Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Foto: Jeruk Keprok, dari Malang Mengalir hingga Jakarta
27 April 2019 18:07 WIB
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:18 WIB
ADVERTISEMENT
TUGUMALANG.ID- Hamparan kebun jeruk mulai menguning. Isyarat alam itu menarik senyum para pemilik kebun jeruk di Desa Gadingkulon, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang. Setelah sembilan bulan, kembang-kembang itu siap berubah menjadi pundi rezeki petani jeruk.
ADVERTISEMENT
Petikan jemari para petani itu membelai gerombolan jeruk kuning keprok. Satu per satu tangkainya pun dipetik. Jeruk berpindah dari pohon masuk ke kotak krat yang telah disiapkan. Dalam sehari, panen jeruk keprok ini mencapai 4 ribu kilogram atau 4 ton. Disebut Jeruk Keprok, karena jeruk ini digunakan untuk jus buah. Selain menggunakan alat jus, jeruk ini bisa menjadi jus dengan cara 'dikeprok' atau dipukul. Karena inilah, disebut Jeruk Keprok.
Jimy Satria (30), pemilik kebun menerangkan tiap kilogramnya jeruk tersebut dibeli dengan harga Rp 13 ribu. "Ini lagi bagus harganya," terang Jimy kepada tugumalang.id, sabtu (27/4). Menurutnya, dalam sekali musim panen ia biasa mendapatkan sekitar 70-80 ton per hektare jeruk.
Jimy menjelaskan harga paling terendah di kisaran Rp 8 ribu per kilogram. Pada Sabtu (27/4) siang, Jimy memanen jeruk bersama pembelinya. Tak heran jika is selalu bisa menjual habis hasil perkebunannya karena rasanya sangat manis.
ADVERTISEMENT
"Keproknya di sini manis semua, bisa dicicipi sendiri jeruknya hampir enggak terasa asam sama sekali," imbuhnya.
Selain itu, jeruk hasil kebunnya tersebut ternyata sudah ditunggu para pedagang di Solo, Jogjakarta, dan Jakarta. Jimy mengatakan jika produk jeruk di Gading kulon bisa awet sampai sebulan pascapanen. "Ditaruh kulkas malah bisa lebih lama itu," pungkas Jimy.
Reporter: Rino Hayyu S
Editor: Irham Thoriq