Konten Media Partner

Era New Normal, FEB Unisma Waspada Narkoba

13 Juli 2020 9:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dekan FEB Unisma, Nur Diana SE MSi. Foto: dok.
zoom-in-whitePerbesar
Dekan FEB Unisma, Nur Diana SE MSi. Foto: dok.
ADVERTISEMENT
MALANG - Dampak adanya pandemi COVID-19 dan kebijakan physical distancing bagi berbagai aktivitas di berbagai sektor menyebabkan tingkat stress meningkat dan rasa jenuh menimpa masyarakat. Berakibat pada kenaikan jumlah penyalahgunaan narkoba.
ADVERTISEMENT
Hal inilah yang menggugah Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Malang (BEM FEB Unisma) untuk menggelar Seminar Online bertajuk Alumni Talk Series: Waspada Narkoba Bagi Generasi Milenial di Era New Normal , pada Kamis 9 Juli 2020.
Acara ini menghadirkan narasumber yaitu Aktivis Anti Narkoba, Bahrul Ulum SE dan Dosen FK Unisma dr HRM Hardadi Airlangga Sp PD. Webinar ini diikuti 900 mahasiswa baik dari dalam maupun luar Unisma.
Webinar FEB Unisma. Foto: dok.
Dekan FEB Unisma, Nur Diana SE MSi, selaku keynote speaker membuka acara tersebut. Dia menyampaikan bahwa mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa harus selalu ingat pada perannya dalam pembangunan bangsa ini.
“Mahasiswa berperan sebagai agent of change atau agen perubahan dalam hal ini mahasiswa sebagai kaum intelektual dalam perubahan bangsa. Sebagai pengontrol sosial, mahasiswa sebagai penyalur aspirasi masyarakat kepada pemerintah. Mahasiswa sebagai iron stock, yaitu mahasiswa sebagai penerus atau aset cadangan bangsa untuk melakukan perubahan," ucap Diana.
ADVERTISEMENT
Masih kata Diana, dari semua peran tersebut, dapat disimpulkan mahasiwa berperan dalam melakukan perubahan dan pembangungan bangsa ke arah yang lebih baik.
Webinar FEB Unisma. Foto: dok.
Diana menambahkan, dengan peran yang sangat komplek tersebut, tugas institusi dan semua perangkatnya yaitu pimpinan, dosen dan seluruh civitas akademika untuk membentengi mahasiswa agar mereka tidak terjerumus narkoba, karena mahasiswa merupakan aset dan penerus bangsa.
"Jika mereka rusak karena narkoba, maka hancur sudah harapan bangsa ini untuk membangun peradaban. Apalagi masa pandemi COVID-19 yang berkepanjangan, segala aktivitas pendidikan, bisnis dan lain-lain dilakukan secara virtual. Hal ini menimbulkan kejenuhan dan secara psikologi mereka itu kemudian berhadapan dengan kevakuman yang ada. Mereka kemudian mencoba hal-hal yang baru dengan narkoba. Beberapa media nasional banyak mengulas meningkatnya kasus narkoba di masa New Normal ini," jelas Diana.
ADVERTISEMENT
Dia berharap, kegiatan ini mampu meningkatkan kesadaran mahasiswa dalam upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba. Serta meningkatkan partisipasi mahasiswa dalam bentuk pencegahan penyalahgunaan narkoba, mengajak dan mendorong para mahasiswa untuk menjalani kehidupan dengan baik secara sejahtera, damai, dan bahagia.
Sementara itu, Bahrul yang juga Alumni FEB Unisma, dalam paparannya menjabarkan bahwa NAPZA itu meliputi Narkotika, Alkohol, Psikotropika, dan Zat-zat Adiktif digolongkan sebagai zat-zat yang ketika dikonsumsi akan mempengaruhi sistem syaraf pusat.
"Ada 3 strategi penangangan narkoba. Meliputi demand reduction dengan memutus mata rantai para pengguna. Kedua, dengan harm reduction melalui pengurangan dampak buruk terhadap narkoba. Serta ketiga, suply reduction yang dilaksanakan dengan memutus mata rantai pemasok narkotika, mulai dari produsek sampai jaringan pengedarnya," jelas Bahrul.
ADVERTISEMENT
Sementara Hardadi dalam penjelasannya mengatakan, faktor penyebab penyalahgunaan narkoba ada 3, yaitu faktor pendorong berupa pengendalian diri lemah, keluarga, gangguan perilaku, pemberontak, tidak berprestasi di sekolah, tidak diterima di kelompok, berteman dengan pemakai.
"Faktor individu itu periode remaja seperti ingin tahu, coba-coba, ingin diakui oleh teman. Sementara faktor lingkungan karena pengaruh keluarga dan pergaulan," terang Hardadi.(ads)