Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
MALANG - Himpunan Mahasiswa Program Studi Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Malang (FEB Unisma) mengadakan webinar nasional bertajuk Industri Keuangan Syariah dalam Mendukung UMKM di Era New Normal, secara luring dan daring, pada Kamis (22/10/2020).
ADVERTISEMENT
Acara dibuka oleh Dekan FEB Unisma, Nur Diana SE MSi, yang menyatakan bahwa webinar ini adalah kegiatan pembuka dari rangkaian kegiatan memperingati Hari Santri Nasional yang dilaksanakan FEB Unisma, dengan tema Persembahan Santri untuk Negeri, yang puncaknya bakal digelar pada Senin (26/10/2020).
Dalam sambutannya, Diana mengatakan, sektor UMKM merupakan sektor yang terimbas krisis akibat pandemi Corona.
Kebijakan era normal yang memberikan batasan dalam berinteraksi sesuai protokol kesehatan, kata dia, menyebabkan terjadi perubahan perilaku ekonomi.
"Beda dengan krisis moneter 1997, sektor UMKM justru menjadi penopang perekonomian Indonesia yang tahan banting," sebutnya.
"Untuk itu, pada masa krisis kesehatan, dukungan industri keuangan syariah sangat sesuai untuk mendukung kebangkitan UMKM," imbuhnya.
Diana mengatakan, industri ini tidak semata profit oriented, tetapi juga memperhatikan sisi kemanusiaan dan keislaman. Apalagi, pembiayaan UMKM banyak bergerak di sektor riil yang cocok untuk menggerakan perekonomian nasional.
ADVERTISEMENT
Webinar ini menghadirkan 2 pemateri, yakni Ketua Otoritas Jasa Keuangan Kota Malang, Sugiarto Kasmuri dan Area Manager Bank Syariah Mandiri Kota Malang, Moh Endry Dzul Fikri.
Sugiarto Kasmuri menyatakan, kondisi pandemi saat ini memiliki multiplier effect dalam berbagai sektor. Mulai dari sektor kesehatan yang berdampak pada sektor sosial.
"Dimana adanya pembatasan sosial sehingga berdampak pada penurunan aktifitas ekonomi. Dimana terjadi penurunan tingkat konsumsi masyarakat sehingga turut berdampak pada sektor keuangan. Dimana terjadi penurunan tingkat investasi dan para investor mulai menarik dana (pull-out)," jelasnya.
Sementara Endry Dzul menyampaikan materi bertajuk Alternatif Pembiayaan dan Pendanaan Syariah Bagi UMKM Industri Halal: Dari Ultra Mikro sampai Menengah.
Dia memaparkan, Bank Syariah Mandiri saat ini punya modal aset Rp 5-30 triliun dengan 700 kantor cabang diseluruh Indonesia,
"Portofolio pembiayaan sektor UMKM oleh Bank Syariah Mandiri sebesar Rp 11,3 triliun dengan 35 ribu pelaku usaha dari level mikro, kecil, menengah. Dengan skema 59 persen murabahah dan sisanya 41 persen campuran antara musyarakah ijarah qardh," bebernya.(ads)
ADVERTISEMENT