Gelagat Aneh Korban Kecelakaan Kereta Api di Malang Sebelum Meninggal

Konten Media Partner
11 September 2020 12:54 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Juli Setyahadi (kanan). Foto: Rizal Adhi
zoom-in-whitePerbesar
Juli Setyahadi (kanan). Foto: Rizal Adhi
ADVERTISEMENT
MALANG - Kecelakaan maut yang melibatkan kereta api Penataran Dhoho dengan mobil Xenia hitam yang mengangkut 7 orang warga Kepanjen, Kabupaten Malang, menyisakan duka tersendiri bagi keluarga.
ADVERTISEMENT
Juli Setyahadi (58), kakak dari Setiawan Junaidi (52), salah satu korban meninggal dunia, mengaku melihat perilaku aneh adiknya sebelum kecelakaan.
"Dia jadi sering ngopi di warung, padahal dia memiliki penyakit jantung yang membuat dirinya tidak boleh banyak-banyak minum kopi," ungkap Juli, di rumah duka, di Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, pada Jumat (11/9/2020).
Juli mengungkapkan, adiknya mengaku sehat-sehat saja setiap kali diingatkan agar tidak terlalu banyak minum kopi.
Juli juga menceritakan, jika pada saat kejadian, rombongan tersebut baru pulang mengikuti arisan. Padahal biasanya, Setiawan menyewa driver online, bukan menyetir sendiri.
"Dia biasanya mengantarkan istrinya arisan pakai sopir Grab, baru kali ini dia menyetir sendiri," bebernya.
Saat kejadian, Juli menceritakan, ayah tiga anak ini berangkat bersama istri dan anaknya yang paling kecil. Anak dan istrinya berhasil selamat dan sedang dalam perawatan di RSUD Kanjuruhan Kepanjen.
ADVERTISEMENT
"Keduanya sudah sadar sekarang, tapi masih dirawat di RSUD Kanjuruhan Kepanjen," terangnya.
Juli juga menceritakan, adiknya adalah anak ketiga dari 5 bersaudara. Sehari-hari, Setiawan bekerja di salah satu perusahaan penukaran uang di Kepanjen. Biasanya, menginap di kantor agar tidak terlambat kerja.
"Biasanya tinggal di dalam kantor. Dia bekerja di penukaran uang yang letaknya sebelah utara BCA Kepanjen," jelasnya.
Terakhir, Juli berkata, kemungkinan adiknya meninggal akibat gegar otak.