Konten Media Partner

Fakta Unik Debat Publik Kedua Calon Bupati dan Wakil Bupati Malang

21 November 2020 10:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Debat Publik Kedua. Foto: Ben
zoom-in-whitePerbesar
Debat Publik Kedua. Foto: Ben
ADVERTISEMENT
MALANG - Debat Publik Kedua Calon Bupati dan Wakil Bupati Malang telah usai digelar. Dalam debat publik yang dilaksanakan di Kantor DPRD Kabupaten Malang, pada Jumat malam (20/11/2020) tersebut, ketiga Pasangan Calon (Paslon) sudah memaparkan pandangan-pandangannya terkait pembangunan di Kabupaten Malang.
ADVERTISEMENT
Berikut fakta-fakta unik saat Debat Publik Kedua Calon Bupati dan Wakil Bupati Malang yang berhasil dihimpun tim tugumalang.id.
Diskusi dengan masing-masing tim pemenangan. Foto: Ben
Saat jeda iklan Debat Publik, terlihat tim pemenangan masing-masing Paslon terlihat sibuk mondar-mandir menghampiri Paslonnya masing-masing untuk melakukan briefing.
Masing-masing Paslon berdiskusi dengan tim pemenangan saat jeda iklan dengan 1-2 anggota tim pemenangannya.
Tim pemenangan Sandi terlihat berpakaian jaket merah dan kemeja putih, tim pemenangan Ladub kemeja hijau, dan tim pemenangan dari Malang Jejeg berpakaian kemeja biru dongker.
Interaksi paslon 1 dan 2. Foto: Ben
Meskipun Tim Sandi dan Tim Ladub kerap kali saling melemparkan sinyal perang di media, nampaknya hal tersebut tidak ditunjukkan masing-masing Paslon di kedua belah pihak.
ADVERTISEMENT
Pasalnya saat jeda, Lathifah Shohib justru terlihat seringkali asik mengobrol dan bergurau dengan Muhammad Sanusi dan Didik Gatot Subroto yang duduk di sebelahnya. Namun wakilnya, Didik Budi Muljono, lebih banyak diam saat jeda iklan sambil sesekali berdiskusi dengan Bu Nyai sapaan akrab Lathifah.
Berbeda dengan kedua Paslon, Paslon nomor urut tiga, Heri Cahyono dan Gunadi Handoko, tampak paling kaku selama jeda iklan. Keduanya lebih memilih tetap fokus dan kadang berdiskusi untuk menentukan alur debat selanjutnya.
Rivalitas Tim Sandi dan Tim Ladub yang biasanya nampak di media cetak maupun media online, nampak seperti tidak pernah terjadi saat keduanya bertemu di satu panggung Debat Publik Kedua ini.
ADVERTISEMENT
Pasalnya, terlihat momen unik di luar panggung debat. Momen itu saat Tim Ladub membagikan snack yang mereka bawa kepada Tim Sandi yang duduk berjajar di sebelahnya.
Tim Sandi yang melihat niat baik tersebut langsung mengambil snack yang diarahkan kepada masing-masing tim pemenangan Sandi tersebut.
Usai debatpun, kedua tim pemenangan bahkan memperlihatkan keakraban masing-masing, mulai dari bersalaman, berpelukan, sampai bercanda bersama-sama. Ini benar-benar berkebalikan ketika kedua tim biasanya saling lempar psywar sampai saling lapor di Bawaslu.
Tak berbeda jauh dari debat sebelumnya. Perdebatan paling panas masih ditunjukkan Calon Bupati petahana, Muhammad Sanusi dan independen, Heri Cahyono.
Salah satunya saat debat terbuka, Heri Cahyono mempertanyakan peran Bupati Malang saat terjadi kelangkaan pupuk subsidi beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
Sanusi menjawab, ada regulasi tertentu untuk pengadaan pupuk, jadi Bupati tidak bisa seenaknya mendistribusikan pupuk.
"Ini ada regulasi dan tidak semudah itu regulasi pupuk, Bupati hanya pengajuan untuk kuota sekian. Bukan bupatinya diem, karena tidak semua bisa membuat pupuk. Sedangkan dari Menteri karena memang jatah pupuk di Kabupaten Malang cuma 50 persen dari biasanya," terangnya.
Namun, Heri Cahyono memberikan tanggapan cukup pedas kepada jawaban tersebut.
"Kalau seorang bupati hanya pendistribusian, maka kita tidak perlu Bupati karena camat juga mampu. Kabupaten Malang terpuruk karena tidak ada kreativitas yang terbentur peraturan. Kami membuat program Pasar Petani, sehingga harga pupuk stabil. Kenapa harus bergantung pada produksi pupuk nasional yang hingga saat ini belum sempurna," tegasnya.
ADVERTISEMENT
Ketua KPU Kabupaten Malang, Anis Suhartini, mengatakan jika dalam gelaran debat publik kedua ini, masing-masing Paslon sudah merasa puas.
"Saya melihat untuk debat kali ini masing-masing Paslon sudah puas, karena dari waktu kita sudah tambah 2 kali lipat. Dan pertanyaan panelis hanya satu sesi, lalu sisa waktunya digunakan untuk sesi lainnya," terangnya usai debat publik.
"Seperti memaparkan program kerja tadi waktunya ada 3 menit dari sebelumnya 1,5 menit. Ketika menjawab tadi juga waktunya 2 menit dari sebelumnya hanya 1 menit," sambungnya.
Lalu, terkait pendukung masing-masing Paslon yang pada gelaran debat pertama berhasil masuk gedung DPRD Kabupaten Malang, kali ini para pendukung tidak diijinkan masuk ke dalam gedung DPRD Kabupaten Malang.
Suasana dalam gedung. Foto: Ben
"Lalu terkait pendukung masing-masing Paslon tadi memang tidak kita ijinkan masuk gedung DPRD. Karena bagaimanapun juga gedung dewan ini menjadi satu kesatuan dari lokasi debat itu sendiri," pungkasnya.
ADVERTISEMENT