Geliat Coban Jahe di Tengah Pandemi

Konten Media Partner
4 Agustus 2020 10:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Coban Jahe. Foto: Rizal Adhi.
zoom-in-whitePerbesar
Coban Jahe. Foto: Rizal Adhi.
ADVERTISEMENT
MALANG - Dampak dari anjloknya perekonomian akibat pandemi COVID-19 masih dirasakan oleh pelaku usaha di sektor pariwisata.
ADVERTISEMENT
Pasalnya, selain belum bisa leluasa buka kembali, mekanisme uji coba pembukaan juga belum signifikan. Hal ini karena wisatawan masih enggan berkunjung ke berbagai objek wisata.
Tidak terkecuali Coban Jahe di Desa Taji, Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang. Kini, harus berjuang dengan cara apapun agar tetap bisa hidup di tengah pandemi COVID-19.
Hadi Suyitno. Foto: Rizal Adhi.
"Ini masih uji coba untuk pembersihan tempat wisata sambil menunggu proses resminya pembukaan wisata se-Malang Raya dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Malang," terang Pengelola Objek Wisata Coban Jahe, Hadi Suyitno, pada Senin (3/7/2020).
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Malang juga belum memberikan keputusan resmi soal kapan wisata Coban Jahe bisa buka kembali.
"Kita sudah mengajukan sejak Juli kemarin, tapi sampai saat ini belum ada hasilnya," beber pemilik CV Cahaya Pratama selaku pengelola objek wisata Coban Jahe sejak 2019 ini.
Coban Jahe. Foto: Rizal Adhi.
Saat ini, Coban Jahe terus melakukan uji coba pembukaan objek wisata saja, sehingga wisatawan yang datang hanya sekitar 10 persen dari biasanya.
ADVERTISEMENT
"Pengunjung yang datang sekarang ya cuma 10 persen dan hanya beli-beli makanan. Palingan cuma 10-20 orang saja sehari wisatawan yang datang," ungkapnya.
Ditutup sejak 23 Maret 2020, Hadi mengatakan, para karyawan dan pedagang yang biasa menggantungkan hidup di Coban Jahe kini kesulitan mencari nafkah.
"Dampaknya masyarakat yang biasa bekerja di sini jadi merasa kesulitan mencari nafkah. Cari pekerjaan lain juga susah, karena di tempat lain juga tutup," jelasnya.
Hasilnya, sekitar 40 karyawan di Coban Jahe yang kebanyakan adalah ibu-ibu kini bekerja sebagai kuli. "Jadi, yang biasa kerja di loket sekarang harus tanam bunga, meratakan tanah, kuli cangkul dan kuli babat," ungkapnya.
Para karyawan yang kebanyakan ibu-ibu inipun hanya sanggup bekerja sebagai kuli setengah hari saja. Ini membuat upah yang diterima juga tidak maksimal, hanya sekitar Rp 35 ribu perhari.
ADVERTISEMENT
Terakhir, Hadi berharap agar objek wisata Coban Jahe bisa dibuka kembali. Dia menegaskan jika Coban Jahe sudah siap menerapkan protokol kesehatan untuk mencegah penularan COVID-19.
"Protokol kesehatannya sudah siap seperti tempat cuci tangan, mewajibkannya wisatawan wajib pakai masker dan penerapan physical distancing," tukasnya.
Sementara itu, Camat Jabung, Hadi Sucipto, menerangkan jika Coban Jahe, Coban Siu, Coban Sisir, Coban Jodo dan Coban Jidor sudah mulai buka kembali.
"Buka dengan tetap menerapkan protokol kesehatan. Pengawasan dari kecamatan melalui tim gugus tugas, kita lakukan sosialisasi Perbub (Peraturan Bupati) 20 tentang protokol kesehatan," ujar Hadi.
Dia menambahkan, gugus tugas kecamatan juga rutin melakukan operasi dan sosialisasi secara berkala. "Bagi pengunjung yang tidak memakai masker akan disuruh balik," paparnya.
ADVERTISEMENT
Kendati hanya 10 persen pengunjung dari biasanya, Camat Jabung mengatakan jika Coban Jahe adalah yang paling ramai dikunjungi wisatawan daripada coban-coban lain di Kecamatan Jabung.
"Paling banyak kunjungan wisatawan saat ini di Coban Jahe saja," ucapnya.
Terakhir, Cipto mengungkapkan, kendala penerapan protokol kesehatan ada di kesadaran wisatawan sendiri.
"Wisatawan kalau mau masuk di loket itu diperiksa, tapi saat berselfie tidak yakin memakai masker atau tidak. Jadi kita harus terus selalu mengingatkan," pungkasnya.