Hackathon Sprint Asia 2019, Adu Inovasi Dompet Digital Masa Kini

Konten Media Partner
8 September 2019 22:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tim Blank asal Yogyakarta yang sukses menjadi jawara utama di gelaran Hackathon Srpint Asia 6-8 September di Universitas Brawijaya. (Foto: Raisa Hashina Rosalini/Tugu Malang)
zoom-in-whitePerbesar
Tim Blank asal Yogyakarta yang sukses menjadi jawara utama di gelaran Hackathon Srpint Asia 6-8 September di Universitas Brawijaya. (Foto: Raisa Hashina Rosalini/Tugu Malang)
ADVERTISEMENT
TUGUMALANG.ID – Aplikasi Arta buatan tim Blank asal Yogyakarta akhirnya dinobatkan menjadi jawara dalam ajang adu inovasi teknologi pembuatan aplikasi, Hackathon Sprint Asia 2019 pada 6-8 September di Aula Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya. Mereka terpilih setelah sukses menyingkirkan 24 kontestan lain di ajang penuh gengsi tersebut.
ADVERTISEMENT
Acara yang diinisiasi oleh PT Sprint Asia Technology itu sendiri sengaja digelar guna memunculkan inovasi teknologi untuk pembuatan aplikasi, khususnya pembuatan dompet digital atau yang lebih dikenal sebagai e-wallet. Selain itu CEO Sprint Asia Technology menyatakan bahwa karena gencarnya kemudahan transaksi melalui online saat ini membuat pihaknya ingin berinovasi untuk membuat aplikasi e-wallet di Indonesia.
“Tujuannya adalah untuk mencari ide-ide ‘liar’ dari para milenial dan teknologi. Mereka yang ketagihan akan teknologi dan sebelumnya belum pernah terpikirkan oleh kita,” kata CEO PT Sprint Asia Technology, Setyo Harsoyo.
CEO PT Sprint Asia Technology, Setyo Harsoyo. (Foto: Dokumen)
Menyadari bahwa mereka sebagai salah satu penyedia jasa infrastruktur digital, Sprint Asia Technology bekerja sama dengan Universitas Brawijaya menggelar acara untuk mencari programer muda dalam mengembangkan perangkat lunak, yakni dalam acara Hackathon Sprint Asia: Millenials and Technology yang digelar selama 3 hari tersebut.
ADVERTISEMENT
“Dengan mengembangkan less-cash kami harap dapat mengurangi penggunaan uang yang beredar, sehingga dapat mengurangi biaya produksi hingga keamanan, serta dapat mempercepat dan mempermudah transaksi,” lanjut Setyo.
Untuk diketahui, Hackathon Sprint Asia 2019 diikuti oleh 25 kontestan dari seluruh penjuru Indonesia. Ajang ini terdiri dari tiga tahapan, antara lain analisis konsep, inovasi mendesain aplikasi, dan terakhir coding dan pengimplementasian sistem.
Sedangkan untuk penjurian, para peserta dinilai oleh 7 juri yang didatangkan dari Jakarta dan perwakilan dari kampus. Penilainan tentunya berkaitan dengan visi dan misi mulai dari desain, kerapian coding aplikasi, hingga keamanannya.
Salah seorang wakil dari Tim Blank yang sukses menjadi jawara dengan aplikasi bernama Arta berharap jika nantinya PT Sprint Asia Technology bisa terus melakukan pengembangan lebih lanjut. “Dengan adanya acara ini, kami berharap Sprint (PT Sprint Asia Technology) dapat mengimplementasikan usaha kami dan melakukan marketing sehingga dapat menarik masyarakat lebih cepat,” terang pria bernama Gazi tersebut.
ADVERTISEMENT
Reporter: Raisa Hashina Rosalini
Editor: Gigih Mazda