Geliatkan Literasi, Di Tempat Ini Baca Buku Gratis Kopi

Konten Media Partner
7 Mei 2019 14:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Hendro Prasetyo di Kedai Buku Semut Alas yang dia dirikan. (foto: Irham Thoriq/Tugu Malang).
TUGUMALANG.ID-Isi ruko di Jalan Tlogomas, Kota Malang ini berbeda dengan ruko pada umumnya. Ya, isi ruko tersebut adalah buku-buku. Ada buku bekas, ada buku baru.
ADVERTISEMENT
Nama tempat ini adalah Kedai Buku Semut Alas. Buku-buku tersebut dijual bebas. Tapi, bagi yang tidak punya uang untuk membeli, atau hanya sekedar ingin baca-baca saja, tidak masalah.
Soalnya, si penjual yakni Hendro Prasetyo,31, memang menyiapkan tempat kayaknya kafe di ruko tersebut untuk para pembaca buku.”Sekilas dari luar memang seperti warung kopi, tapi ini bukan warung kopi, tapi tempat jualan buku,” kata Hendro kepada tugumalang,id, media online partner resmi kumparan.com.
Tidak hanya menyediakan tempat, Hendro juga menyediakan kopi atau teh gratis bagi pengunjung.”Saya tanyakan dulu, apakah masih lama. Kalau masih lama dan orangnya tidak terburu-buru, saya buatkan kopi atau teh, tapi kalau Ramadan begini tidak kita buatkan,” kata Hendro lantas tertawa.
Hendro Prasetyo di Kedai Buku Semut Alas yang dia dirikan. (foto: Irham Thoriq/Tugu Malang).
ADVERTISEMENT
Saat ditanya, apakah tidak rugi menyediakan kopi dan teh gratis.”Ya anggap saja sedekah, nanti dapat uangnya dari jualan buku,” imbuh alumnus Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ini.
Hendro sadar kalau bisnis perbukuan cukup unik dibandingkan bisnis lain. Ini karena tidak semua orang minat baca dan beli buku.”Ya bagaimana lagi, ini sudah passion saya,” imbuh pria satu orang anak ini.
Hendro Prasetyo di Kedai Buku Semut Alas yang dia dirikan. (foto: Irham Thoriq/Tugu Malang).
Selain menyediakan minuman gratis agar orang mau membaca buku, setiap hari sabtu tempat ini juga menyediakan diskusi. Temanya tentang hal-hal terkini.”Seperti bahaya media sosial, gerakan sosial, dan lain-lain. Narasumbernya teman-teman sendiri, tentu saja narasumbernya tidak dapat honor,” imbuh suami dari Ikrotul Fitriah,30, ini.
Terkait usaha jual beli buku, Hendro sudah memulainya sejak 2014 lalu. Ketika itu, modal Hendro sekitar Rp 20 juta. Saat ini, ada buku dari sekitar seratus penerbit dijual oleh Hendro.”Awal motivasi menjual buku karena saya gelisah ketika kuliah, ada beberapa buku bagus tidak dijual di toko buku besar,” katanya.”Sehingga kita harus ke Jogjakarta untuk dapat buku bagus itu, makanya saya bikin usaha ini,” pungkasnya.
ADVERTISEMENT
Reporter : Irham Thoriq