Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten Media Partner
Foto: Semarak Karnaval 1.000 Bantengan Nuswantara di Kota Batu
7 Agustus 2022 16:40 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Jadi Obat Kerinduan Masyarakat Pecinta Seni Bantengan
BATU - Aroma kemenyan dan dupa menguar kuat di sepanjang jalanan Panglima Sudirman hingga Balai Kota Batu lama, pada Minggu (8/8/2022).
ADVERTISEMENT
Di sepanjang jalur protokol kota wisata itu menjadi arena karnaval atau kirab massal pegiat seni budaya bantengan se-Malang Raya.
Karnaval bantengan dengan ciri khas atraksi kalap atau kesurupannya itu praktis menjadi tontonan warga yang ditunggu-tunggu. Wisatawan yang sedang berkunjung ke Kota Batu itu juga tak ingin melewatkan perhelatan akbar kesenian itu.
Sedari pagi, mereka sudah tumpek blek memenuhi sepanjang jalan untuk menonton atraksi kalap para pemain bantengan. Total ada sekitar 1.500 peserta yang terlibat dalam kirab bertajuk "Karnaval 1.000 Banteng" dalam peringatan 14 tahun Bantengan Nuswantara.
Secara bergantian, masing-masing kelompok saling unjuk diri mulai titik start di simpang empat BCA hingga Balai Kota lama. Mulai melecutkan pecut atau cemeti, memakan dupa, menghirup asap kemenyan, hingga kalap atau kesurupan menjadi-jadi.
ADVERTISEMENT
Pertunjukan seni bantengan memang menjadi aksi paling ditunggu-tunggu, khususnya warga Kota Batu. Apalagi, sudah dua tahun berselang, mereka tak bisa lagi menonton pertunjukan seni itu lantaran pandemi COVID-19.
"Kangen mas liat bantengan. Biasanya tiap tahun, tiap bulan pasti di sini ya ada yang gelar bantengan. Tapi karena pandemi itu libur semua. Makanya sekarang saya belain turun ke kota buat nonton,'' kata Parman (32), warga Desa Sumberbrantas Kota Batu.
Hari itu, dari yang masih balita hingga tua antusias sekali melihat aksi bantengan itu. Begitu juga seniman bantengan cilik hingga tua dari berbagai daerah sekitar Kota Batu juga ikut memeriahkan kirab bantengan massal itu.
Peserta kirab ini juga ada yang datang dari luar daerah seperti Paguyuban Seni Bela Diri Pencak Silat Banteng Kembar Made asal Pacet, Mojokerto. Total dalam kirab itu, dia membawa 93 anggotanya untuk beratraksi di sana.
Salah satu anggotanya, Doni Fitrian mengatakan bahwa pihaknya sudah mempersiapkan diri dengan latihan sejak dua bulan yang lalu. ''Kami sangat antusias sekali begitu ada diundang kirab ini. Kami memang berkomitmen untuk melestarikan kesenian ini sejak 1962 silam kami berdiri,'' ujar Doni.
ADVERTISEMENT
Terpisah, anggota Dewan Kesenian Kota Batu (DKKB), Muhammad Anwar menuturkan bahwa karnaval ini memang menjadi obat kerinduan para pecinta seni bantengan setelah puasa pertunjukan hampir selama dua tahun.
Dalam kegiatan karnaval 1.000 banteng dengan “Sambung Roso Sambung Tresno” itu, diikuti oleh 50 grup bantengan dari Malang Raya dengan masing-masing grup terdiri dari 30 orang dengan total 1.500 peserta.
''Tentu saja ini semacam menjadi obat kerinduan masyarakat setelah dua tahun pandemi kami gak bisa berkarya. Semoga, pelestarian seni budaya tradisi ini tetap dapat bertahan selamanya,'' harapnya.
Di sisi lain, pertunjukan akbar ini juga berdampak positif terhadap perputaran kondisi ekonomi masyarakat. Terutama bagi mereka yang berjualan, berdagang, hingga petugas parkir di sepanjang lokasi bantengan seolah sedang memasuki masa panen besar-besar.
ADVERTISEMENT
''Bersyukur sekali dagangan cilok saya sudah habis jam segini (pukul 15.00 WIB). Biasanya saya jualan ya sampai malem, itu pun gak mesti habis,'' ungkap Suhartono, salah satu pedagang cilok di sana.