Harsono, Penggagas Bondowoso All Community yang Juga Tokoh Penggerak Anak Muda

Konten Media Partner
16 Januari 2021 15:52 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Harsono. Foto: dok
zoom-in-whitePerbesar
Harsono. Foto: dok
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
BONDOWOSO - Pakdhe Nono, begitu dia akrab disapa. Pria asal Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur ini, dikenal sebagai aktivis lingkungan dan kemanusiaan di daerahnya.
ADVERTISEMENT
Tak berhenti disitu, pria yang bernama lengkap Moh Harsono (45) ini, juga punya tekad kuat untuk mendorong peran serta anak muda agar lebih peka terhadap lingkungan lewat berbagai bentuk kegiatan.
Misalnya, aksi World Clean Ups Day Tahun 2019-2020 dan membentuk Bank Sampah. Bahkan, dia juga Penggagas Bondowoso All Community (BAC) sejak 2019 lalu, yang menaungi berbagai komunitas se-Kabupaten Bondowoso.
World Clean Ups Day. Foto: dok
Lulusan S1 jurusan Administrasi Publik di Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Pembangunan Jember ini, mengaku lebih banyak beraktivitas di luar kota. Kendati demikian, saat berada di rumah, dia merasa prihatin lantaran melihat kebiasaan anak muda yang dinilai kurang berfaedah.
"Saya aktivitasnya cenderung banyak di Jember. Kemudian pada saat saya ada waktu luang di rumah, saya jalan-jalan di kampung. Di situlah saya melihat ada suatu kebiasaan yang salah. Mereka hanya jagongan (nongkrong), ngobrol, ngopi, ini, itu, akhirnya gak ada kegiatan yang dilakukan," katanya.
ADVERTISEMENT
Akhirnya, nuraninya pun bergerak. Diapun mencoba masuk dalam lingkungan kawula muda itu. Mencari salah seorang yang bisa diajak diskusi, dengan harapan dapat membuat perubahan.
Harsono (tengah). Foto: dok
"Saya coba nyari beberapa orang yang bisa diajak ngobrol. Kita duduk, lalu di situlah saya bilang, ayo lakukan sesuatu supaya teman-teman anak muda di sini berubah," sambung Pakdhe Nono.
Hal tersebut berlanjut hingga terbentuklah perkumpulan pemuda yang bernama Rengkapraya. Aktivitasnya sederhana. Terkadang hanya membagi-bagikan nasi kotak selepas sholat jumat pada yang membutuhkan hingga membuat kegiatan untuk anak yatim. Kendati demikian, kegiatan tersebut tetaplah bermakna.
Sementara melalui BAC, dia juga berhasil melahirkan beberapa komunitas dengan inovasi cemerlang yang menyasar masyarakat luas. Seperti komunitas Manusia Peduli Lingkungan (MPL). Serta program Bank Sampah dan program Penukaran Jelantah dengan Emas.
Salah satu kegiatan Harsono. Foto: dok
Tak tanggung-tanggung, di setiap aksinya kerap mendapat dukungan dari Pemerintah Daerah Bondowoso. Bahkan, Climate Change Frontier (CCF) juga bersinergi dengannya.
ADVERTISEMENT
"Lewat BAC, saya mengerucut ke temen-temen yang fokus lingkungan. Akhirnya muncullah MPL. Dari situ terkumpullah orang-orang yang memang peduli pada lingkungan. Apakah itu lingkungan hutan, persampahan, dan rata-rata kegiatan yang kami lakukan dimainkan oleh pemuda," bebernya.
"Sesekali kami gandeng adek-adek Pramuka hingga Pemerintah Daerah Bondowoso yang mendukung dengan dinas yang menangani," imbuhnya.
Menurut Nono, peran pemuda sebagai agen perubahan, terbilang besar dan sangat berpengaruh. Teringat pernyataan Bung Karno yang mengatakan: Beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia.
Baginya, anak muda memiliki semangat yang menggebu-gebu, mudah diajak bergerak, dan inovatif.
Disamping itu, menurutnya tak ada yang sulit perihal mengajak anak muda untuk peduli lingkungan. "Kata kucncinya, kalau kita sudah niat enjoy aja, yang penting kita sebagai penggerak harus lakukan komunikasi pada pimpinan dengan tepat," ujarnya.
ADVERTISEMENT
"Contoh, di ketua komunitas atau pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes), saat kita pendekatan kalau sudah merasa waktunya tepat, baru kita tembak, klik, ini kita punya program begini, begini, begini, Alhamdulillah 90 persen tidak ada kendala," tandasnya
Ke depan, dia berpesan agar para pemuda ini terus bergerak. Walaupun merangkak, tetaplah berusaha. Lantaran pemuda merupakan aset yang sangat diharapkan untuk melakukan perubahan mulai dari daerahnya masing-masing.
"Saya yakin pemuda kita sebetulnya bisa. Tinggal lakukan pendekatan saja. Mereka (pemuda) hanya butuh pengakuan. Tidak perlu banyak modal yang dikeluarkan. Cukup kita diskusi dan senang seadanya, kemudian langsung aksi," tutupnya.(ads)