Konten Media Partner

Foto: dari Sampah untuk Masa Depan di Gubug Baca Lereng Busu

8 November 2020 12:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anak-anak membawa sampah. Foto: Ben
zoom-in-whitePerbesar
Anak-anak membawa sampah. Foto: Ben
ADVERTISEMENT
Hasil kerajinan tangan dari sampah. Foto: Ben
zoom-in-whitePerbesar
Hasil kerajinan tangan dari sampah. Foto: Ben
MALANG - Gubug baca yang didirikan Wahyu berada di Dusun Busu, Desa Slamparejo, Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang. Dinamakan Gubuk Baca Lereng Busu.
Hasil kerajinan tangan dari sampah. Foto: Ben
Disini, puluhan anak-anak dari tingkat PAUD hingga SMA, belajar di rumah warga yang dijadikan ruangan kelas. "Awalnya pada tahun 2016, tempatnya kecil sudah tidak muat. Akhirnya kita membuat seperti gubuk ini disamping rumah," tambah Wahyu.
Hasil kerajinan tangan dari sampah. Foto: Ben
Selain belajar mengajar mengenai materi sekolah pada umumnya, juga diajarkan berbagai keterampilan kerajinan tangan, hingga kesenian lokal Malang.
Anak-anak mengumpulkan sampah. Foto: Ben
Adanya tempat belajar ini, bertujuan sebagai pendorong anak-anak untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Membayar sekolah dengan sampah. Foto: Ben
"Lulusan perguruan tinggi di kampung saya ini masih belum banyak, dapat dihitung jari," imbuh Kusnadi, yang juga Pendiri Gubug Baca Lereng Busu.
ADVERTISEMENT
Beramai-ramai membawa sampah. Foto: Ben
Dia juga menambahkan, sebagian anak-anak disini tidak melanjutkan pendidikan bukan karena kekurangan ekonomi, melainkan jumlah hewan ternak mereka banyak. Akhirnya dari pada sekolah, lebih baik mengurus hewan ternak.
Sampah siap diolah. Foto: Ben
Selain itu, ada sesuatu yang menarik dalam sistem pembelajaran yang dilakukan di tempat ini. Yakni, siswa yang belajar cukup membayar dengan sampah.
Hasil jadi. Foto: Ben
"Hampir setiap hari mereka membawa sampah kesini, untuk diolah menjadi kerajinan tangan," ujar pria yang akrab dipanggil Abid ini.
Pigura foto dari sampah. Foto: Ben
Hasil kerajinan ini dijual untuk membantu membiayai operasional gubug baca. Beberapa kerajinan dari hasil daur ulang sampah ini misalnya tempat bolpoin, vas bunga, asbak, dan lainnya. Mereka menjualnya mulai harga Rp 15-75 ribu.
Belajar bersama. Foto: Ben
"Ini juga sebagai usaha kami mengurangi sampah, karena banyak orang yang masih membuang sampah rumah tangga di sungai," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Dari hasil usaha mereka, ada beberapa anak didik yang melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi. Mereka berharap, ini sebagai jalan agar daerah tinggal mereka lebih maju.