Hari Santri Nasional 2020, Momentum Revolusi Kesehatan di Pondok Pesantren

Konten Media Partner
22 Oktober 2020 12:44 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical

Opini: apt Alif Firman Firdausy SFarm MBiomed - Dosen Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Alif Firman. Foto: dok
zoom-in-whitePerbesar
Alif Firman. Foto: dok
ADVERTISEMENT
Hari Santri Nasional yang diperingati setiap tanggal 22 Oktober sejak 5 tahun silam, pada tahun ini terasa sangat berbeda dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Kondisi pandemi COVID-19 yang melanda seluruh dunia, termasuk di Indonesia, memberikan dampak yang signifikan dan meluas. Hampir setiap sektor kehidupan masyarakat di Indonesia merasakan akibat yang ditimbulkan oleh wabah ini baik secara langsung maupun tidak langsung. Tidak terkecuali bidang pendidikan pun menjadi salah satu yang terdampak. Bagaimana tidak, sudah hampir 2 semester ini siswa di berbagai jenjang tingkat pendidikan diharuskan untuk menerima pelajaran dari rumah masing-masing tanpa bisa bertatap muka dengan guru sebagaimana biasanya, begitupun juga yang dialami di dunia pendidikan pesantren.
ADVERTISEMENT
Pesantren sebagai lembaga pendidikan tertua di Indonesia telah ada sejak abad ke-14 tepatnya saat zaman penyebaran Agama Islam tanah Jawa oleh Walisongo. Sejak saat itu hingga sekarang jumlah pesantren di Indonesia terus mengalami peningkatan. Tercatat pada Pangkalan Data Pondok Pesantren (PDPP) Ditpontren Kementerian Agama Republik Indonesia, jumlah pesantren terdaftar di Indonesia pada tahun 2020 mencapai angka 27.722 unit dengan total sebanyak 4.173.494 santri aktif tersebar di berbagai wilayah di Indonesia. Namun tingginya populasi santri senantiasa tidak diikuti dengan peningkatan kondisi kesehatan yang ada di pondok pesantren. Paradigma lama yang seringkali terdengar di tengah-tengah masyarakat bahwasannya kaum santri kerap dicap sebagai pribadi yang kurang memperhatikan aspek kebersihan dan kesehatan tampaknya sedikit demi sedikit mulai bergeser dengan tumbuhnya fasilitas-fasilitas kesehatan di lingkungan pesantren. Sebagai salah satu contoh fasilitas kesehatan pesantren yang menjadi percontohan adalah Rumah Sakit Unipdu Pondok Pesantren Darul Ulum dan Pusat Kesehatan Pesantren (Puskestren) milik Ponpes Tebuireng. Tidak hanya kepada santri, Puskestren Tebuireng bahkan mampu memberikan pelayanan kesehatan yang prima kepada masyarakat di sekitar pondok pesantren karena dilengkapi dengan fasilitas rawat inap yang memadai dengan bantuan tenaga-tenaga kesehatan yang profesional mulai dari dokter umum, dokter gigi, perawat, hingga apoteker. Selain dengan banyaknya pesantren-pesantren yang telah merintis berdirinya Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren) di lingkungannya masing-masing, bukti bahwa kesehatan pesantren kini bukan lagi hal yang bisa dianggap rendah adalah dengan berdirinya sejumlah lembaga pendidikan formal baik setingkat pendidikan menengah maupun perguruan tinggi yang salah satu unit pendidikannya adalah di bidang kesehatan. Beberapa di antaranya adalah Unipdu milik Pondok Pesantren Darul Ulum Jombang, Universitas Ibrahimy milik Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo Situbondo, dan Stikes Hafshawaty di bawah naungan Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong serta banyak lagi lembaga pendidikan formal yang berasal dari pesantren lainnya yang memiliki program studi ilmu-ilmu kesehatan seperti farmasi, keperawatan, kesehatan masyarakat, kebidanan, dan lain sebagainya.
ADVERTISEMENT
Fenomena di atas membuktikan bahwa pada dasarnya, pesantren mampu untuk mewujudkan kesejahteraan di bidang kesehatan bagi santrinya. Sumberdaya yang ada dan dihasilkan oleh pesantren terbukti mampu berkarir di bidang kesehatan bahkan tenaga-tenaga kesehatan yang berasal dari pesantren memiliki ciri khas dan keunggulan tersendiri, sebagaimana para alumni santri tersebut selain dibekali dengan ilmu kesehatan juga ditempa dengan ilmu-ilmu agama yang tentu saja tidak didapatkan oleh profesional medis yang bukan berlatar belakang pendidikan pesantren. Harapannya tentu saja ini semua dapat berimbas pada peningkatan mutu kesehatan bagi para santri yang sedang menempuh pendidikan di pesantren. Kondisi pandemi yang terjadi pada saat ini hendaknya dapat menjadi ajang bagi para profesional kesehatan yang dibesarkan dari lingkungan pesantren untuk berkhidmah kepada almamaternya, dengan turut mensosialisasikan pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), membantu menciptakan program maupun sistem yang mendukung penjaminan kesehatan bagi seluruh warga pesantren, membantu menghubungkan lembaga kesehatan yang berada di bawah naungan pondok pesantren dengan pemerintah melalui bantuan-bantuan Kementerian Kesehatan maupun Kementerian Agama dalam rangka menciptakan kondisi pesantren yang tangguh.
ADVERTISEMENT
Momentum Hari Santri Nasional 2020 “Santri sehat Indonesia kuat” dinilai sangat tepat sebagai suatu titik balik perubahan dari paradigma lama santri yang cenderung abai akan urusan kebersihan dan kesehatan menuju suatu budaya baru santri nasional yang sehat dan menjunjung tinggi kebersihan lingkungan di sekitarnya. Dengan mengusung semangat resolusi jihad 22 Oktober 1945, sudah saatnya di tahun 2020 ini semangat tersebut dibawa dan diimplementasikan ke dalam semangat revolusi kesehatan di Indonesia. Dimulai dari internal santri itu sendiri untuk kemudian disokong oleh kebijakan-kebijakan pemerintah demi tercapainya sumberdaya masyarakat Indonesia yang kuat dan berakhlaqul karimah.(*)