Jumlah Produksi Rokok Meningkat di Masa Pandemi

Konten Media Partner
5 Februari 2021 14:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pabrik rokok Gudang Baru. Foto: Rizal Adhi
zoom-in-whitePerbesar
Pabrik rokok Gudang Baru. Foto: Rizal Adhi
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
MALANG - Pandemi COVID-19 berdampak pada perekonomian masyarakat di Indonesia. Namun, ada beberapa sektor perekonomian yang justru mendapatkan berkah, salah satunya bisnis rokok.
ADVERTISEMENT
Humas HRD PT Gudang Baru Berkah, Didit Ardiyanto, mengatakan jika selama masa pandemi ini, jumlah produksi rokok mereka meningkat.
"Kalau dari sisi produksi ada penambahan hampir 10 sampai 20 persen. Satu minggu untuk kretek itu biasanya 14 ribu bal, setelah adanya pandemi ini bisa 17 ribu bal," ungkapnya, pada Jumat (05/02/2021).
Pabrik rokok Gudang Baru. Foto: Rizal Adhi
"Satu bal itu tergantung merk, kalau satu press rata 10 pack rokok. Kalau bal itu ada yang 10 press, ada juga yang 20 press," sambungnya.
Didit berspekulasi, saat pandemi ada banyak orang yang bekerja dari rumah, sehingga memungkinkan jumlah konsumsi rokok mereka meningkat.
Selain itu, dengan peningkatan jumlah produksi rokok ini, tentu diimbangi dengan peningkatan jumlah pemasukan juga. "Kalau untuk pemasukan, sebenarnya kalau dari sisi umum meningkatkan, tapi kalau dari sisi dalam kita menurun," ungkapnya. Penurunan dari sisi dalam yang dimaksud Didit adalah dana pengeluaran untuk pencegahan COVID-19.
ADVERTISEMENT
"Karena pengeluaran untuk COVID-19 juga banyak. Misalnya ada karyawan tidak enak badan langsung rapid tes, kan biayanya juga banyak," bebernya.
Kendati demikian, PT Gudang Baru Berkah tetap mengutamakan protokol kesehatan agar tidak terjadi klaster baru penyebaran COVID-19. "Sudah ada pemasangan sekat-sekat (antar karyawan) untuk mengantisipasi penyebaran COVID-19," ujarnya.
Dia mengatakan, hal ini terbukti cukup ampuh. Pasalnya, penerapan protokol kesehatan di PT Gudang Baru Berkah berhasil menanggulangi serbuan virus asal Wuhan, China ini.
"Dulu mulai bulan Maret 2020 sampai Mei 2020 kita menerapkan WFH (Work From Home) 50 persen. Lalu saat lebaran mulai masuk lagi itu kita ada tes semua, total karyawan 3.900 sekian. Alhamdulillah tidak ada yang terkena COVID-19," pungkasnya.
ADVERTISEMENT