Konten Media Partner

Foto: Jeruk Keprok, dari Malang Mengalir hingga Jakarta

27 April 2019 18:07 WIB
clock
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Salah seorang pekerja di Desa Gadingkulon, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang berada di sela-sela lahan jeruk keprok, sabtu (27/4).(foto: Rino Hayyu S/Tugu Malang).
zoom-in-whitePerbesar
Salah seorang pekerja di Desa Gadingkulon, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang berada di sela-sela lahan jeruk keprok, sabtu (27/4).(foto: Rino Hayyu S/Tugu Malang).
ADVERTISEMENT
TUGUMALANG.ID- Hamparan kebun jeruk mulai menguning. Isyarat alam itu menarik senyum para pemilik kebun jeruk di Desa Gadingkulon, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang. Setelah sembilan bulan, kembang-kembang itu siap berubah menjadi pundi rezeki petani jeruk.
ADVERTISEMENT
Petikan jemari para petani itu membelai gerombolan jeruk kuning keprok. Satu per satu tangkainya pun dipetik. Jeruk berpindah dari pohon masuk ke kotak krat yang telah disiapkan. Dalam sehari, panen jeruk keprok ini mencapai 4 ribu kilogram atau 4 ton. Disebut Jeruk Keprok, karena jeruk ini digunakan untuk jus buah. Selain menggunakan alat jus, jeruk ini bisa menjadi jus dengan cara 'dikeprok' atau dipukul. Karena inilah, disebut Jeruk Keprok.
Salah seorang pekerja di Desa Gadingkulon, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang berada di lahan jeruk keprok, sabtu (27/4).(foto: Rino Hayyu S/Tugu Malang).
Jimy Satria (30), pemilik kebun menerangkan tiap kilogramnya jeruk tersebut dibeli dengan harga Rp 13 ribu. "Ini lagi bagus harganya," terang Jimy kepada tugumalang.id, sabtu (27/4). Menurutnya, dalam sekali musim panen ia biasa mendapatkan sekitar 70-80 ton per hektare jeruk.
Salah seorang pekerja di Desa Gadingkulon, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang berada di lahan jeruk keprok, sabtu (27/4).(foto: Rino Hayyu S/Tugu Malang).
Jimy menjelaskan harga paling terendah di kisaran Rp 8 ribu per kilogram. Pada Sabtu (27/4) siang, Jimy memanen jeruk bersama pembelinya. Tak heran jika is selalu bisa menjual habis hasil perkebunannya karena rasanya sangat manis.
ADVERTISEMENT
"Keproknya di sini manis semua, bisa dicicipi sendiri jeruknya hampir enggak terasa asam sama sekali," imbuhnya.
Salah seorang pekerja menata jeruk keprok di kebun jeruk yang ada di desa Gadingkulon, Dau, Kabupaten Malang, sabtu (27/4).(foto: Rino Hayyu S/Tugu Malang).
Selain itu, jeruk hasil kebunnya tersebut ternyata sudah ditunggu para pedagang di Solo, Jogjakarta, dan Jakarta. Jimy mengatakan jika produk jeruk di Gading kulon bisa awet sampai sebulan pascapanen. "Ditaruh kulkas malah bisa lebih lama itu," pungkas Jimy.
Jeruk keprok yang sudah dipanen ditata dengan rapi untuk kemudian dikirim keberabagai kota di Indonesia.(foto: Rino Hayyu S/Tugu Malang).
Reporter: Rino Hayyu S
Editor: Irham Thoriq