Guru SMAN 3 Malang Temukan Tengkorak Diduga Macan Tutul Jawa yang Terancam Punah

Konten Media Partner
7 September 2020 17:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kerangka tengkorak kepala diduga satwa karnivora kucing besar yang diduga kepala Macan Tutul Jawa atau Harimau Jawa yang sudah punah. Foto: Ulul Azmy
zoom-in-whitePerbesar
Kerangka tengkorak kepala diduga satwa karnivora kucing besar yang diduga kepala Macan Tutul Jawa atau Harimau Jawa yang sudah punah. Foto: Ulul Azmy
ADVERTISEMENT
MALANG - Sebuah kerangka atau tengkorak diduga kepala satwa karnivora jenis spesies dari bangsa (ordo) kucing besar ditemukan di aliran sungai Kali Metro, Kelurahan Merjosari, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, pada Jumat malam (4/9/2020).
ADVERTISEMENT
Tengkorak ini ditemukan oleh Guru Seni SMAN 3 Malang, Lulut Edi Santoso, saat susur sungai mencari artefak peninggalan Kerajaan Kanjuruhan.
Saat ditemukan, tulang kepala sudah tidak seratus persen utuh. Bagian rahang bawahnya hilang. Ditemukan di kedalaman sekitar 1 meter terjepit bebatuan di aliran Sungai Kali Metro. Ditaksir, umur tengkorak lebih dari 50 tahun.
Serah terima kerangka tengkorak diduga Harimau Jawa yang sudah punah dari tokoh masyarakat Kelurahan Merjosari ke BBKSDA Jatim. Foto: Ulul Azmy
Jika menilik struktur visual tulangnya, diduga jenis tengkorak ini bisa jadi milik Macan Tutul Jawa (Panthera Pardus Melas) atau bahkan kepala Harimau Jawa (Panthera Tigris Sondaica) yang kini sudah dinyatakan punah.
Sementara itu, Kepala Seksi Wilayah VI Probolinggo Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Timur, Mamat Suhimat, menuturkan kemungkinan besar tengkorak ini adalah milik macan tutul jawa yang statusnya kini kritis terancam punah (critically endangered).
ADVERTISEMENT
"Kalau harimau jawa ini ukuran (tengkorak) terlalu kecil. Kemungkinan paling dekat macan tutul karena secara populasi disini masih ada, habitatnya ada di Gunung Kawi. Sungai ini kan hilir dari sungai disana,'' ungkap Mamat, pada Senin (7/9/2020).
Lebih lanjut, kepastian ini akan terungkap setelah dilakukan uji laboratorium oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) di Bogor.
Pihaknya juga melakukan rekonstruksi kronologi penemuan sebagai bahan materi penelusuran mengungkap jenis tengkorak ini.
''Harapan kami kesini dapat cerita dan kronologi persis penemuan tengkorak ini, kok bisa ujug-ujug baru ditemukan sekarang. Ini juga baru pertama kali. Nah ini bisa menjadi bahan penyelidikan kami,'' terangnya.
Merunut catatan BBKSDA Jatim, populasi macan tutul jawa ini masih bisa dijumpai di kawasan Cagar Alam Pulau Sempu dan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS).
ADVERTISEMENT
Selain itu, BBKSDA juga mencatat laporan warga yang pernah melihat macan tutul muncul di sekitaran kawasan Gunung Kawi dan Panderman.
Selain itu, Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) juga mencatat laporan warga yang pernah melihat macan tutul muncul di sekitaran kawasan Gunung Kawi dan Panderman.
Perihal jumlah populasi satwa predator ini sendiri belum bisa dipastikan lebih lanjut. Mengingat wilayah pengamatan dan pemantauan hewan konservasi dari BBKSDA hanya terbatas di Hutan Konservasi.
''Gunung Kawi itu hutan lindung milik Perhutani. Kita hanya tahu keberadaan populasi macan tutul hanya berdasar pada informasi warga disana banyak ditemukan jejak dan kotorannya. Sama halnya di Cagar Alam Sempu,'' pungkasnya.