Hari Ibu, Rektor Uniga: Keberhasilan Saya Tak Luput dari Doa Ibu

Dyah Sawitri (kanan) dan ibu (kiri). Foto: dok

MALANG - Hari Ibu yang diperingati setiap tanggal 22 Desember, memberi banyak makna bagi setiap orang yang terlahir di dunia. Seperti halnya Rektor Universitas Gajayana (Uniga) Malang, Prof Dr Dyah Sawitri. Bagi dia, keberhasilan yang telah dicapainya, tak luput dari doa seorang ibu.

Dyah menyebutkan, banyak pembelajaran hidup yang telah diajarkan oleh ibunya, Hj Siti Khasanah.

"Ibu saya itu sangat mulia, tekun ibadah. Pembelajaran dari ibu saya yang membawa saya selalu kuat. Ibu saya selalu berpesan untuk selalu tekun, tawakal, pasrah, dan ajarannya itu sampai saat ini melekat dan saya terapkan di keluarga saya," terangnya.

Tak hanya itu, ibunya pun berpesan agar selalu menjadi orang yang bernilai dan memberikan manfaat untuk sesama. "Meskipun ibu saya sangat kuno, tetapi selalu mengajarkan anaknya untuk melakukan hal baik dan tidak membenci orang lain," pujinya.

Dengan bangga, Dyah menceritakan bahwa ibunya berpesan agar tidak menjadi orang yang selalu mengingat kebaikan yang telah diberikan untuk orang lain, dan jangan pernah mengingat kejelekan orang lain terhadap dirinya.

"Hidup itu hanya sesaat. Jangan suka mengancam dan mencela. Itu akan merugikan diri kita sendiri," ucapnya.

Dyah mengatakan, ibu harus mempunyai peranan strategis terlebih di era 4.0 dengan menanamkan karakter anak yang harus dimulai sejak dini.

"Menjadi seorang ibu itu bukan suatu perkejaan yang mudah karena masa depan bangsa ditentukan oleh bagaimana ibu mendidik anak sesuai dengan kebutuhannya. Seorang ibu harus mengetahui akhlak dan akidah. Kita sebagai ibu punya tanggung jawab yang besar, peranan yang strategis, mendampingi dengan hati," katanya.

Menurut dia, hari ibu merupakan bentuk apresiasi atau penghargaan untuk perjuangan perempuan di Indonesia.(ads)