Ibadah di Tengah Pandemi, GKJW Suwaru Rayakan Natal dengan Sederhana

Konten Media Partner
25 Desember 2020 13:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
GKJW Suwaru. Foto: Rizal Adhi
zoom-in-whitePerbesar
GKJW Suwaru. Foto: Rizal Adhi
ADVERTISEMENT
MALANG - Natal tahun ini dirasakan berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Khususnya bagi warga Desa Suwaru, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Malang. Pasalnya, tidak ada lagi keramaian di gereja dan tidak ada lagi kegiatan makan bersama usai ibadah Natal di Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW) Jemaat Suwaru.
ADVERTISEMENT
Kendati demikian, Pendeta GKJW Jemaat Suwaru, Sungkono, tetap bersyukur masih bisa merayakan Natal secara sederhana.
"Pandemi mengajarkan pada kami untuk terus bersyukur. Karena Natal ini masih bisa dirayakan dengan kesederhanaan. Jadi bukan gebyarnya, bukan makanannya, tapi makna Natal itu bagaimana," ungkapnya, usai memimpin Ibadah Natal, pada Jumat (25/12/2020).
GKJW Suwaru. Foto: Rizal Adhi
Sungkono menuturkan, pandemi COVID-19 ini adalah sang gelap dan kesadaran untuk menjalankan protokol kesehatan adalah sang terang.
"Sang terang yang datang menerangi hari manusia, dan saat ini yang gelap itu adalah pandemi ini. Dan sisi terang ini bahwa iman harus pakai akal juga, artinya memakai akal adalah dengan menerapkan protokol kesehatan dengan baik," tuturnya.
Oleh karena itu, jumlah jemaat yang beribadah Natal tahun ini akan dipecah menjadi 2 kloter. Sementara untuk jemaat lanjut usia dan anak-anak, bisa menjalankan ibadah Natal secara daring. Sehingga, physical distancing bisa dijalankan dengan baik.
GKJW Suwaru. Foto: Rizal Adhi
"Gereja kita saat ini sebenarnya muat sampai 400-500 jemaat, tapi sekarang hanya diisi hanya sekitar 114 jemaat saja. Tujuannya agar protokol kesehatan berjalan dengan baik, dan saat pulang tidak berkerumun," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Dia menjelaskan, ibadah daring bukan hal baru bagi jemaat GKJW Jemaat Suwaru. Kejadian tersebut pernah terjadi saat akan melaksanakan perjamuan kudus.
"Sebenarnya dulu pernah ada kejadian, kita mau ada perjamuan kudus. Tapi karena ada warga kita kena COVID-19, jadi semuanya tidak jadi dan dilaksanakan secara daring," ungkapnya.
Sungkono. Foto: Rizal Adhi
Terakhir, Sungkono mengatakan, saat ibadah Natal tahun lalu, warga yang beribadah bisa mencapai seribu orang.
"Setiap Minggu itu yang hadir untuk ibadah ada sekitar 300 jemaat dari total 500 Kepala Keluarga (KK). Kalau saat Natal sebelum pandemi itu yang ibadah bisa 800-1000 jemaat," ucapnya.
"Jadi di luar sampai pakai tenda. Jemaat saat tanggal 24 malam itu sudah banyak yang hadir. Saat tanggal 25 juga seperti itu, dan ada perayaan Natal di kelompok masing-masing," pungkasnya.
ADVERTISEMENT