Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.96.1
Konten Media Partner
Inovasi Desa Ampeldento di Malang, TKD Disulap Jadi Wisata Edukasi Pertanian
15 Desember 2020 13:25 WIB
ADVERTISEMENT
MALANG - Sadar akan potensi pariwisata di daerahnya, aparatur Pemerintah Desa Ampeldento, Kapangploso, Kabupaten Malang berencana menjadikan aset tanah di desanya menjadi sentra pariwisata baru. Total ada tanah kas desa (TKD) dengan luas sekitar 1,7 hektare akan dijadikan sentra wisata bertema pertanian dan olahraga.
ADVERTISEMENT
Sebenarnya, potensi desa wisata ini mulai terlihat sejak adanya Nendes Kombet (NK) Coffee di dekat lokasi TKD sekitar 2 bulan terakhir. Usaha swasta di bidang kuliner ini menyajikan lanskap pemandangan alam dan lahan pertanian sayur organik. Selain itu, di kawasan ini juga jadi pusat olahraga karena ada fasilitas jogging track.
"Saya lihat, sejak ada NK Coffee beserta fasilitas jogging tracknya itu apresiasi warga positif sekali. Saya lihat warga setiap minggu selalu bikin kegiatan senam. Kalau pagi sore, ada banyak yang jogging dan olahraga,'' kata Sekretaris Desa Ampeldento, Iksan Faris Wibowo.
Dari situlah, ide proyeksi pengembangan jadi desa wisata ini muncul. Apalagi, konsep desa wisata ini diklaim Faris menjadi solusi masalah sampah di Kalimewek yang tak kunjung selesai sejak 6 tahun lalu. Bahkan, sampai berkonflik dengan desa tetangga.
ADVERTISEMENT
"Nanti dibangun jembatan penghubung antara Desa Ampeldento dan Desa Ngijo. Biar sama-sama berkembang saling memanfaatkan potensi daerah masing-masing,'' jelasnya.
Yang jelas, program desa wisata di Ampeldento nantinya lebih mengarah ke wisata agro alias pertanian sayur mayur organik. Tidak hanya itu, tapi juga dibuat program edukasi pertanian. "Bisa belajar, lalu langsung praktek di lapangan. Gak hanya wisata, jadi juga ada sisi edukasi,'' imbuhnya.
Lebih jauh, program desa wisata ini belum sepenuhnya berjalan. Namun, dari musyawarah desa, semua warga kata dia sudah sepakat untuk mengelola TKD ini untuk jadi sentra wisata. Dengan begitu, ada pemasukan baru yang masuk di kas desa.
"Saat ini, kita masih terkendala masalah-masalah internal. Juga kita sedang nunggu izin dari Bupati Malang, karena tertunda Pilkada kemarin. Kami optimis, program ini disetujui Bupati juga, demi desa ini juga sendiri,'' ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Nantinya, meski dalam pengembangan desa wisata ini melibatkan pihak ketiga alias investor, desa tetap untung. Karena sifat perjanjian sewa aset tanah dari investor hanya berlangsung selama 15 tahun.
Selebihnya, semua akan dikembalikan pada desa. Selama 15 tahun itu, desa juga masih dapat bagi hasil 15 persen dan pengelolaan unit-unit lainnya seperti parkir misalnya. Selain itu, nanti di atas lahan ini juga akan dibangun fasilitas penunjang lain seperti ruko, gedung Bumdes, Gedung PKK, Gedung Polindes hingga Pujasera.