Jurus Jitu Membangun Jejaring Informasi dan Narasumber

Konten Media Partner
20 Maret 2022 16:04 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pakar Komunikasi dan Motivator Nasional, Dr Aqua Dwipayana dalam Sharing Komunikasi dan Motivasi di Fellowship Jurnalisme Pendidikan (FJP) Batch IV. Foto: tangkapan layar
zoom-in-whitePerbesar
Pakar Komunikasi dan Motivator Nasional, Dr Aqua Dwipayana dalam Sharing Komunikasi dan Motivasi di Fellowship Jurnalisme Pendidikan (FJP) Batch IV. Foto: tangkapan layar
ADVERTISEMENT
MALANG - Pakar Komunikasi dan Motivator Nasional, Dr Aqua Dwipayana punya jurus jitu dalam membangun jejaring informasi dan narasumber. Jejaring narasumber merupakan aset penting bagi seorang wartawan dalam kerja jurnalistiknya.
ADVERTISEMENT
Narasumber adalah sumber informasi dan data paling penting dalam kerja jurnalistik. Sebab itu, diperlukan keluwesan wartawan dalam menjalin hubungan itu. Wartawan profesional pasti sadar soal penting tidaknya merawat jejaring mereka demi profesionalitas kerja jurnalistiknya.
Penulis buku super best seller Trilogi The Power of Silaturahim tersebut membagikan pengalamannya dalam sesi Sharing Komunikasi dan Motivasi di Fellowship Jurnalisme Pendidikan (FJP) Batch IV yang diselenggarakan oleh Gerakan Wartawan Peduli Pendidikan (GWPP), pada Sabtu 19 Maret 2022.
Pakar Komunikasi dan Motivator Nasional, Dr Aqua Dwipayana (kiri) dan Direktur GWPP, Nurcholis MA Basyari (kanan), dalam Sharing Komunikasi dan Motivasi di Fellowship Jurnalisme Pendidikan (FJP) Batch IV. Foto: tangkapan layar
Pada dasarnya, pria yang juga mantan wartawan sejak era 1980-an di berbagai media ini, mempunyai filosofi yang kuat dalam membangun hubungan sosial.
''Semua orang adalah guru. Sedikit banyaknya pasti akan memberikan ilmu dan manfaat buat orang lain itu,'' tutur Aqua.
ADVERTISEMENT
Dari pijakan filosofis itu, lanjut dia, alangkah baik jika manfaat itu terus bertumbuh, salah satunya dengan silaturahmi. Silaturahmi bukan hanya soalan ikatan manusia, tapi juga bermanfaat bagi seorang wartawan.
Manfaat itu sudah dirasakan pria kelahiran Pematang Siantar, Sumatera Utara, pada 23 Januari 1970 itu, sejak menjadi wartawan di bangku SMA. Misalnya, Dr Aqua seringkali mendapatkan berita eksklusif karena silaturahmi yang sering tidak disengaja.
Menurut Aqua, berita eksklusif yang berbeda dari media lainnya ini lahir karena faktor kepercayaan (trust) dari narasumber kepada wartawan. Faktor trust ini didapatnya dari silaturahmi yang tak kenal henti dan tanpa kepentingan apapun.
''Membangun hubungan baik itu abadi. Meski tidak dalam waktu wawancara, saya sering menyapa dia, berkunjung ke rumah mereka. Bahkan sampai saat ini saya terus menjalin silaturahmi dengan narsum saya dulu,'' kisahnya.
ADVERTISEMENT
Dengan begitu, jejaring yang luas juga bisa menjadi peluang baik dalam iklim dunia media yang kian kompetitif. Kendati begitu, silaturahmi tetap harus didasari dengan rasa tanpa pamrih. Sesuai pengalaman Dr Aqua, silaturahmi harus didasari dengan komitmen peduli, rendah hati, dan utamanya saling mendoakan.
''Silaturahmi ya silaturahmi, jangan dicampur dengan kepentingan. Jangan memikirkan apa yang akan kita dapat dari situ, tapi apa yang bisa kita berikan kepada seseorang,'' kata pria yang pensiun jadi wartawan pada 1994 ini.
Doktor Komunikasi lulusan Fikom Universitas Padjadjaran ini mengatakan bahwa menjadi seorang jurnalis memang bukan hal yang mudah. Sehari-hari, wartawan dituntut untuk menyajikan berita sesuai fakta dan data yang valid.
''Itu sudah jadi semacam prinsip. Rintangan pasti selalu ada. Namun tidak dengan silaturahmi harus tetap terjalin. Meski saya juga pernah hampir diancam narasumber, tapi saya tetap rendah hati karena kerja ini saya niatkan untuk ibadah,'' tuturnya.
ADVERTISEMENT
''Profesi wartawan itu sangat mulia karena mereka memberikan nilai-nilai positif. Sebab itu, niatkan menjalani profesi ini untuk menebar kebaikan dan kebajikan kepada siapapun. Jadilah jurnalis yang sukses sebagai jurnalis masa depan,'' pesannya.
Perlu diketahui, FJP diinisiasi oleh PT Paragon Technology and Innovation berkolaborasi dengan GWPP. FJP yang akan berlangsung hingga Mei 2022 secara virtual melalui Zoom ini, akan mencakup aspek pelatihan, praktik, dan pendampingan.
Ada lima mentor kapabel yang mendampingi dalam program yang berlangsung hingga Mei 2022 mendatang. Mereka adalah Nurcholis MA Basyari, M Nasir, Haryo Prasetyo, Frans Surdiasis, dan Tri Juli Sukaryana.
Dalam FJP Batch IV ini kembali dipilih 15 peserta jurnalis dari berbagai daerah di Indonesia. Salah satunya Wartawan tugumalang.id, M Ulul Azmy yang terpilih menjadi salah satu peserta.(*)
ADVERTISEMENT