Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten Media Partner
Insiden Kereta di Malang Jalan Sendiri Berulang Kali Terjadi
19 November 2020 15:24 WIB
Bukan yang Pertama
ADVERTISEMENT
MALANG - Kejadian kereta api berjalan sendiri di Malang, bukan yang pertama kali terjadi. Hal ini diungkapkan salah seorang saksi mata yang tinggal di pemukiman pinggiran Stasiun Kota Lama Malang, Slamet Effendy (45).
ADVERTISEMENT
Kata dia, dulu peristiwa serupa juga pernah terjadi di lokasi yang sama, pada sekitar tahun 2000 dan 2011 silam.
''Sepengetahuan saya disini sudah 3 kali. Pertama, pada tahun 2000-an dulu. Kedua, pada 2011 itu juga KA Gajayana. Kejadian kedua malah nabrak rumah warga sampai ada satu anak meninggal,'' ungkapnya, pada Kamis (19/11/2020).
Diketahui, persisnya 4 Januari 2011 silam, peristiwa kereta 'larat' ini bahkan menabrak tiga rumah warga di Simpang Peltu Sujono RT 11 RW 9, Kelurahan Ciptomulyo, Kecamatan Sukun, Kota Malang. Imbasnya, satu anak usia 2,5 tahun tewas dan satu anak usia 1,5 tahun luka-luka.
Sementara, pada peristiwa kemarin, hampir saja mencelakai puluhan pekerja proyek yang sedang melakukan perbaikan rel kereta api di jalur 2.
ADVERTISEMENT
''Spontan saja, saya langsung teriak ke mereka (pekerja proyek) biar mereka menghindar. Untung saja mereka dengar. Beruntung kemarin itu gak ada korban jiwa,'' ucapnya lega.
Terpisah, hal senada juga dikatakan Pengamat Kereta Api di Malang, Tjahjana Indra Kusuma, bahwa peristiwa ini juga bukan hal baru dijumpainya.
Dia menuturkan, selain dua kejadian yang diketahui, juga pernah terjadi kereta larat sejak 1980-an.
"Sepengetahuan saya juga pernah liat kereta barang (kereta tangki kosong) meluncur ke Kepanjen. Ada pula, gerbong lokomotif sekitar tahun 1980-an juga pernah hampir keluar di rel embong brantas itu,'' bebernya.
Menurut dia, dengan kejadian yang terus berulang ini, sudah seharusnya dijadikan pembelajaran dan antisipasi sejak dini.
''Harusnya kalau sudah gini kan harus ada SOP antisipasi ya. Saya melihatnya ada faktor human error selain faktor topografi dari kedua stasiun ini,'' tegasnya.
ADVERTISEMENT