai-pantai di pesisir selatan Kabupaten Malang itu sering disebut.
ADVERTISEMENT
Dari ujung timur hingga barat, pantai 'surgawi' ciptaan 'dewata' itu kian memesona, membuat takjub, dan membelalakkan mata. Namun tentu saja, istilah ‘seribu pantai’ itu hanyalah kiasan, untuk menandakan banyaknya pantai di Kabupaten Malang yang ’molek’.
Akhir pekan lalu, Sabtu (27/4) dan Minggu (28/4), wartawan tugumalang.id bersama para influencer media sosial mendapat kesempatan dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Malang untuk menelusuri tiga pantai dari total ‘seribu’ pantai itu, yakni Pantai Wedi Awu, Pantai Bolu-Bolu, dan Pantai Banyu Anjlok.
Berikut laporannya.
Pantai Wedi Awu, 'Surga' Para Peselancar
Para wartawan dan influencer memunguti sampah di Pantai Wedi Awu, Kabupaten Malang, Minggu (28/4).(foto: Bayu Eka Novanta/Tugu Malang).
Lengang. Siulan angin menderu-deru, suara gulungan ombak-ombak putih menggelegar. Pantai yang luas, dengan bukit hijau di kanan-kiri.
Rasa lelah setelah perjalanan sekitar 2,5 jam dari Kota Malang melalui lipatan kontur alam berkelok seakan terbayar tuntas dengan keindahan yang tersaji di hadapan mata. Pantai Wedi Awu namanya.
ADVERTISEMENT
Pantai yang terletak di Dusun Balearjo, Desa Purwodadi, Kecamatan Tirtoyudo, itu mungkin berbeda dengan pantai-pantai lain di pesisir Malang Selatan. Sebab, dengan ombak stabil sepanjang hari, Pantai Wedi Awu merupakan satu-satunya titik yang digaungkan sebagai 'surga' bagi para peselancar.
Tampak beberapa kali, tugumaland.id menyaksikan para surfer cilik 'menari' bersama gulungan-gulungan ombak putih. Berdiri di atas papan kecil, mereka meliak-liuk di atas gelombang laut selatan.
Duta pariwisata Kabupaten Malang, Ega Calvina, mencoba surfing di Pantai Wedi Awu, Kecamatan Tirtoyudo, Kabupaten Malang. (foto IG Mbois_Community).
Kepala Disparbud Kabupaten Malang, Made Arya Wedanthara, percaya bahwa Pantai Wedi Awu bakal jadi jujugan (tempat yang sering dikunjungi) wisatawan dan para peselancar nasional dan internasional.
“Sebab promosi ini tidak bisa dilakukan untuk sesaat, tetapi berkelanjutan. Jadi kami akan total untuk mempromosikan Pantai Wedi Awu ini,” terang pria yang akrab disapa Made itu.
ADVERTISEMENT
Tak heran, pada tanggal 2-5 Mei mendatang, pantai ini juga dipromosikan ke tingkat internasional pada Majapahit International Travel Fair di Surabaya.
Sensasi surfing di Pantai Wedi Awu, Kecamatan Tirtoyudo, Kabupaten Malang. (foto Bayu Eka Novanta/Tugu Malang).
“Apalagi pantai ini berbeda dengan pantai lain, di sini wisatawan bisa melakukan surfing,” lanjutnya.
Sebenarnya tidak hanya ombak. Pantai ini juga bersih dan memiliki pasir yang sedikit berbeda dengan pantai lain. Seperti namanya, 'wedi' yang berarti 'pasir' dan 'awu' artinya 'abu-abu'. Pantai Wedi Awu memiliki pasir berwarna kelabu sedikit kecoklatan.
Suasana pagi hari di Pantai Wedi Awu. (foto: Bayu Eka Novanta/Tugu Malang).
Fasilitas di tempat ini juga termasuk lengkap. Toiletnya yang sangat bersih dan terdapat tempat sewa papan seluncur hingga tenda. Meski belum ada hotel di kawasan Pantai Wedi Awu, namun berkemah dengan ditemani taburan bintang tentu akan membuat wisatawan memiliki sensasi berbeda.
ADVERTISEMENT
Tak heran, Disparbud Kabupaten Malang optimis bahwa dalam beberapa tahun ke depan, tempat ini bakal jadi referensi wisatawan baik lokal, nasional, maupun mancanegara.
“Menurut saya Wedi Awu itu tinggal menunggu waktu, nanti pasti akan booming,” terangnya.
Untuk diketahui, pada kesempatan itu, selain tugumalang.id, pihaknya juga mengajak para influencer media sosial, baik itu blogger, vlogger, hingga selebgram. Mereka diharapkan bisa mendongkrak sektor pariwisata di Kabupaten Malang.
Berperahu ke Pantai Bolu-Bolu dan Pantai Banyu Anjlok
Para jurnalis dan influencer bersiap snorkeling di dekat Pantai Banyu Anjlok.
Perahu-perahu kecil dengan mesin motor berjajar di tepi pantai. Menunggu empasan ombak yang bakal menjemput ke tengah laut. Itulah kapal yang bakal mengantarkan tugumalang.id mengunjungi dua pantai yang tak kalah indah dari Pantai Wedi Awu, yakni Pantai Bolu Bolu dan Pantai Banyu Anjlok.
ADVERTISEMENT
Memang, rugi rasanya jika berkunjung ke Pantai Wedi Awu tanpa mengunjungi beberapa pantai di sekitarnya. Perahu untuk menuju dua pantai tersebut bisa disewa, baik dari Pantai Lenggoksono maupun Pantai Wedi Awu, dengan tarif yang sama, yakni Rp 50.000 per kepala.
Selain karena pantainya, salah satu keunggulan Pantai Bolu-Bolu adalah terumbu karang yang indah. Jika ingin menikmatinya, wisatawan bisa melakukan snorkeling di tempat tersebut.
Dari Pantai Bolu-Bolu, wisatawan akan diantarkan ke pantai yang tak kalah cantik, Pantai Banyu Anjlok. Pantai ini begitu indah karena air terjun dan pantai bertemu menjadi satu. Setelah snorkeling, wisatawan juga bisa membersihkan diri dengan mandi di bawah air terjun itu.
Adanya air terjun di dekat bibir Pantai Banyu Anjlok menjadi daya tarik tersendiri. Tampak dalam foto jurnalis dan influencer bermain air terjun. (foto: Bayu Eka Novanta/Tugu Malang).
Tak hanya itu, terdapat gua di balik air terjun tersebut. Dengan aliran sungai yang terpecah menjadi kecil-kecil karena struktur bebatuan, air terjun itu mudah dierobos dengan berjalan kaki.
ADVERTISEMENT
Sebenarnya, menuju Pantai Banyu Anjlok bisa juga ditempuh melalui jalur darat dengan cara berjalan kaki atau trekking. Namun dari tempat parkir kendaraan, diperkirakan membutuhkan waktu selama 1,5 jam, di mana dengan menggunakan perahu hanya memakan waktu sekitar 15-20 menit saja.
Akses Jalan Masih Sulit
Meski demikian, untuk menuju pantai-pantai di Kabupaten Malang, pihak pemerintah masih memiliki tantangan yang sangat besar yang harus diselesaikan. Tantangannya adalah akses jalan bagi para wisatawan.
Jalan menuju pesisir selatan Kabupaten Malang masih terbilang sulit. Jalan sempit berkelok yang menyulitkan ketika kendaraan berpapasan, serta jalan yang masih belum rata.
Suasana di malam hari dalam acara tourism visit dan digital meet yang digelar oleh Dinas Periwisata dan Kebudayaan Kabupaten Malang.(foto Bayu Eka Novanta/Tugu Malang).
Meski demikian, pihak Disparbud Kabupaten Malang juga sudah paham bahwa hal tersebut merupakan pekerjaan rumah yang harus diselesaikan.
ADVERTISEMENT
“Memang ini sudah jadi plan (rencana) kami. Tapi ini sebenarnya bukan PR (pekerjaan rumah) Kabupaten Malang saja, tetapi provinsi dan juga nasional,” terang Kepala Disparbud Kabupaten Malang, Made Arya Wedanthara.
Sebab, salah satu kendala untuk pihak pemerintah tidak bisa memperlebar akses lantaran tanah di tempat itu merupakan tanah milik negara, yakni Perhutani.
“Kebanyakan kendala adalah lokasi itu berkaitan dengan Perhutani, kami tidak bisa melakukan itu karena lahan tersebut bukan aset milik Pemkab (Malang),” terangnya.
Meski demikian, pihaknya bakal terus mengupayakan kemudahan akses wisatawan itu secara terus menerus. Paling tidak, menjaganya agar tidak berlubang dan mudah dilewati.
“Tapi selama ini, untuk masyarakat kami selalu berusaha untuk memperbaikinya. Ke depan, kami ingin menyiapkan agar destinasi wisata itu tidak hanya indah, tapi juga nyaman,” tandasnya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, salah seorang influencer, Fisca Tanjung, mengatakan bahwa acara ini menjadi bukti pemerintah serius dalam memviralkan pariwisata di Kabupaten Malang.
"Tidak hanya memperkenalkan salah satu destinasi wisata, tapi kami juga diajak untuk turut serta mengurangi penggunaan sampah plastik, yakni dengan dibekali tumblr untuk setiap peserta," kata Fisca.
Sebagaimana yang diceritakan di awal, dalam acara ini, para peserta juga diajak membersihkan pantai. Ini adalah bentuk andil dalam menjaga kebersihan pantai.
Peserta juga diajak diskusi langsung dengan Kepala Disparbud, sehingga bisa memberi masukan dan saran yang baik untuk pengembangan wisata kedepannya.
"Yang paling seru, kita diajak jalan-jalan keliling pantai di sekitar Wedi Awu naik kapal. Dan itu pengalaman seru sih, belum pernah soalnya," katannya lalu terkekeh.(bersambung).
ADVERTISEMENT
Reporter: Gigih Mazda
Editor: Irham Thoriq